Humaniora

Sambut HPSN 2025, Bandung Melangkah Menuju Kota Bebas Sampah

Pada 17 Februari 2025, Pemkot Bandung akan meresmikan operasionalisasi mesin pemusnahan sampah di Kecamatan Bandung Kulon.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
16 Februari 2025
Pemkot Bandung tengah bersiap menyambut Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025 yang jatuh pada 21 Februari mendatang. (Ist/Pemkot Bandung)

BANDUNG tengah bersiap menyambut Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025 yang jatuh pada 21 Februari mendatang. 

 

Peringatan tahun ini menjadi momentum istimewa bagi Kota Kembang, tidak hanya sebagai refleksi atas pengelolaan sampah, tetapi juga bertepatan dengan pelantikan Wali Kota Bandung yang baru.

 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung, Dudi Prayudi, mengungkapkan bahwa Pemkot Bandung akan turut serta dalam berbagai kegiatan yang telah disusun Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). 

 

Baca juga: Kolaborasi Unpad dan Pemkot Bandung Hadirkan Solusi Inovatif Pengelolaan Sampah

 

Salah satu program utama yang akan digelar adalah aksi bersih-bersih pasar secara serentak di seluruh Indonesia pada 22 Februari. 

 

Di Kota Bandung, aksi serupa akan berlangsung di salah satu pasar tradisional yang masih dalam tahap koordinasi dengan Perumda Pasar.

 

Namun, lebih dari sekadar peringatan, tahun ini Bandung juga menunjukkan keseriusannya dalam menangani masalah sampah dengan sejumlah terobosan konkret. 

 

Siap Resmikan Mesin Pemusnah Sampah 

 

Pada 17 Februari 2025, Pemkot Bandung akan meresmikan operasionalisasi mesin pemusnahan sampah di Kecamatan Bandung Kulon. 

 

Program ini diharapkan dapat menjadi solusi dalam mengatasi volume sampah yang terus meningkat.

 

Baca jugaJakarta Utara Bersiap Jadi Percontohan Nasional Pengelolaan Sampah

 

Tak hanya itu, Bandung juga siap mengirimkan perdana RDF (Refuse-Derived Fuel) hasil pengolahan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) ke PT Indocement. 

 

Ist.Pemkot Bandung.

 

Langkah ini menandai era baru dalam pemanfaatan sampah sebagai sumber energi alternatif, sekaligus mengurangi ketergantungan pada tempat pembuangan akhir. 

 

Selain itu, dukungan dari sektor swasta juga hadir melalui bantuan CSR dari BJB berupa sarana dan prasarana pengelolaan sampah kepada RW dan komunitas setempat.

 

HSPN Bukan Sekadar Seremonial

 

Momentum HPSN sejatinya bukan sekadar seremonial. Dudi menegaskan bahwa tujuan utama peringatan ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemilahan dan pengolahan sampah dari tingkat rumah tangga hingga kota. 

 

Jika seluruh elemen masyarakat bergerak bersama, bukan tidak mungkin Bandung akan semakin dekat dengan impian sebagai kota yang lebih bersih dan berkelanjutan.

 

Sejarah HPSN sendiri berakar dari tragedi memilukan yang terjadi di TPA Leuwigajah pada 21 Februari 2005. 

 

Longsor sampah yang terjadi saat itu menelan korban sekitar 150 jiwa, menjadi pengingat betapa pentingnya pengelolaan sampah yang baik. 

 

Baca juga: Tambahan Kuota Sampah ke TPA Sarimukti, Angin Segar Bagi Kota Bandung?

 

Dari peristiwa tersebut, lahirlah komitmen untuk menjadikan HPSN sebagai momentum tahunan guna menggalang kepedulian dan aksi nyata dalam pengelolaan sampah.

 

Kini, dengan berbagai program inovatif yang mulai dijalankan, Bandung membuktikan bahwa HPSN bukan hanya sekadar peringatan, melainkan langkah nyata menuju perubahan. 

 

Dengan kolaborasi pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha, Kota Bandung kian mantap menuju masa depan yang lebih bersih dan hijau. (SG-2)