Humaniora

Kondisi Tenda Jemaah Haji Indonesia di Mina Mirip Barak Pengungsian

Ironisnya, kondisi lebih parah ditemukan pada jemaah haji plus. Di Maktab 111, tenda berkapasitas 80 orang harus menampung 1.200 orang.

By Kang Deri  | Sokoguru.Id
20 Juni 2024
Foto kondisi dalam tenda jemaah haji Indonesia yang terlihat sempit saat Tim Pengawas Haji DPR RI meninjau lokasi di Mina, Senin (17/6) (Ist/DPR RI)

KONDISI jemaah haji Indonesia di Mina, Arab Saudi, tahun ini sungguh memprihatinkan.

 

Tenda yang disediakan Pemerintah Arab Saudi sangat kurang memadai dan tidak sesuai dengan jumlah jemaah yang harus ditampung.

 

Akibatnya, jemaah harus berdesak-desakan, dengan beberapa di antaranya terpaksa tidur sambil duduk atau bergelimpangan di lorong luar tenda.

 

Baca juga: Menag Yaqut: Indonesia Dapat Kuota Haji 221 Ribu untuk 1446 H/2025 M

 

Situasi ini menciptakan suasana mirip barak pengungsian, mengakibatkan para tamu Tuhan merasa tidak nyaman.

 

Rombongan Tim Pengawas Haji DPR RI yang meninjau lokasi di Mina pada Senin (17/6) dibuat terkejut dan terharu oleh kondisi ini. Kedatangan mereka langsung disambut keluh kesah jemaah haji.

 

Dedi Karyadi, jemaah haji kelompok terbang 49 asal Kota Bogor, mengungkapkan bahwa tenda yang disediakan hanya berukuran 10x12 meter dan diperuntukkan bagi 160 orang jemaah.

 

"Ruang gerak kita tidak ada 1 meter. Di dalam kita penuh sesak. Terpaksa ada yang tidur di luar tenda dan bergantian tidur di dalam," tuturnya di Maktab 44 Mina.

 

Timwas Haji DPR menyaksikan langsung bagaimana lorong-lorong dipenuhi jemaah yang tidur dengan alas seadanya di luar tenda.

 

Rasa kantuk dan lelah membuat mereka bisa tidur nyenyak meski di tepi luar tenda yang ramai.

 

Anggota Timwas Haji DPR, Wisnu Wijaya Adiputra, menyatakan penyesalan atas buruknya pelayanan jemaah di Mina.

 

Baca juga: Sidak di Mina, Gus Muhaimin: Kondisi Tenda Jemaah Haji Indonesia Memprihatinkan

 

"Akibat tenda di bawah kapasitas, terpaksa sebagian jemaah berbaur antara laki-laki dan perempuan tanpa pembatas. Ini sangat tidak baik untuk kesehatan, terutama bagi jemaah lanjut usia," katanya.

 

Wisnu mendesak Kemenag untuk melakukan evaluasi besar-besaran guna memperbaiki persoalan ini.

 

Ironisnya, kondisi lebih parah ditemukan pada jemaah haji plus. Di Maktab 111, tenda berkapasitas 80 orang harus menampung 1.200 orang.

 

Timwas Haji DPR juga menemukan jemaah yang diusir dari tenda karena penempatan yang salah, membuat mereka terpaksa meninggalkan tenda dan tidak bisa mendapatkan hak-haknya.

 

Toilet Kotor Tak Ramah Lansia

 

Selain masalah tenda yang tidak memadai, Timwas Haji DPR juga menyoroti fasilitas toilet yang kotor dan tidak ramah lansia.

 

Tisu dan pembalut berserakan di mana-mana, dan jumlah toilet yang terbatas membuat jemaah harus antre panjang berjam-jam.

 

"Bahkan ada yang pingsan karena lama menunggu," ujar Wisnu.

 

Wisnu menekankan bahwa jumlah toilet di Mina kurang memadai dan tidak ramah lansia, serupa dengan kondisi di Arafah. Dari 10 toilet yang ada, hanya satu toilet duduk.

 

Baca juga: Gus Muhaimin Soroti Tagline "Haji Ramah Lansia" yang Belum Sesuai

 

"Padahal 30% dari jemaah haji Indonesia adalah lansia. Setidaknya harus ada tiga toilet duduk dari 10 toilet yang tersedia," imbuhnya sebagaimana dikutip situs DPR RI, Kamis (20/6).

 

Akibat keterbatasan jumlah toilet, beberapa jemaah asal Kabupaten Bandung Barat di Maktab 76 Mina terpaksa buang air kecil di sebelah tenda karena tidak bisa menahan hajat.

 

"Mirisnya, kejadian ini tidak hanya dialami jemaah laki-laki, tapi juga perempuan. Timwas Haji DPR meminta agar Kemenag melakukan evaluasi besar-besaran terhadap masalah-masalah ini dan serius memperbaiki layanan haji tahun depan," pungkas Wisnu.

 

Kondisi ini mencerminkan perlunya langkah-langkah konkret untuk memastikan kenyamanan dan kesehatan jemaah haji, serta menghindari kejadian serupa di masa mendatang. (SG-2)