SokoKreatif

Kemenparekraf dan Samuel Sekuritas Perkuat Investasi di Industri Film

Industri film memiliki banyak ruang untuk berkembang. Beberapa indikator pendukungnya adalah perbaikan ekonomi, pertumbuhan kelas menengah, dan peningkatan jumlah penonton bioskop.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
16 Juli 2024
Sokoguru/Fajar Ramadan

KEMENTERIAN Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggandeng PT Samuel Sekuritas Indonesia dalam upaya memperkuat indeks saham sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Fokus utama kerja sama tersebut pada potensi besar di industri film.

 

 Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama, Nia Niscaya, menyatakan, pembuatan indeks saham itu merupakan langkah inovatif untuk mengakselerasi investasi di sektor parekraf demi mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

 

"Industri film memiliki banyak ruang untuk berkembang. Beberapa indikator pendukungnya adalah perbaikan ekonomi yang sedang berlangsung, pertumbuhan kelas menengah, dan peningkatan jumlah penonton bioskop,” katanya dalam acara The Weekly Brief with Sandi Uno secara hibrid, di Gedung Sapta Pesona, (15/7).

 

Baca juga: Angkat Danau Toba, Film "Harta, Tahta, Boru Ni Raja" Dapat Apresiasi Kemenparekraf

 

Menurut laporan resmi Kemenparekraf, lanjut Nia, Memorandum of Understanding (MoU) ditandatangani oleh Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf, Dessy Ruhati, dan Direktur Utama PT Samuel Sekuritas Indonesia, Liem Hisdiyanto. 

 

Penandatanganan ini disaksikan langsung oleh Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno di Menara Imperium, Jakarta Selatan, pada 10 Juli 2024.

 

Nia menjelaskan kesepakatan itu bertujuan untuk menarik investasi khususnya di industri film. “Pada semester pertama tahun ini, jumlah penonton bioskop mencapai sekitar 40 juta, dan diperkirakan akan meningkat dari tahun lalu yang mencatat 54,5 juta penonton,” tambah Nia.

 

Baca juga: Bidik Wisatawan China, Kemenparekraf Gandeng Trip.com dan Juneyao Airlines


Dukung industri kreatif

Direktur Kebijakan Strategis Kemenparekraf, Agustini Rahayu, menjelaskan, pelibatan PT Samuel Sekuritas Indonesia karena perusahaan itu memiliki banyak koneksi dan akses ke nasabah keuangan yang berpotensi menjadi investor di sektor parekraf. 

 

“Kami mendapatkan wawasan investasi dan dukungan pengambilan keputusan yang membantu Kemenparekraf membuat strategi investasi indeks saham parekraf,” ungkapnya.

 

Economic Advisor PT Samuel Sekuritas Indonesia, Fitrah Faisal Hastiadi, menyatakan, pihaknya menerima tawaran kerja sama tersebut karena sektor pariwisata telah menunjukkan daya tahannya, terutama saat krisis ekonomi seperti pandemi covid-19. 

 

Baca juga: Sandiaga Uno Dorong Ekonomi Kreatif Purbalingga Menuju Kesuksesan

 

“Sektor ini menunjukkan potensi besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, bahkan dalam kondisi sulit,” imbuhnya.

 

Sebelumnya, Komisaris Samuel Sekuritas, Evelyn Satyono, mengatakan, Samuel Sekuritas akan mendukung lebih banyak IPO di industri kreatif. Kerja sama itu diharapkan dapat mempercepat pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif untuk bisa melantai di Bursa Efek Indonesia melalui Initial Public Offering (IPO).

 

 “Kami sangat mendukung pariwisata dan industri kreatif Indonesia, terutama banyak anak muda kreatif yang kita dukung sebagai captain market player di IDX,” tambahnya dalam pernyataan resminya yang diakses Tempo,  Senin(15/7).


Dipandang Sebelah Mata

Di sisi lain, Direktur Manajemen Investasi, Zulkifli Harahap, menyatakan industri film sering dipandang sebelah mata, padahal memiliki potensi besar. Saat ini, investasi di sektor parekraf masih didominasi oleh sektor akomodasi, restoran, dan pusat kebugaran. 

 

“Investasi di film sebenarnya tidak besar, tapi return-nya bisa sangat signifikan,” jelasnya. 

 

Zulkifli menambahkan bahwa pihaknya sedang mendorong investasi studio film di berbagai daerah, tidak hanya di Pulau Jawa. 

 

“Kami sudah mendorong investasi di studio film milik Mas Hanung Bramantyo dan sekarang kami juga mendukung investasi di Sumatera, Sulawesi, dan lainnya,” terangnya.

 

Usai MoU terjalin, langkah berikutnya adalah mengklasifikasi jenis sektor usaha. Saat ini, ada 33 klasifikasi jenis usaha yang sedang dalam tahap finalisasi. Zulkifli berharap progres dari klasifikasi ini bisa rampung pada Agustus mendatang.

 

 “Dengan adanya indeks ini, investor akan lebih mudah mengidentifikasi peluang investasi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” jelasnya.

 

Ia menekankan pentingnya mendukung agar industri film Indonesia bisa lebih eksis di kancah internasional, seperti di Cannes Film Festival atau BUSAN International Film Festival.

 

Kerja sama strategis antara Kemenparekraf dan Samuel Sekuritas diharapkan dapat mendorong perkembangan sektor itu dan memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional. 

 

Nia Niscaya dan para narasumber lainnya sepakat bahwa inovasi, kolaborasi, dan transparansi adalah kunci utama untuk mendorong pertumbuhan sektor ini.

 

Dengan dukungan dari berbagai pihak, industri perfilman dan sektor parekraf di Indonesia diharapkan dapat mencapai potensi maksimalnya dan memberikan kontribusi signifikan bagi ekonomi nasional. (Fajar Ramadan/SG-1)