Humaniora

Pemkot Surabaya Perkuat Peran Orangtua Tekan Kenakalan Remaja dan Kekerasan Anak

Kepala DP3APPKB Kota Surabaya, Ida Widayati, menegaskan bahwa upaya Pemkot harus diimbangi dengan peran aktif orang tua dalam mempengaruhi tumbuh kembang anak.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Pendudukan, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya, Ida Widayati, (Ist/Pemkot Surabaya)

PEMERINTAH Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berkomitmen memperkuat peran orang tua dalam menekan angka kenakalan remaja dan kekerasan terhadap anak. 

 

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Pendudukan, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya, Ida Widayati, menegaskan bahwa upaya Pemkot harus diimbangi dengan peran aktif orang tua dalam mempengaruhi tumbuh kembang anak.

 

"Ini adalah peringatan Hari Anak Nasional ke-40. Sesuai tema tahun ini, Pemkot Surabaya berusaha memfasilitasi pemenuhan hak anak mulai dari lahir, termasuk kartu kelahiran atau identitas, hak pendidikan, hak untuk mengekspresikan kreativitas, hingga hak mendapatkan penghidupan yang layak,” papar Ida. 

 

Baca juga: Gaung Lima Harapan Anak Indonesia di Hari Anak Nasional 2024

 

“Semua sudah kami siapkan agar hak anak bisa terpenuhi," kata Ida sebagaimana dikutip situs Pemkot Surabaya pada Selasa (23/7).

 

Namun, Ida menyebut bahwa masih banyak orang tua yang belum sepenuhnya memahami pentingnya pemenuhan hak anak. 

 

"Di kota sebesar Surabaya, memang sulit untuk mencapai nol kasus kekerasan terhadap anak," tambahnya.

 

"Kami masih menemukan beberapa orang tua yang membiarkan anaknya bekerja meskipun masih di bawah umur," kata Ida.

 

Untuk mengatasi masalah ini, Pemkot Surabaya telah meluncurkan berbagai program edukasi bagi masyarakat. 

 

"Melalui program 'Sekolah Orang Tua Hebat', kami berusaha mengedukasi orang tua tentang pentingnya pemenuhan hak anak," jelas Ida.

 

Kenakalan remaja juga menjadi fokus utama DP3APPKB. Ida mengungkapkan bahwa tim Satpol PP hampir setiap hari menemukan kasus anak-anak yang terlibat dalam aktivitas berbahaya seperti ngelem, balap liar, tawuran, dan konsumsi miras, terutama selama liburan.

 

Baca juga: Sebanyak 6.000 Anak Hadiri Perayaan Puncak Hari Anak Nasional 2024 di Jayapura, Papua

 

"Ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi kita semua," ujarnya.

 

Selain itu, Pemkot Surabaya terus berupaya menekan kasus kekerasan terhadap anak, baik fisik maupun seksual. 

 

Ida menekankan pentingnya komunikasi yang harmonis antara orang tua dan anak untuk mencegah terjadinya kekerasan. 

 

Baca juga: Hari Anak Nasional 2024: Bukan Sekadar Perayaan, Waktunya Bertindak!

 

"Anak harus merasa bahwa mereka memiliki orang tua yang dekat, teman untuk curhat, dan pelindung. Itu yang perlu dikuatkan lagi," tutupnya.

 

Dengan komitmen kuat dari Pemkot Surabaya dan peran aktif orang tua, diharapkan angka kenakalan remaja dan kekerasan terhadap anak dapat terus menurun, menciptakan lingkungan yang lebih aman dan sehat bagi anak-anak Surabaya. (SG-2)