Humaniora

Pelindo Perkuat Dukung Rehabilitasi Mangrove untuk Mitigasi Perubahan Iklim

Rehabilitasi mangrove tidak hanya penting untuk menyerap karbon tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem pesisir yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat di sekitar pesisir

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
26 Juli 2024
Acara penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) PT Pelni dengan Kemenko Marves, KKP, KLHK, dan beberapa purusahaan dan asoasi untuk dukung Program Rehabilitasi Mangrove Nasional di Jakarta. (Ist)
 

PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo mempertegas komitmennya dalam mendukung aksi mitigasi perubahan iklim di Indonesia melalui upaya perlindungan ekosistem karbon biru. 

 

Hal ini diwujudkan dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), serta beberapa perusahaan dan asosiasi dalam Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). 

 

Fokus utama program ini adalah rehabilitasi mangrove guna mendukung target Program Rehabilitasi Mangrove Nasional.

 

Baca juga: Hari Mangrove Sedunia, Saatnya Benahi Permasalahan Mangrove di Indonesia


Departemen Head Program TJSL Pelindo, Febrianto Zenny Sulistyo, menyatakan dukungan ini adalah bagian dari komitmen Pelindo untuk berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim dan perlindungan lingkungan, khususnya terkait karbon biru. 

 

"Rehabilitasi mangrove tidak hanya penting untuk menyerap karbon tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem pesisir yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat di sekitar pesisir," ujar Febrianto dalam keterangan pers, Kamis (24/7).

 

Pelindo telah menunjukkan komitmen kuat sejak tahun 2021, menjadi BUMN pertama yang terlibat dalam MoU dan PKS Rehabilitasi Mangrove bersama tiga kementerian. 

 

"Kami berharap upaya ini menginspirasi lebih banyak pihak untuk berpartisipasi dalam konservasi dan restorasi ekosistem karbon biru serta membantu pencapaian program pemerintah, khususnya dalam mendukung National Blue Carbon Action Partnership," tambah Febrianto.

 

Indonesia berkomitmen mendukung Perjanjian Paris UNFCCC untuk membatasi kenaikan suhu rata-rata global hingga 1,5°C dengan meningkatkan target kontribusi yang ditentukan secara nasional (NDC). 

 

Baca juga: Hari Mangrove Sedunia, Peraih Kalpataru Berbagi Pengalaman Jaga Kelestarian Alam

 

Dalam NDC terbaru, Indonesia berkomitmen meningkatkan target penurunan emisi gas rumah kaca dari 29% menjadi 31,89% melalui dukungan nasional, dan dari 41% menjadi 43,20% dengan dukungan internasional.

 

Indonesia memiliki luas ekosistem mangrove terbesar di dunia dengan 3,31 juta hektare mencakup sekitar 20% dari total luas mangrove dunia. 

 

Ekosistem lamun di Indonesia mencakup sekitar 1,8 juta hektare. Mangrove dan lamun di Indonesia menyimpan sekitar 3,14 miliar metrik ton karbon, setara dengan 17% karbon yang tersimpan di ekosistem pesisir bumi. 

 

Baca juga: Tingkatkan Kunjungan Wisatawan, Ekowisata Mangrove Pangkal Babu, Jambi, Perlu Dibenahi

 

Selain kemampuan besar dalam menangkap dan menyimpan karbon, ekosistem ini juga memberikan banyak manfaat lain.

 

Manfaat mangrove di antaranya perlindungan pantai, habitat keanekaragaman hayati, tempat mencari makan bagi spesies laut bernilai tinggi, serta layanan sosial-ekologis dan pariwisata.

 

Febrianto menambahkan bahwa Pelindo fokus mewujudkan jaringan ekosistem maritim nasional melalui peningkatan konektivitas dan integrasi pelayanan guna mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

 

"Namun, di sisi lain, kami juga memiliki tugas mendukung program pemerintah dalam mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s), khususnya di bidang pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan keberlanjutan lingkungan," ujarnya.

 

Seiring dengan penandatanganan PKS ini, Kemenko Marves juga mengadakan talkshow dan diskusi bertema “Memperkuat Pencapaian Aksi Iklim Indonesia melalui Perlindungan Ekosistem Karbon Biru” untuk mendiseminasikan informasi mengenai target iklim nasional dalam upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. (SG-2)