SOKOGURU, JAKARTA- Merespons trend permintaan kelapa global yang terus meningkat, Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) akan segera mengakselerasi pembangunan industri kelapa dari hulu hingga hilir terutama di sentra-sentra penghasil.
Hal itu disampaikan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, seusai melakukan audiensi dengan Koalisi Pemerintah Kabupaten Penghasil Kelapa (Kopek) di Jakarta, Minggu, 25 Mei 2025.
“Kelapa Indonesia sekarang ini lagi diminati dunia. Dimana China itu mengimpor dan beberapa negara lainnya termasuk Malaysia mengimpor kelapa dari Indonesia,” ujarnya, seperti dikutip siaran resmi Kementan.
Baca juga: Industri Hilir Kelapa Berpotensi Tingkatkan Ekspor dan Perkuat Pasar Internasional
Akibat permintaan kelapa global yang terus meningkat itu, lanjutnya, Kementan bersama Kopek sepakat untuk mempercepat pengembangan hilirisasi dan industri kelapa nasional.
Kesepakatan ini diambil sebagai langkah serius Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mengakselerasi nilai tambah produk kelapa sebagai salah satu komoditas unggulan ekspor Indonesia.
Menurut Mentan Amran, pihaknya sejak Minggu pagi menggelar rapat bersama Kopek untuk gerak cepat menindaklanjuti arahan Presiden Prabowo Subianto dalam rapat terbatas (ratas) pada Jumat lalu di Istana Merdeka, Jakarta.
Baca juga: Industri Makanan Eropa Butuh Kelapa Kering, Ini Potensi Bisnis untuk UKM Indonesia
Dalam ratas tersebut, ujar Amran,Presiden memanggil sejumlah menteri dan satuan tugas (satgas) hilirisasi untuk membahas percepatan proyek hilirisasi nasional serta tindak lanjut proyek prioritas di berbagai sektor strategis, termasuk sektor pertanian.
“Atas perintah Bapak Presiden, kami akan membangun industri hilirisasi, insyaallah mulai tahun ini,”sambung Mentan Amran.
Mentan Amran menambahkan permintaan kelapa global yang terus meningkat turut mendorong kenaikan harga kelapa secara signifikan. “Harga kelapa naik tinggi dari Rp1.300 menjadi Rp4.000, Rp5.000, bahkan Rp7.000 per kilo. Jadi sekarang, selamat bagi petani kelapa Indonesia,” tambahnya.
Baca juga: Mendag Lepas Ekspor Produk Kelapa Lampung Senilai Rp25,30 Miliar
Mentan Amran juga meminta Kopek untuk lebih aktif dan serius dalam mendorong program hilirisasi, termasuk mendorong investasi industri pengolahan kelapa di daerah-daerah sentra produksi.
“Momentum ini tidak boleh kita lewatkan. Petani harus sejahtera, dan nilai tambah harus tinggal di daerah,”kata Amran.
Tidak hanya itu, sebagai bagian dari strategi peningkatan produktivitas dan efisiensi lahan, Mentan Amran juga mendorong sistem tumpang sari di kawasan kelapa.
Ia meminta agar di lahan kelapa juga ditanami padi, jagung, cacao dan komoditas pangan lainnya yang cocok secara agroklimat. Langkah ini diyakini akan meningkatkan pendapatan petani serta mendukung ketahanan pangan nasional.
“Kita harus memaksimalkan lahan. Di bawah kelapa bisa ditanam padi, bisa juga jagung. Jadi petani panen kelapa, panen juga jagung dan padi. Ini cara percepat swasembada dan naikkan pendapatan petani,” pungkas Amran.
Berikut ini 10 kabupaten/kota sentra kelapa di Indonesia yakni Kabupaten Indragiri Hilir (Riau), Tanjung Jabung Timur (Jambi), Banggai (Sulawesi Tengah), Tanjung Jabung Barat (Jambi), Sumenep (Jawa Timur), Halmahera Utara ( Maluku Utara), Banyuasin (Sumatera Selatan), Minahasa Selatan (Sulawesi Utara), Pandeglang (Banten), Padang Pariaman (Sumatera Barat). (SG-1)