PENJABAT (Pj) Gubernur Jawa Barat (Jabar), Bey Machmudin, memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (29/1).
Rakor ini bertujuan memperkuat kesiapan Jawa Barat menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, terutama jelang libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
Acara ini dihadiri Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, Anggota Komisi VIII DPR RI, serta sejumlah kepala daerah di Jabar
Baca juga: Banjir dan Longsor Landa Jabar, BPBD Tanggap Cepat Bantu Warga Terdampak
Bantuan Rp55 Miliar untuk Siaga Darurat
Dalam rakor tersebut, Bey melaporkan bahwa Pemda Provinsi Jabar telah menerima bantuan dari BNPB berupa anggaran sebesar Rp250 juta dan 21 jenis peralatan darurat kebencanaan.
Selain itu, kabupaten/kota di Jawa Barat juga mendapatkan bantuan anggaran senilai Rp200 juta dan perlengkapan darurat senilai total Rp1,7 miliar.
"Terima kasih kepada BNPB atas bantuan yang diberikan. Ini akan sangat membantu kesiapan kita dalam menghadapi potensi bencana, terutama pada musim hujan yang intens ini," ujar Bey.
Namun, Bey menyoroti bahwa delapan kabupaten/kota di Jabar belum menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi. Ia memastikan BNPB siap menyalurkan bantuan begitu status siaga darurat ditetapkan.
Potensi Bencana di Jawa Barat
Jabar menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi yang cukup serius.
Sepanjang 2024, tercatat 1.389 bencana, termasuk banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem.
Bey menyebut sejumlah daerah yang rawan banjir, seperti Kabupaten Bekasi, Karawang, Subang, Indramayu, Cirebon, Kabupaten Bandung, Kota Bandung, dan Kota Banjar.
Baca juga: Penghijauan Lahan Kritis, Solusi Atasi Banjir di Bandung Timur
Sementara itu, potensi banjir bandang tinggi berada di Kabupaten Garut, terutama di sekitar Sungai Cimanuk, Cikaengan, dan Cilaki.
"Untuk tanah longsor, tingkat bahayanya berada pada kategori sedang hingga tinggi, terutama di wilayah tengah dan selatan Jawa Barat," ungkap Bey.
Ia juga menekankan pentingnya kesiagaan masyarakat terhadap cuaca ekstrem, yang memiliki risiko tinggi di wilayah seperti Kabupaten Indramayu.
"Mari bersama-sama kita tingkatkan kesiapsiagaan, pantau informasi terkini, dan patuhi arahan petugas agar Jawa Barat tetap aman dan kondusif," pesan Bey.
BNPB: Jabar Jadi Prioritas Nasional
Kepala BNPB Suharyanto menegaskan bahwa Jawa Barat menjadi prioritas utama dalam rakor ini, mengingat wilayah tersebut memiliki potensi bencana hidrometeorologi tertinggi kedua secara nasional dalam 10 tahun terakhir.
Baca juga: Masuk Musim Hujan, BMKG Bandung Imbau Jabar Siaga Bencana Hidrometeorologi
"Kami memberikan bantuan awal berupa anggaran dan perlengkapan agar BPBD di Jawa Barat dapat segera bertindak jika bencana terjadi," kata Suharyanto.
Ia menjelaskan, setiap provinsi menerima bantuan anggaran Rp250 juta serta perlengkapan seperti perahu karet, sembako, matras, dan selimut senilai total Rp55 miliar untuk Jabar.
"Kondisi geografis Jawa Barat, dengan banyak gunung dan wilayah rawan longsor, menuntut kewaspadaan ekstra, terutama saat hujan deras melanda," tambah Suharyanto.
Dengan rakor ini, Jabar diharapkan mampu menghadapi ancaman bencana secara lebih efektif, mengurangi dampak yang ditimbulkan, dan menjaga keselamatan warganya selama musim hujan dan libur akhir tahun. (SG-2)