Humaniora

Stok Ikan Selama Ramadan Tercukupi dan Harga Stabil

KKP ajak masyarakat untuk mengonsumsi ikan sebagai asupan protein selama berpuasa. Selain menyehatkan, harganya stabil dan stok yang tercukupi, ikan juga mudah diolah jadi beragam menu, baik kaki lima hingga bintang lima.
 

Ilutrasi. Dok. KKP

SELAMA Ramadan 1445 H dan jelang Idul Fitri, pemerintah melalui  Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan akan terus mengawal ketersediaan serta kestabilan harga ikan.

 

Keberadaan cold storage  atau gudang berpendingin di berbagai daerah berhasil membantu menampung dan mendistribusikan ikan hasil tangkapan nelayan termasuk selama Ramadan

 

 "Alhamdulillah kondisi perdagangan ikan berjalan baik, terutama di bulan Ramadhan ini," ujar Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo melalui keterangan tertulisnya, Senin, (18/3) yang dilansir kkp.go.id.

 

Baca juga: Percepat Hilirisasi Bandeng di Gresik, KKP Beri Bantuan Pengolahan Ikan Nilai Tambah

 

Adapun video yang beredar di sosial media terkait ikan di cold storage di daerah Pati, Jawa Tengah, Budi mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada Januari 2024 pada saat puncak hasil tangkapan  dengan tingkat okupansi mencapai 80 % sd 90%. 

 

Saat ini, lanjutnya,  berdasarkan hasil pendataan di wilayah tersebut dari 11 unit cold storage terdapat 1.060 ton yang didominasi ikan layang 704 ton, ikan lemuru 51 ton, ikan tongkol 30 ton dan ikan kembung 9 ton.  Jumlah tersebut  menunjukkan bahwa tingkat keterisian cold storage di daerah Pati pada awal Maret rata-rata mencapai 45-50 %.  

 

Adapun dari sisi harga relatif mengalami kenaikan menuju harga normal dan selanjutnya diperkirakan fluktuasinya akan berada pada distribusi normal.

 

Stok ikan cukup

 

Selain itu, berdasarkan data yang dihimpun jajarannya dari 232 cold storage yang ada di berbagai provinsi di Indonesia, Budi menyebut, stok ikan pada akhir Februari 2024 sebanyak 32.359 ton.

 

Baca juga: Gandeng Komunitas dan Startup, KKP Perkuat Pemasaran Rajungan Nelayan

 

Stok ikan terbanyak adalah ikan cakalang sebanyak 8.012 ton, diikuti tuna 3.585 ton, udang 3.516 ton, layang  2.806 ton. Kemudian tongkol 1.605 ton, dan kembung 1.340 ton.

 

"Keberadaan cold storage sangat penting untuk menjaga ketersediaan ikan, termasuk juga dalam hal pengendalian harga," tuturnya.

 

 Budi memaparkan, rata-rata harga ikan sudah naik dibanding bulan Januari. Dia mencontohkan  harga cakalang pada bulan Februari adalah Rp19.019/kg, tuna Rp96.152/kg, udang Rp92.651/kg, layang Rp15.727/kg, tongkol Rp17.755/kg, dan kembung Rp22.456/kg.

 

Baca juga: KKP Kebut Regulasi Benur Demi Wujudkan RI Sebagai Rantai Pasok Lobster Global

 

Merujuk pendataan tersebut, Budi menyimpulkan, stok ikan mencukupi atau aman untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat selama Ramadan.  

 

"Dengan jumlah tersebut, artinya stok ikan di Bulan Ramadan aman. Termasuk juga untuk stok bahan baku UPI (unit pengolah ikan) yang melakukan ekspor," terang Budi.

 

Dalam kesempatan ini, Budi mengajak masyarakat untuk mengonsumsi ikan sebagai asupan protein selama berpuasa. Selain menyehatkan, harganya stabil dan stok yang tercukupi, ikan juga mudah diolah jadi beragam menu, baik kaki lima hingga bintang lima.Ikan bisa jadi menu sahur atau berbuka, mau yang biasa atau pun mewah juga bisa.

 

Kepada para pelaku usaha yang menyimpan ikan di cold storage, Budi menghimbau agar kontinu dan aktif secara bulanan atau sewaktu-waktu untuk melakukan pemutakhiran data okupansinya melalui G-form yang telah diberikan dari Ditjen PDSPKP.  

 

Hal tersebut penting dalam upaya bersama memantau dan menjaga ketersediaan dan stabilitas harga ikan di sepanjang tahun untuk ketahanan pangan berbasis ikan.

 

"Ikan bisa jadi menu sahur atau berbuka, mau yang biasa atau pun mewah juga bisa," ujarnya. 

 

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan peningkatan angka konsumsi ikan erat kaitannya dengan pemenuhan gizi masyarakat. Termasuk juga membantu kesejahteraan pelaku utama perikanan, seperti nelayan dan pembudidaya.   

 

“Ini sebagai satu pesan untuk peningkatan gizi, supaya gizi masyarakat meningkat dengan mengonsumsi ikan. Karena ikan ini bisa kita produksi di dalam negeri sendiri,” kata Menteri Trenggono. (SG-1)