Ekonomi

Siapkan Warga Binaan Lapas Jadi Wirausaha Batik, Kemenperin Beri Pelatihan membatik

Ditjen  IKMA Kemenperin berkolaborasi dengan Ditjen  Pemasyarakatan Kemenkum HAM,  mengadakan pembinaan Penumbuhan dan Pengembangan Wirausaha Baru IKM Batik, di Lapas Cipinang, Jakarta Timur, 3-7 September. 
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
09 September 2024
Salah satu kegiatan pembinaan yang baru saja dilaksanakan Ditjen IKMA Kemenperin adalah Penumbuhan dan Pengembangan WUB IKM Batik di Lapas Cipinang, Jakarta Timur pada 3-7 September 2024. (Dok. Kemenperin)

SALAH satu bentuk pembinaan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (Ditjen IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin)  adalah fasilitasi bimbingan teknis di Lembaga Pemasyarakatan (lapas) di berbagai daerah di Indonesia.

 

“Kegiatan tersebut merupakan kolaborasi dengan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia,” ujar Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kemenperin, Reni Yanita di Jakarta, Minggu (8/9), dalam rilis Kemenperin.

.

Menurutnya, kegiatan bimbingan teknis di lapas tersebut berupa pelatihan proses produksi.  Diberikan kepada warga binaan lapas yang akan memasuki akhir masa pembinaan. 

 

Baca juga: Kemenperin Beri Bimbingan Produksi dan Kewirausahaan ke IKM Furnitur di Kota Banjar

 

“Diharapkan kegiatan itu dapat memberikan bekal dan persiapan kepada para warga binaan saat kembali ke masyarakat,” papar Reni.

 

Lebih lanjut, ia mengemukakan pada 3-7 September 2024 pihaknya mengadakan kegiatan pembinaan Penumbuhan dan Pengembangan Wirausaha Baru (WUB)  IKM Batik di Lapas Cipinang, Jakarta Timur 

 

Kegiatan yang juga merupakan hasil kolaborasi Kemenperin dengan Yayasan Batik Indonesia (YBI) tersebut, sambung Reni,  diikuti oleh 25 orang peserta warga binaan Lapas.

 

“Penumbuhan dan pengembangan wirausaha baru IKM merupakan program prioritas Ditjen IKMA. Dengan bersinergi bersama Ditjen Pemasyarakatan Kemenkumham, kami berharap dapat menumbuhkan pelaku IKM dari warga binaan lapas,” imbuhnya. 

 

Pelatihan produksi batik dipilih karena sektor industri batik memiliki potensi untuk dikembangkan baik berupa produk kain, maupun produk turunannya seperti pakaian jadi, aksesoris hingga home decoration yang menjadi tren di kalangan anak muda. 

 

“Produk batik memiliki potensi pasar ekspor yang harus dimaksimalkan. Hal ini ditunjukkan dengan kinerja ekspor batik dan produk batik pada periode Januari - Juli 2024 yang mencapai angka USD9,09 juta,” terangnya.

 

Dirjen IKMA berharap kegiatan yang dilaksanakan dapat menumbuhkan bibit pelaku usaha batik. Kemenperin juga berkolaborasi dengan Yayasan Batik Indonesia sehingga materi dan metode bimbingan teknis yang diberikan dapat mendorong kreativitas peserta untuk menghasilkan produk yang memiliki daya jual dan daya saing.

 

“Saya ingin menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah mendukung penyelenggaraan kegiatan ini sehingga dapat terlaksana dengan baik dan dapat memberikan manfaat kepada para peserta warga binaan lapas yang hendak kembali ke masyarakat,” ujarnya lagi. 

 

Sementara itu, Direktur Industri Aneka dan IKM Kimia, Sandang dan Kerajinan, Alexandra Arri Cahyani, mengatakan, para peserta memperoleh informasi dan pelatihan keterampilan membatik dengan teknik batik tulis dan batik cap.

 

“Kami berharap para peserta selain mampu untuk menjalankan usaha, juga dapat terserap tenaga dan keahliannya oleh para pelaku usaha batik yang telah ada, sehingga keahlian dan keterampilan yang telah didapat menjadi jaring pengaman sosial bagi warga binaan, agar tidak kembali mengulangi kesalahan di masa lampau,” jelas Alexandra. (SG-1)