Humaniora

TPA Sarimukti Mulai Kelebihan Kapasitas, Pemkot Bandung Ambil Sejumlah Langkah Cepat

TPA Sarimukti yang berada di wilayah Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, diperkirakan hanya mampu beroperasi hingga Maret 2025.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
09 Oktober 2024
Ilustrasi. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang berada dii Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, mulai berkurang daya tampungnya. (Ist/Pemkot Bandung)

PEMERINTAH Kota (Pemkot) Bandung terus mempercepat langkah-langkah untuk mengatasi krisis sampah yang kian mendesak, mengingat kondisi kritis Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti. 

 

TPA Sarimukti yang berada di wilayah Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, diperkirakan hanya mampu beroperasi hingga Maret 2025.

 

Dalam rapat koordinasi di Gedung Sate pada 3 Oktober 2024, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) dan para kepala daerah di Bandung Raya sepakat untuk mengurangi ritase pengangkutan sampah Kota Bandung ke TPA Sarimukti. 

 

Baca juga: Cegah 'Overload' TPPAS Sarimukti, Pemda Jabar Gagas Gerakan Bandung Raya Kurangi Sampah

 

Mulai 1 Desember 2024, jumlah ritase harian akan dikurangi dari semula 172 rit menjadi 140 rit.

 

Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Sopyan Hernadi, menjelaskan bahwa Pemkot Bandung telah menyiapkan serangkaian langkah untuk meredakan beban TPA Sarimukti.

 

“Situasi ini sangat genting, dan berbagai strategi sudah kami siapkan untuk periode Oktober hingga November 2024,” ujar Sopyan.

 

 

Rencana Aksi Pengurangan Sampah

 

Beberapa langkah konkret yang akan ditempuh antara lain:

 

1. Optimalisasi maggotisasi di 151 kelurahan dengan kapasitas 350 kg sampah per hari.

 

2. Optimalisasi TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle) di lima lokasi: Kebon Jeruk, Maleer, Cibatu, Subang, dan Pasar Gedebage dengan kapasitas 1 ton sampah per hari.

 

3. Pemanfaatan mesin gibrig di tujuh TPS (Tempat Pengelolaan Sampah) untuk mempercepat pengolahan sampah.

 

4. Pengoperasian dua TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) baru di Tegalega dan Nyengseret.

 

5. Penggunaan teknologi pengolahan sampah di TPST Batununggal.

 

Baca juga: Pemkot Bandung Bangun TPST di Gedebage, Solusi Baru Atasi Sampah Kota


6. Pengelolaan sampah berbasis klaster untuk pendidikan, kesehatan, pusat perbelanjaan, hotel, dan tempat ibadah.


7. Kerja sama dengan Sesko TNI AD untuk pengelolaan sampah.

 

8. Penggunaan mesin motah di beberapa lokasi untuk mempercepat pengolahan.

 

Pemkot Bandung juga akan mengembangkan delapan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), termasuk di Tegalega, Nyengseret, Cicukang, dan Gedebage. 

 

 

Jika berfungsi optimal, fasilitas-fasilitas ini diharapkan mampu mengurangi 559 ton sampah per hari, dengan hanya 20 persen residu yang dibuang ke TPA.

 

Keterlambatan Perluasan TPA Sarimukti

 

Namun, upaya penanggulangan krisis sampah tak sepenuhnya berjalan mulus. Dedi Mulyadi dari Satgas Pengelolaan Sampah Bandung Raya meminta maaf atas penundaan perluasan TPA Sarimukti yang seharusnya dilakukan Desember 2024. 

 

Proses ini tertunda hingga pertengahan 2025 karena kendala pengadaan barang dan jasa.

 

Baca juga: Abah Timi: Solusi Cerdas Warga Antapani Bandung dalam Mengelola Sampah dari Rumah

 

Dedi juga mengungkapkan bahwa TPA Sarimukti sudah melebihi kapasitas hingga 1200 persen. 

 

Bahkan, diprediksi akan mencapai titik penuh pada November 2024. “Jika itu terjadi, sampah harus dialihkan ke tempat lain,” ujarnya.

 

Peningkatan Sistem Pengelolaan Sampah

 

Selain itu, Satgas menyoroti sistem pengelolaan sampah yang masih manual di TPA Sarimukti, yang menyebabkan data ritase sampah sering kali tidak akurat. 

 

Sistem yang lebih modern dan berbasis data sangat dibutuhkan untuk mendukung pengelolaan yang lebih efektif.

 

Baca juga: Pemprov Jabar Gandeng Unpad dalam Menangani Masalah Sampah, Stunting, dan Kemiskinan

 

Dedi berharap Kota Bandung dapat menerapkan sistem informasi pengelolaan sampah yang transparan dan terintegrasi dengan TPS di seluruh kota. 

 

“Dengan sistem ini, masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas pengolahan sampah seperti bank sampah dan rumah maggot dengan lebih mudah,” pungkas Dedi. 

 

Upaya Pemkot Bandung ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, meski masih banyak tantangan yang harus dihadapi. (SG-2)