Soko Inspirasi

Kuliner Tradisional Indonesia yang Sukses Rambah Pasar Mancanegara

Diva Velda Hanifa membawa gethuk tradisional ke dalam dunia kuliner global, menjadikannya sebagai ‘fusion food’ yang unik dan menggoda.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
30 Agustus 2024
Diva Velda Hanifa (26)., owner kuliner tradsional 'Oh My Gethuk' (SG/Fajar Ramadan/Andika Prana)

INDONESIA, sebuah negeri dengan kekayaan budaya dan kuliner yang luar biasa, memiliki beragam makanan tradisional yang menggoda lidah. 

 

Setiap daerah di Indonesia memiliki kekhasan kulinernya masing-masing, dipengaruhi oleh suku dan kebudayaan yang beraneka ragam. 

 

Tidak heran jika warisan kuliner ini menjadi fondasi bagi kreasi-kreasi modern yang mampu memikat pencinta makanan dari berbagai kalangan.

 

Baca juga: Neysa Valeria Sukses Perkenalkan Teh Berkualitas Indonesia Kepada Dunia

 

Salah satu inovasi yang mencuri perhatian adalah kreasi gethuk khas Magelang yang dipadukan dengan cita rasa modern oleh Diva Velda Hanifa (26). 

 

Lewat usahanya, *Oh My Gethuk*, Diva menyajikan gethuk dengan varian rasa yang berbeda dari biasanya, seperti milo, taro, cheese, macchiato, dan klepon. 

 

Dengan cara ini, Diva membawa gethuk tradisional ke dalam dunia kuliner global, menjadikannya sebagai ‘fusion food’ yang unik dan menggoda.

 

Perjalanan dari Kegagalan Menuju Kesuksesan

 

Namun, perjalanan Diva menuju kesuksesan tidaklah mulus. Kegagalan pertamanya dalam bisnis saat masih di bangku SMA, ketika memasarkan pancake durian dan mengalami kerugian hingga Rp300 juta, sempat membuatnya trauma. 

 

Baca juga: Pelopor Perubahan Tren Busana Muslim dan Penggagas Indonesia Hijab Fest

 

“Saya sebenarnya trauma dengan bisnis setelah mengalami kerugian besar di SMA,” kenangnya.

 

Pukulan ini hampir membuat Diva enggan kembali berbisnis, tetapi dorongan dari dosen di Universitas Bina Nusantara (Binus) Malang, tempatnya menimba ilmu di jurusan Business Creation, membuka jalan baru. 

 

Dosen tersebut mengajaknya mengikuti kompetisi bisnis yang akhirnya menjadi titik balik dalam hidupnya. 

 

“Saya tidak pernah menyangka bahwa ide bisnis ini bisa menarik perhatian juri, apalagi hingga ditawari kerjasama,” ujar Diva.

 

Kemenangan di lomba bisnis tersebut, di mana ia meraih juara kedua, tidak hanya memberikan pengakuan, tetapi juga tawaran kerjasama dari seorang pengusaha sukses yang telah lama ia kagumi. 

 

Hal ini memberikan Diva keberanian untuk menseriusi ide bisnis yang menggabungkan kearifan lokal dengan inovasi modern. 

 

“Dukungan yang diberikan membuat saya berani mengambil langkah besar,” tambahnya.

 

Oh My Gethuk, dari Malang untuk Indonesia

 

Lahirnya ‘Oh My Gethuk” pada bulan Juli 2018 bukan hanya hasil dari ide cemerlang, tetapi juga dari kerja keras dan komitmen. 

 

Bersama timnya, Diva menghabiskan waktu untuk menyempurnakan resep, melakukan berbagai uji coba hingga menemukan rasa yang tepat. 

 

Baca juga: Mengenal The New Factory, Koperasi ala Mondragon di Jawa Barat

 

“Resepnya memang sederhana, tapi butuh banyak percobaan untuk menemukan rasa yang tepat,” kata Diva.

 

Tidak butuh waktu lama bagi *Oh My Gethuk* untuk mendapatkan sambutan hangat dari konsumen. Produk ini langsung menjadi sensasi, bahkan sering kali laris manis sebelum toko tutup. 

 

Diva juga piawai dalam mengidentifikasi target pasarnya. Awalnya, dia mengincar wisatawan sebagai konsumen utama, tetapi kemudian ia menggeser fokus ke segmen yang lebih stabil: warga lokal.

 

Diva membagi target pasarnya menjadi tiga kelompok utama: ibu-ibu yang suka mencoba makanan baru, bapak-bapak yang sering membawa pulang oleh-oleh untuk keluarga, dan generasi milenial serta Gen Z yang mencari dessert tradisional dengan sentuhan modern. 

 

Salah satu strategi yang ia gunakan adalah dengan membuat *Oh My Gethuk* lebih personal bagi konsumennya, termasuk menciptakan komunitas “Gethuk Squad” untuk konsumen setianya.

 

Mengangkat Singkong dan Petani Lokal

 

Bukan hanya inovasi rasa yang menjadi fokus Diva. Dia juga memiliki visi untuk memberdayakan petani lokal melalui kemitraan yang adil. 

 

“Saat saya mulai, harga singkong sedang sangat rendah. Saya ingin membantu petani singkong agar harga bisa lebih stabil,” ujarnya. 

 

Dengan memanfaatkan singkong sebagai bahan utama, Diva memberikan nilai lebih pada produk lokal yang sering dianggap murah.

 

Kemitraan yang dibangun Diva dengan petani singkong di Kabupaten Malang tidak hanya sebatas transaksi jual beli, tetapi juga melibatkan pelatihan dan dukungan teknis untuk meningkatkan kualitas singkong yang dihasilkan. 

 

“Kami bekerja sama dengan universitas untuk membantu petani dalam mengatasi masalah seperti penyakit tanaman,” kata Diva. 

 

Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga memastikan kualitas bahan baku yang digunakan dalam Oh My Gethuk.

 

Menggapai Impian di Pasar Internasional

 

Meski saat ini Oh My Gethuk masih fokus pada pasar lokal, Diva memiliki impian besar untuk membawa produknya ke pasar internasional. “Market kita sekarang sudah ada 5% yang berasal dari luar negeri, seperti Singapura, Kuala Lumpur, Thailand, dan Vietnam,” kata Diva dengan antusias. 

 

Dia menyadari bahwa ekspansi ke pasar internasional memerlukan persiapan yang matang, tetapi dengan bimbingan dari mentor bisnisnya, dia optimis.

 

Baca juga: Inspirasi dari Cipanjalu: Kisah Plastavfall Kelola Sampah hingga Berdayakan Masyarakat

 

Diva telah merencanakan langkah-langkah strategis untuk memperkenalkan Oh My Gethuk ke pasar internasional, termasuk menyesuaikan varian produk dengan selera konsumen global. 

 

“Impian saya adalah menjadikan Oh My Gethuk sebagai kudapan kebanggaan Indonesia yang dikenal di seluruh dunia,” tambahnya.

 

Dengan tekad yang kuat dan strategi yang tepat, Diva Velda Hanifa tidak hanya telah menghidupkan kembali gethuk, tetapi juga membawa cita rasa tradisional Indonesia ke panggung kuliner dunia. 

 

Dengan semangat inovasi dan komitmen terhadap kualitas, Oh My Gethuk tidak hanya menjadi produk kuliner yang sukses, tetapi juga simbol dari kekayaan budaya dan kuliner Indonesia yang mendunia. (Fajar Ramadan/G-2)