KETIKA langkah pertama Du Anyam dimulai di desa-desa terpencil di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), mungkin tak banyak yang menyangka bahwa sebuah perjalanan 10 tahun kemudian akan membawa para perempuan penganyam lontar ke panggung global.
Du Anyam, sebuah wirausaha sosial yang fokus pada pemberdayaan perempuan melalui kerajinan anyaman daun lontar, kini merayakan dekade kesuksesannya dengan bangga.
Pada Jumat (13/9), Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM), Teten Masduki memberikan apresiasi besar terhadap pencapaian Du Anyam yang telah membuka jalan bagi para perempuan NTT untuk mendapatkan pengakuan dunia.
Baca juga: Siapkan Warga Binaan Lapas Jadi Wirausaha Batik, Kemenperin Beri Pelatihan membatik
Dalam acara pelepasan ekspor kerajinan lontar dari Kabupaten Flores Timur ke pasar internasional, Teten menekankan bahwa Du Anyam bukan hanya menjadi agregator yang menghubungkan pengrajin lokal dengan pasar global.
Du Anyam telah juga menjadi teladan bagaimana wirausaha sosial bisa menggerakkan perekonomian desa dan melestarikan budaya lokal.
“Du Anyam telah berhasil membawa inovasi yang bukan hanya berdampak pada ekonomi, tetapi juga menjadi pilar pelestarian budaya anyaman perempuan di NTT,” ungkap Teten secara virtual.
“Ini adalah contoh nyata dari sinergi antara pemerintah dan wirausaha sosial dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis masyarakat,” jelasnya.
Kekuatan Kolaborasi dan Transformasi Anyaman Daun Lontar
Dalam 10 tahun perjalanannya, Du Anyam tidak hanya memperkenalkan kerajinan lontar kepada pasar nasional, tetapi juga mengirimkan produk ke 52 negara di dunia.
Produk-produk ini bukan sekadar barang jualan, melainkan representasi dari ketekunan, keterampilan turun-temurun, dan kekuatan perempuan dalam menciptakan perubahan ekonomi serta sosial.
Hanna Keraf, pendiri Du Anyam, menceritakan bahwa di balik setiap kerajinan yang dijual, ada cerita kekuatan perempuan yang terinspirasi dari pohon lontar, pohon yang bagi masyarakat Pulau Rote dan Sabu disebut sebagai "pohon kehidupan."
Baca juga: Program Entrepreneur Hub Jadi Solusi Atasi Deindustrialisasi dan Cetak Wirausaha Muda
“Kami tidak hanya menciptakan produk bernilai, tetapi juga memberi perempuan kesempatan untuk memimpin, merencanakan masa depan, dan membuat keputusan penting bagi kehidupan mereka dan anak-anak mereka,” jelas Hanna.
Du Anyam hingga September 2023 telah mengirimkan 13 kontainer kerajinan lontar ke pasar domestik dan internasional.
Dengan target penjualan lebih dari 450.000 produk hingga 2028, mereka bertekad terus memperluas pasar dan berinovasi tanpa melupakan komitmen pada keberlanjutan dan pemberdayaan perempuan.
Du Anyam, Inspirasi Pemberdayaan Perempuan di Indonesia
Menteri Teten melihat kesuksesan Du Anyam sebagai contoh ideal bagaimana wirausaha sosial dapat tumbuh dengan dukungan pemerintah.
“Program Du Anyam telah menjadi inspirasi bagi pemerintah daerah untuk mengembangkan potensi lokal masing-masing, khususnya melalui penggunaan sumber daya alam unggulan seperti daun lontar yang memiliki nilai tambah tinggi,” tegas Teten.
Sementara itu, Temmy Setya Permana, Plt. Deputi Bidang UKM Kemenkop UKM, menambahkan bahwa model bisnis seperti Du Anyam harus didorong untuk ekspor karena memberikan manfaat langsung bagi masyarakat setempat.
“Kami berharap pola seperti ini bisa direplikasi oleh berbagai pihak, sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah dan memberdayakan masyarakat desa,” kata Temmy.
Kolaborasi antara Du Anyam dan sektor swasta juga patut diapresiasi. Bank DBS Indonesia melalui DBS Foundation telah mendukung Du Anyam sejak 2017.
Mona Monika, Head of Group Strategic Marketing & Communications Bank DBS Indonesia, menjelaskan bahwa Du Anyam menjadi salah satu contoh bagaimana hibah dari DBS Foundation telah membantu mendorong wirausaha sosial untuk berdampak lebih luas, terutama dalam memberdayakan perempuan dan mendorong keberlanjutan melalui praktik bisnis yang bertanggung jawab.
Angkat Harkat Perempuan NTT ke Kancah Global
Pj. Bupati Flores Timur, Sulastri Rasyid, dalam kesempatan tersebut juga memuji Du Anyam sebagai pilar yang telah membantu meningkatkan martabat perempuan Flores Timur.
“Dengan ulang tahun ke-10 ini, kami berharap Du Anyam dan perempuan di Flores Timur semakin inovatif dan kreatif dalam berkarya, sehingga bisa mengangkat harkat perempuan NTT di mata dunia,” ujarnya.
Untuk mendukung keberlanjutan program ini, Pemkab Flores Timur melalui Dinas Perkebunan akan merancang kebijakan penanaman kembali pohon lontar, guna memastikan bahan baku utama kerajinan lontar tetap lestari dan tersedia bagi generasi mendatang.
Baca juga: Dorong Wirausaha Baru, Pemkab Kepulauan Seribu Gelar Pelatihan Olah Hasil Pertanian
Perjalanan Du Anyam membuktikan bahwa pemberdayaan perempuan dapat menjadi kunci penting dalam pembangunan ekonomi lokal dan global.
Dengan semangat inovasi dan kolaborasi, Du Anyam tidak hanya menghasilkan produk anyaman berkualitas, tetapi juga menciptakan perubahan sosial yang nyata.
Sepuluh tahun ini hanyalah awal dari perjalanan panjang yang diharapkan akan terus membawa dampak positif bagi perempuan dan masyarakat NTT ke depannya. (SG-2)