PERSATUAN Wartawan Indonesia (PWI) Kota Bandung menggelar acara pengukuhan kepengurusan Kelompok Kerja (Pokja) yang dirangkaikan dengan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Kebebasan Pers & Tantangannya di Era Digital”, pada Sabtu (15/2) di Avery Hotel Bandung.
Acara ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan di dunia jurnalistik dan komunikasi, termasuk Ketua PWI Jawa Barat Hilman Hidayat serta Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bandung, Yayan Ahmad Brilayana.
Persaingan Ketat dengan Media Sosial
Dalam diskusi tersebut, Yayan Ahmad Brilayana menyoroti persaingan yang semakin ketat antara media konvensional dan media sosial dalam menyajikan informasi.
Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Sejarah Hari Pers Nasional
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bandung, Yayan Ahmad Brilayana.
Menurut Yayan, kecepatan arus informasi di media sosial menjadi tantangan besar bagi jurnalis.
“Saat ini, media harus bersaing dengan kecepatan arus informasi di media sosial,” ujar Yayan dalam keterangan pers, Sabtu (15/2)..
“Tantangannya adalah bagaimana menjaga kredibilitas dan menghadirkan berita yang benar-benar informatif dan bermanfaat bagi masyarakat,” ungkap Yayan.
Baca juga: Perubahan Dinamis Media Lokal di Era Digital: Strategi Bertahan di Tahun 2025
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya membangun citra positif Kota Bandung melalui pemberitaan yang akurat dan mendukung perkembangan kota.
Diskominfo Kota Bandung juga mengajak PWI untuk memanfaatkan citizen journalism (CJ) atau jurnalisme warga guna memperkaya variasi berita.
Dengan keterlibatan masyarakat dalam pemberitaan, informasi yang beredar dapat menjadi lebih beragam, relevan, dan dekat dengan kebutuhan publik.
Ancaman Siber dan Akurasi Berita
Sementara itu, Ketua PWI Jawa Barat, Hilman Hidayat, menyoroti tantangan lain yang dihadapi pers di era digital, yaitu keamanan data dan akurasi dalam pemberitaan.
Ia menegaskan bahwa maraknya informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya harus menjadi perhatian serius bagi insan pers.
“Tantangan pers hari ini bukan hanya kecepatan dalam menyajikan berita, tetapi juga memastikan faktualitasnya,” terangnya.
“Kita juga harus memberikan perhatian lebih kepada keamanan data website dan tulisan kita yang diambil oleh AI,” ujar Hilman.
Baca juga: Dinamika Media dan Iklan di 2025: Adaptasi atau Tertinggal?
Ia juga mengingatkan bahwa industri media menghadapi ancaman serangan siber seperti Distributed Denial of Service (DDoS) yang dapat melumpuhkan situs berita.
Oleh karena itu, Hilman berharap media semakin menyadari pentingnya perlindungan data dan memberikan ruang bagi hak jawab serta koreksi berita agar kepercayaan publik terhadap media tetap terjaga.
Dengan adanya diskusi ini, diharapkan insan pers semakin siap menghadapi tantangan di era digital dan terus menjaga kredibilitas dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. (SG-2)