Ekonomi

Tembus Pasar Ekspor, Industri Kosmetik Nasional Turut Dukung Blue Economy

Pasar kosmetik dan personal care juga digerakkan oleh tren kesadaran penggunaan kosmetik berlabel halal, sehingga mendorong munculnya produk dan merek baru yang memadukan bahan-bahan alami sebagai inovasi produk kecantikan
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
04 Februari 2024
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengunjungi pabrik PT Pillars Cosmetiklon Indonesia, di Tangerang, Banten, Sabtu (3/2). Dok. Kemenko Perekonomian.

PERTUMBUHAN fenomenal industri kosmetik di Indonesia ditandai dengan pertumbuhan jumlah industri kosmetik di tanah air yang mencapai 21,9%, yakni dari 913 perusahaan di tahun 2022 menjadi 1.010 pada pertengahan 2023. 

 

Industri kosmetik nasional juga mampu menembus pasar ekspor yang mana secara kumulatif untuk periode Januari-November 2023 nilai ekspor untuk produk kosmetik, wewangian, dan essential oils tercatat mencapai USD770,8 juta.

 

“Dengan komposisi 95% industri kosmetik lokal merupakan Industri Kecil dan Menengah (IKM), industri ini tercatat mampu menyerap tenaga kerja sekitar 59.886 orang pada tahun 2022,” tutur Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, saat mengunjungi pabrik PT Pillars Cosmetiklon Indonesia, di Tangerang, Banten, Sabtu (3/2), seperti dilansir ekon.go.id.

 

Dari berbagai produk yang dihasilkan oleh perusahaan kosmetik di Indonesia, lanjutnya, segmen pasar terbesar didominasi perawatan diri (personal care) dengan volume pasar sebesar USD3,18 miliar pada 2022, disusul skincare sebesar USD2,05 miliar, kosmetik USD1,61 miliar, dan wewangian USD39 juta.

 

Potensi market size secara nasional pada 2023 bisa mencapai 467.919 produk atau meningkat lebih dari 10 kali lipat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Sementara itu, secara global diperkirakan dapat mencapai USD473.21 miliar pada 2028 dengan pertumbuhan rata-rata 5,5% per tahun.

 

 

Meningkat pesat

 

Penjualan produk personal care dan kosmetik mengalami peningkatan pesat dalam beberapa tahun terakhir ini di tengah masifnya perkembangan e-commerce di Indonesia. Sejak 2018 hingga 2022, personal care dan kosmetik merupakan top 3 penjualan di market place, dengan nilai transaksi mencapai Rp13.287,4 triliun dan volume transaksi 145,44 juta.

 

“Dewasa ini, pasar kosmetik dan personal care juga digerakkan oleh tren dan kesadaran penggunaan kosmetik berlabel halal, sehingga mendorong munculnya produk dan merek baru yang memadukan bahan-bahan alami sebagai inovasi produk kecantikan,” imbuh Airlangga.

 

Lebih lanjut, ia mengatakan, Industri kecantikan nasional mempunyai potensi sangat luas untuk dikembangkan, mengingat melimpahnya sumber daya alam sebagai bahan baku kosmetik. 

 

Selain itu, Indonesia juga memiliki warisan budaya leluhur tentang tanaman berkhasiat sebagai obat dan perawatan tubuh. Potensi pasar dalam negeri juga cukup besar dengan meningkatnya jumlah populasi usia produktif sebagai pengguna produk kecantikan. 

 

Tumbuh suburnya produk kosmetik lokal bersertifikasi halal juga dapat terus didorong penetrasinya ke negara yang potensial dengan produk kosmetik halal seperti berbagai negara di Timur Tengah dan Afrika.

 

Untuk itu Menko Airlangga berharap hadirnya PT Pillars Cosmetiklon Indonesia dalam industri kecantikan nasional akan turut memajukan industri kosmetik di Indonesia.

 

“Saya berharap industri kosmetik di Indonesia untuk semakin berkembang dan berdaya saing di pasar dalam negeri dan mulai membuka pasar ekspor yang lebih luas. Dan kami juga berharap PT Pillars Cosmetiklon Indonesia dapat turut berperan serta mendukung penguatan blue economy dengan semakin banyak memanfaatkan bahan baku kosmetik dari perairan Indonesia,” tutup Menko Airlangga. (SG-1)