SOKOGURU, BANDUNG- Penguatan kualitas pembinaan mahasiswa sangat penting sebagai fondasi utama dalam meningkatkan prestasi di berbagai kompetisi nasional.
Sebabnya, saat ini terdapat banyak kompetisi yang berdekatan, sehingga perlu penataan agar seluruh kompetisi diposisikan secara setara, tanpa ada yang dianggap lebih tinggi dari yang lain.
Demikian disampaikan Direktur Kemahasiswaan Universitas Padjadjaran (Unpad), Inu Isnaeni Sidiq, Ph.D, dalam sarasehan di Ruang Serbaguna Lantai 4 Kampus Unpad Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, Selasa, 18 November 2025.
“Pelaksanaan pembinaan di perguruan tinggi itu sangat penting supaya bisa meningkatkan kualitas peserta dan pembinaan,” ujarnya, seperti dikutip Kanal Media Unpad.
Selain Inu, hadir juga sebagai narasumber, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Mulawarman, Prof. Dr. H. Mohammad Bazhar, M.Si. Diskusi dimoderatori oleh Tim Pengembang Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (ONMIPA) 2025 Unpad Juliandri, M.Si., Ph.D.
Sebagai bagian dari rangkaian ONMIPA 2025, Unpad selaku tuan rumah menyelenggarakan sarasehan bertajuk Peningkatan Kualitas Pembinaan Peserta ONMIPA: Peran Krusial Kepemimpinan Perguruan Tinggi.
Baca juga: Sebanyak 47 Mahasiswa Unpad Dilepas Rektor, Siap Berkompetisi di Ajang Nasional dan Internasional
Ketua Panitia ONMIPA 2025, Prof. Iman Rahayu, dalam sambutannya mengatakan, ada berbagai kegiatan di Direktorat Pembelajaraan Mahasiswa (Belmawa) yang menjadi kesempatan untuk memperkuat pembinaan mahasiswa.
“Pembinaan seperti itu sangat penting dan menjadi hal yang krusial bagi kepemimpinan perguruan tinggi,” ujarnya.
Prof. Iman berharap diskusi itu menjadi ruang untuk bertukar masukan dan pengalaman dari perwakilan berbagai perguruan tinggi.
Menurutnya, beragam pengalaman yang disampaikan penting untuk disinergikan dan dirumuskan menjadi rekomendasi yang dapat disampaikan kepada para pimpinan di kementerian.
Sementara itu, Prof. Bazhar dalam materinya menegaskan, pembinaan mahasiswa harus dilakukan secara terintegrasi melalui kolaborasi dan dukungan berjenjang dari tingkat fakultas hingga universitas.
“Pembinaan itu sebenarnya adalah kolaborasi, jangan berjalan secara parsial. Bagaimana pembinaan bisa mengakomodir kegiatan-kegiatan supaya tidak terpisah-pisah,” imbuhnya.
Melalui kegiatan sarasehan itu, lanjut Bazhar, para pembina dan peserta diharapkan memperoleh perspektif baru dalam memperkuat pola pembinaan dan meningkatkan sinergi antarpemangku kepentingan.
Upaya tersebut diharapkan dapat mendorong lahirnya ekosistem pembinaan yang lebih terarah dan berkesinambungan, sehingga mampu melahirkan lebih banyak talenta unggul yang siap berkompetisi di tingkat nasional maupun internasional. (SG-1)