MENJELANG Pilkada Serentak 2024 yang akan berlangsung November mendatang, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengambil langkah proaktif dalam menghadapi potensi penyebaran disinformasi atau hoaks yang marak di media sosial.
Dalam upaya melindungi para pemilih, terutama pemilih pemula, dari dampak negatif hoaks, Pemkot Bandung berkolaborasi dengan platform media Tirto.id dan TikTok untuk meluncurkan program “TikTok Goes to Kampus: Melawan Disinformasi di Pilkada 2024”.
Acara yang digelar pada Kamis (26/9) di Auditorium Rosada Balai Kota Bandung ini, dihadiri oleh para mahasiswa serta admin media sosial kecamatan di Kota Bandung.
Baca juga: Jelang Pilkada 2024: Pj Wali Kota Bandung Ajak Warga Jadi Pelaku Sejarah
Kegiatan ini dirancang untuk membekali peserta dengan keterampilan mengidentifikasi dan menangkal hoaks, melalui dua rangkaian utama: diskusi panel dan workshop.
Hadir sebagai pembicara dalam acara ini, Ketua Bawaslu Jawa Barat Zacky Muhammad Zam Zam, perwakilan Public Policy & Government Relations TikTok Faris Mufid, serta Ketua Jabar Saber Hoaks Alfianto Yustinova.
Mereka membahas berbagai langkah mitigasi yang dapat diambil untuk memerangi disinformasi selama Pilkada berlangsung.
Kolaborasi dalam Melawan Hoaks
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Bandung, Asep Saeful Gufron, menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya program ini.
Ia menekankan pentingnya meningkatkan literasi digital di kalangan masyarakat, terutama di tengah era digital yang rawan disinformasi.
Baca juga: Bandung Siap Pesta Demokrasi, Ini Nomor Urut Pasangan Calon Wali Kota 2024
“Sebanyak 23 persen pemilih di Pilkada Serentak Bandung merupakan pemilih pemula, sehingga sangat penting untuk memastikan mereka terhindar dari hoaks yang dapat merusak proses demokrasi,” ujar Asep.
Ia berharap semua pihak, termasuk pengguna media sosial, turut serta melawan penyebaran disinformasi demi menciptakan pilkada yang damai, jujur, dan adil.
Faris Mufid dari TikTok juga menegaskan komitmen platformnya dalam menjaga ekosistem digital yang sehat, terutama selama masa Pilkada.
TikTok, katanya, telah menerapkan dua lapis moderasi konten: machine moderation untuk menyaring 99% konten berdasarkan visual dan audio, serta human moderation untuk menindaklanjuti konten yang lolos dari sistem otomatis.
"Kami juga bekerja sama dengan Bawaslu dan KPU melalui MoU untuk menangani konten disinformasi secara lebih cepat," tambah Faris.
Duta Anti-Hoaks
Selain memberikan pemahaman mengenai pentingnya melawan hoaks, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Bambang Sukardi, menyatakan harapannya agar para peserta acara ini, baik mahasiswa maupun admin media sosial, dapat menjadi “duta hoaks” yang aktif memerangi berita palsu.
“Kami berharap, upaya melawan hoaks ini tidak hanya berhenti pada masa pemilu saja, tetapi bisa terus dilanjutkan ke depannya,” kata Bambang.
Baca juga: Hoaks Mengatasnamakan Pj Wali Kota Bandung, Pemkot Imbau Warga Waspada
Dengan adanya inisiatif ini, Kota Bandung berkomitmen menjaga suasana yang kondusif menjelang Pilkada 2024.
Sinergi antara pemerintah, platform media sosial, dan masyarakat diharapkan mampu menjaga integritas demokrasi dari ancaman disinformasi, serta memastikan proses pemilihan yang bersih dan transparan. (SG-2)