Humaniora

Tambahan Kuota Sampah ke TPA Sarimukti, Angin Segar Bagi Kota Bandung?

Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyetujui tambahan lima ritasi per hari untuk Kota Bandung, meningkatkan total ritasi harian dari 140 menjadi 145 rit selama satu bulan. 

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
10 Februari 2025
Rapat koordinasi penanganan masalah sampah yang diadakan Pemprov Jawa Barat di Pendopo Kota Bandung, Sabtu (8/2). (Ist/Pemkot Bandung)

BANDUNG kembali mendapat tambahan kuota pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti. 

 

Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyetujui tambahan lima ritasi per hari untuk Kota Bandung, meningkatkan total ritasi harian dari 140 menjadi 145 rit selama satu bulan. 

 

Keputusan ini lahir dari rapat koordinasi antara Pemkot Bandung, Pemkot Cimahi, dan Pemprov Jabar pada Sabtu (8/2).

 

Baca juga: Motah-19 Ubah Sampah Sungai Jadi Produk Bermanfaat di Bandung

 

Angin Segar Bagi Kota Bandung

 

Kabar ini tentu menjadi angin segar bagi Bandung, yang sejak akhir Januari 2025 masih bergulat dengan tumpukan sampah tak terangkut. 

 

Namun, kebijakan ini bukanlah solusi jangka panjang. Sekda Jabar Herman Suryatman menegaskan bahwa tambahan ini bersifat sementara. 

 

Rapat koordinasi penanganan sampah dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat di Pendopo Kota Bandung, Sabtu (8/2). (Ist/Pemkot Bandung)


“Kami memberikan tambahan 5 rit selama satu bulan, tetapi ini harus dimanfaatkan dengan baik,” kata Herman. 

 

Baca juga: Oxbow Cicukang Dipenuhi Sampah, Pemprov Jabar Kerahkan Tim Bersihkan 650 Ton Limbah

 

“Pemkot Bandung harus memastikan pengelolaan sampah di rumah tangga dan TPS berjalan optimal, sehingga pada 9 Maret 2025 bisa kembali ke 140 rit per hari,” jelas Herman.

 

Pengelolaan Sampah Mandiri di Kota Bandung Harus Diperkuat

 

Sementara itu, Pj Wali Kota Bandung, A. Koswara, menegaskan bahwa pengelolaan mandiri harus diperkuat.

 

“Sisanya harus dan wajib dikelola sendiri di sumbernya. Kami akan memperkuat pengolahan mandiri di 10 klaster, mulai dari rumah tangga hingga sektor komersial,” jelas Koswara.

 

Rapat koordinasi penanganan sampah dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat di Pendopo Kota Bandung, Sabtu (8/2). (Ist/Pemkot Bandung)

 

“Targetnya, sampah yang masuk ke TPA hanya residu yang tidak bisa didaur ulang,” katanya.

 

Konsep Zero Waste Jadi Tumpuan Utama

 

Konsep Zero Waste menjadi tumpuan utama. Meski tidak berarti nol sampah, program ini menargetkan maksimal 20–30% sampah yang berakhir di TPA. 

 

Namun, penerapan Zero Waste bukan sekadar slogan. Butuh perubahan budaya masyarakat, penguatan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), pemanfaatan mesin Motah, bank sampah, rumah maggot, serta penambahan RW Kang Pisman Beraksi (KBS).

 

Dengan berbagai upaya ini, Pemkot Bandung berharap ritasi bisa kembali ke 140 rit per hari pada Maret mendatang. 

 

Baca jugaBandung Melawan Sampah: Jalan Panjang Menuju Kota Bebas Limbah

 

Namun, pertanyaannya: Apakah tambahan kuota ini benar-benar solusi, atau hanya memberi napas panjang sebelum krisis sampah kembali menghantui? (SG-2)