NILAI tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah seiring meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran di Timur Tengah. Bila konflik berlarut-larut, sejumlah pakar khawatir akan muncul dampak berantai yang dapat mengguncang ekonomi Indonesia.
Kurs rupiah per dolar AS berkisar di atas Rp16.000 pada pekan ketiga April. Ini terakhir kali terjadi empat tahun silam, di awal merebaknya pandemi Covid-19. Pada Sabtu (27/4/2024) nilai tukar 1 USD setara dengan Rp 16.241,30.
Aksi saling serang antara Israel dan Iran, plus sikap The Fed—Bank Sentral AS—untuk mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi, disebut berperan besar dalam pelemahan rupiah belakangan.
Baca juga: Rupiah Melemah, Perlu Sisir Belanja Tak Prioritas untuk Selamatkan Perekonomian Indonesia
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan pelemahan Rupiah terhadap Dolar AS:
1. Kondisi Ekonomi Global: Ketika ekonomi global tidak stabil, investor cenderung mencari aset yang dianggap lebih aman, seperti Dolar AS.
Ini dapat menyebabkan aliran modal keluar dari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, yang pada gilirannya dapat menyebabkan pelemahan nilai tukar mata uang lokal.
2. Defisit Neraca Perdagangan: Jika Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan yang besar, artinya negara tersebut lebih banyak mengimpor daripada mengekspor.
Hal ini dapat menyebabkan tekanan terhadap nilai tukar rupiah. Defisit perdagangan yang tinggi dapat mengurangi kepercayaan investor terhadap mata uang lokal.
Baca juga: Banggar DPR RI Dorong Pemerintah Ambil Langkah Cepat Atasi Pelemahan Nilai Rupiah
3. Kebijakan Moneter: Kebijakan moneter yang diambil oleh Bank Indonesia juga dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah.
Misalnya, jika Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan, hal ini dapat membuat rupiah menjadi kurang menarik bagi investor asing, yang pada akhirnya dapat menyebabkan pelemahan nilai tukar.
4. Faktor-Faktor Politik dan Sosial: Ketidakpastian politik atau ketegangan sosial di dalam negeri juga dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah.
Investor cenderung menjadi waspada terhadap negara-negara yang mengalami ketidakstabilan politik atau sosial, yang dapat menyebabkan aliran modal keluar dan melemahnya nilai tukar mata uang lokal.
Baca juga: Dampak Rupiah Melemah: Waspada, Muncul Tantangan yang Mengintai
5. Perubahan dalam Harga Komoditas: Sebagai negara yang bergantung pada ekspor komoditas tertentu seperti minyak, batu bara, dan lain-lain, fluktuasi harga komoditas global juga dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah.
Jika harga komoditas ekspor Indonesia turun, maka dapat mengurangi pendapatan ekspor dan memicu pelemahan rupiah.
Dalam kondisi tertentu, kombinasi dari faktor-faktor ini dapat menyebabkan pelemahan rupiah terhadap dolar AS. (SG-2)