SokoKreatif

Lihat Proses Produksi Namira Ecoprint, Mendag Busan: Inovasi, Kualitas, dan Keberlanjutan Kunci UMKM Mendunia

Meskipun belum melakukan ekspor dalam skala besar, UMKM Namira Ecoprint berhasil menarik minat buyer dari mancanegara, seperti Meksiko, Italia, dan Kanada.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
14 November 2025
<p>Menteri Perdagangan Budi Santoso mengunjungi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Namira Ecoprint milik Didik Edy Susilo yang berdiri sejak 2019 di Surabaya, Jawa Timur, Kamis, 13 November 2025.</p>

<p> </p>

Menteri Perdagangan Budi Santoso mengunjungi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Namira Ecoprint milik Didik Edy Susilo yang berdiri sejak 2019 di Surabaya, Jawa Timur, Kamis, 13 November 2025.

 

SOKOGURU, SURABAYA- Di sela kunjungan kerjanya menghadiri kampanye Gernas Mapan di Pasar Rakyat Sememi, Surabaya, Jawa Timur, Menteri Perdagangan Budi Santoso (Mendag Busan) mengunjungi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Namira Ecoprint.

Pada kunjungan yang  berlangsung pada Kamis, 13 November 2025  itu, ia  mengapresiasi inovasi yang ramah lingkungan dan menegaskan, kunci utama agar pelaku UMKM dapat bersaing di pasar global adalah inovasi dan peningkatan kualitas produk.

Turut mendampingi Mendag Busan, yakni Sekretaris Jenderal Kemendag Isy Karim dan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (Dirjen PDN) Kemendag Iqbal Shoffan Shofwan.

Baca juga: Melihat Batik Ecoprint Beragam Warna di Paviliun Jateng Inacraft 2024

Namira Ecoprint merupakan UMKM asal Surabaya yang didirikan sejak 2019 dan bergerak di bidang fesyen berkelanjutan (sustainable fashion) dengan produk ecoprint, yakni teknik pewarnaan dan pembuatan motif pada kain, kulit, atau material lainnya menggunakan bahan-bahan alami.

Produk hasil ecoprint buatan Namira Ecoprint menjadi contoh ideal inovasi pelaku UMKM dalam meningkatkan kualitas produk sekaligus selaras dengan tren keberlanjutan (sustainability) dalam gaya hidup global.

“Namira Ecoprint adalah contoh nyata produk fesyen Indonesia dengan keunggulan pemanfaatan bahan alam, yang memberikan value produk,” ujar Busan.

Baca juga: Ikut Pameran, Kunci Keberhasilan Ecoprint Kampung Cengkeh Meraih Peluang Pasar

Dengan mengedepankan inovasi, prinsip ramah lingkungan serta penguatan kualitas produk, sambung Mendag, produk Namira Ecoprint memiliki daya saing sehingga mampu memenangkan pasar baik dalam negeri maupun global, dan memperkuat identitas Indonesia di pasar internasional. 

Selama kunjungan, Mendag Busan melihat proses produksi ecoprint dan berbagai produk jadinya. Namira Ecoprint juga mengolah sisa bahan baku menjadi kompos.

Melalui inovasi, penerapan prinsip keberlanjutan, serta peningkatan kualitas produk, Namira Ecoprint berhasil menarik minat buyer dari mancanegara. Meskipun belum melakukan ekspor dalam skala besar, produk Namira Ecoprint telah menarik perhatian buyer dari Meksiko, Italia, dan Kanada.

Baca juga: Menjahit Keberlanjutan Lewat Tren ‘Slow Fashion’, Peluang Besar bagi Pelaku IKM Fesyen

Permintaan terhadap produk-produk berkelanjutan di pasar global, imbuhnya, terus mengalami peningkatan, khususnya di kalangan Generasi Z dan Milenial. 

Di tengah tantangan perubahan iklim, generasi muda semakin menunjukkan kepedulian terhadap pelestarian alam dan keberlanjutan lingkungan, yang tecermin melalui preferensi mereka terhadap produk ramah lingkungan. 

Namira Ecoprint memproduksi berbagai produk fesyen berbahan alami, mulai dari kain ecoprint, kerudung, pakaian wanita dan laki-laki, tas berbahan kain dan kulit, jaket, hingga sandal ecoprint. Setiap produk adalah edisi terbatas dengan pewarnaan alami.

Namira Ecoprint juga berhasil menyabet sejumlah penghargaan di dalam negeri, di antaranya Juara Pengusaha Berprestasi Tingkat Nasional Terbaik Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) 2022, Juara 1 Pengusaha Teladan IWAPI 2022, Juara 2 Lomba Usaha Kecil Menengah (UKM) Berprestasi Kategori Kriya, serta Inovator Industri Kecil Menengah (IKM) Hijau Kategori Penggunaan Bahan Baku Alam.

 

Perluas Akses Pasar Dalam dan Luar Negeri

Mendag Busan menyampaikan pihaknya memiliki program UMKM BISA Ekspor untuk mendorong pelaku UMKM tembus ekspor melalui kegiatan pitching dan business matching dengan calon buyer internasional melalui fasilitasi 46 perwakilan perdagangan Indonesia yang ada di 33 negara.

”Perwakilan dagang kita di luar negeri berfungsi sebagai marketing bagi seluruh eksportir Indonesia, termasuk UMKM. Mereka membantu mempertemukan UMKM dengan calon buyer di luar negeri. Prosesnya mudah, bisa dilakukan secara daring, bahkan tanpa perlu bertemu langsung dengan buyer,” ungkapnya.

Mendag Busan memaparkan, sepanjang Januari–Oktober 2025, program UMKM Bisa Ekspor telah memfasilitasi sebanyak 1.049 UMKM, dengan total nilai transaksi mencapai USD 130,17 juta atau setara Rp2,17 triliun.

“Transaksi sebesar ini menunjukkan bahwa produk UMKM Indonesia diminati pasar global. Namun, yang perlu dijaga adalah konsistensi kualitas. Kualitas harus dijaga agar kepercayaan buyer tidak hilang,” tegas Mendag Busan.

Selain memperluas pasar ekspor, Kemendag juga mendorong peningkatan akses pasar dalam negeri bagi UMKM melalui beragam program, antara lain program kemitraan dengan pengusaha ritel dalam negeri, toko serba ada (department store), fasilitasi pameran dagang dalam dan luar negeri, dan berbagai kegiatan promosi lainnya.

“Di dalam negeri, kami memiliki program agar produk UMKM bisa masuk keritelmodern dan department store. Produk milik Namira Ecoprint sangat potensial untuk masuk ke pasar tersebut. Kami bekerja sama dengan mitra ritel, seperti MAP, kita akan bantu business matching dan kurasi produk. Syaratnya tentu produknya harus memiliki kualitas yang baik,” jelas Mendag Busan.

Sementara itu, pemilik Namira Ecoprint Didik Edy Susilo, mengapresiasi langkah Kemendag yang terus mendorong perluasan ekspor produk UMKM. 

Menurutnya, pelaku UMKM membutuhkan dukungan nyata pemerintah agar dapat bersaing di pasar global.

“Tadi Pak Mendag menyampaikan rencana-rencana ekspor ke depan. Ini yang kita tunggu-tunggu karena kalau UMKM diminta untuk berjalan sendiri melakukan ekspor itu agak berat. Oleh karena itu, kami memerlukan pendampingan dari Kemendag untuk memberikan jalan dan akses, insyaallah UMKM akan lebih lancar dan tidak berat melakukan ekspor ke luar negeri,” ujar Didik. (SG-1)