Soko Inspirasi

Dorong Kosmetik Lokal Tembus Pasar Global, Sertifikasi Halal Jadi Kunci Penting

Dengan sertifikasi halal, produk kosmetik lokal tidak hanya aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat dalam negeri tetapi juga memiliki daya tarik tersendiri di pasar mancanegara

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
27 September 2024
Beauty influencer Nedhea Tanjung menjadi narasumber dalam Talkshow bertajuk “Community Engagement Kosmetik Halal: Twin The Market,” pada rangkaian Industrial Festival 2024 di ICE BSD City, Tangerang, Kamis (26/9). (Tangkap Layar YouTube)

INDUSTRI kosmetik lokal tengah menghadapi tantangan besar dalam bersaing di pasar global. Selain kualitas dan keamanan produk, sertifikasi halal menjadi salah satu elemen penting yang perlu diperhatikan. 

 

Hal ini mengemuka dalam talkshow bertajuk “Community Engagement Kosmetik Halal: Twin The Market,” yang diadakan pada rangkaian Industrial Festival 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang, Kamis (26/9).

 

Pada sesi diskusi tersebut, hadir dua narasumber utama yaitu Fitria Rahmawati, Pj Fungsional Pembina Industri Ahli Madya dari Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kementerian Perindustrian, serta beauty influencer, Nedhea Tanjung. 

 

Baca juga: Pacu IKM Kosmetik, Kemenperin Kembali Gelar Kompetisi Startup Kosmetik 2024

 

Keduanya sepakat bahwa regulasi halal memainkan peran penting dalam meningkatkan daya saing kosmetik lokal, baik di pasar domestik maupun internasional.

 

Potensi Pasar Kosmetik Halal yang Besar

 

Fitria Rahmawati mengungkapkan, Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim memiliki potensi besar bagi industri kosmetik halal. 

 

Nilai pasar kosmetik halal di Indonesia mencapai USD 4,2 miliar atau setengah dari total pasar kosmetik nasional. 

 

Menurut Fitria, peluang ini harus dimanfaatkan oleh pelaku usaha kosmetik lokal untuk meningkatkan kehadiran mereka di kancah global.

 

“Ini adalah peluang besar yang tidak boleh diabaikan. Dengan sertifikasi halal, produk kosmetik lokal tidak hanya aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat dalam negeri tetapi juga memiliki daya tarik tersendiri di pasar mancanegara,” ujar Fitria.

 

Baca juga: Tembus Pasar Ekspor, Industri Kosmetik Nasional Turut Dukung Blue Economy

 

Tantangan Bahan Baku Impor

 

Meski demikian, Fitria juga menyoroti tantangan yang dihadapi industri kosmetik lokal, terutama dalam hal bahan baku. Sebagian besar bahan baku kosmetik di Indonesia masih diimpor dari luar negeri. 

 

Hal ini memerlukan upaya lebih lanjut dalam mengembangkan sumber daya lokal dan memperkuat infrastruktur sertifikasi halal agar prosesnya lebih efisien.

 

"Perlu ada langkah nyata untuk mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku dan memperkuat lembaga pemeriksa halal di Indonesia," tambah Fitria.

 

Kosmetik Halal: Bukan Sekadar Kepatuhan Agama

 

Sementara itu, beauty influencer Nedhea Tanjung menyoroti pentingnya kosmetik halal, terutama bagi konsumen muda di Indonesia. 

 

Baca juga: Menperin Agus Gumiwang: Multinational Brands Kosmetik Didorong Berinvestasi di Indonesia

 

Menurut Nedhea, produk kosmetik halal tidak hanya berkaitan dengan kepatuhan agama, tetapi juga terkait dengan aspek keamanan produk yang digunakan sehari-hari.

 

“Lebih dari 50% produk yang kita gunakan sehari-hari terserap oleh kulit. Oleh karena itu, memilih produk yang aman dan halal adalah keputusan yang cerdas. Ini bukan hanya tentang agama, tapi tentang menjaga kesehatan kulit kita,” ujar Nedhea.

 

Inovasi dan Kualitas Menjadi Prioritas

 

Nedhea juga mendorong pelaku industri untuk tidak hanya mengandalkan harga murah sebagai daya tarik utama, melainkan juga berfokus pada inovasi, kualitas produk, dan storytelling yang kuat. 

 

Menurutnya, generasi muda saat ini mencari lebih dari sekadar produk yang terjangkau. Mereka tertarik pada produk yang memiliki nilai lebih, seperti cerita di balik produk dan keberlanjutan.

 

“Generasi muda sekarang lebih kritis. Mereka ingin tahu dari mana bahan baku produk berasal, apakah proses produksinya ramah lingkungan, dan bagaimana dampaknya terhadap masyarakat. Di sinilah kosmetik halal bisa bersaing,” jelas Nedhea.

 

Dalam talkshow tersebut, kedua narasumber sepakat bahwa pemerintah perlu terus mendukung industri kosmetik halal dengan kebijakan yang mendorong inovasi dan memperketat regulasi terhadap produk impor. 

 

Dengan demikian, pasar domestik akan tetap kondusif bagi pelaku usaha lokal untuk berkembang.

 

Industri kosmetik halal Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang dan bersaing di pasar global. 

 

Sertifikasi halal, kualitas produk, serta inovasi akan menjadi kunci untuk membuka pintu lebih lebar ke pasar internasional. (Fajar Ramadan/SG-2)