Humaniora

Kemenperin Fasilitasi Sejumlah Industri Tampilkan Inovasi di WWF 2024 di Bali

Sumber daya air yang tidak digunakan untuk produk, dikembalikan ke jaringan irigasi Subak. Produk air minum dalam kemasan yang dihasilkan telah tersertifikasi sebagai  air mineral alami.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
21 Mei 2024
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika mengatakan memfasilitasi sejumlah industri untuk untuk menampilkan inovasi  terkait upaya pengelolaan dan pengembangan sumber daya air yang berkelanjutan, di Nusa Dua, Bali, Senin (20/5), (Dok.Kemenperin)

PADA gelaran ke-10 World Water Forum (WWF) di Bali pada 18-25 Mei 2024, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memfasilitasi sejumlah pelaku industri untuk menampilkan inovasinya terkait upaya pengelolaan dan pengembangan sumber daya air yang berkelanjutan.

 

“Kemenperin mendukung penuh penyelenggaraan WWF 2024  di Bali. Kami turut berpartisipasi dalam expo dan fair,” ujar Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika di Nusa Dua, Bali, Senin (20/5), seperti dikutip kemenperin.go.id.

 

Forum tingkat internasional itu, lanjutnya, dibentuk untuk meningkatkan komitmen dan aksi seluruh pemangku kepentingan tentang pentingnya air dalam kehidupan manusia dan untuk mendorong kerja sama internasional dalam menjawab isu tantangan air global.

 

Baca juga: Tak Hanya Bahas Masalah Air, World Water Forum juga Promosikan Budaya dan Pariwisata 

 

Putu Juli menyampaikan, pihaknya memfasilitasi empat perusahaan binaan Ditjen Industri Agro untuk mengisi booth expo yang terletak di Kintamani Lobby Nusa Dua (KN02), Bali Nusa Dua Convention Center dengan total luasan 27 m2. 

 

Adapun empat perusahaan yang difasilitasi adalah PT Bali Agung Waters, PT Bentoel Prima, PT Langgeng Kreasi Jayaprima, dan PT Amerta Indah Otsuka.

 

Baca juga: Setelah Hadiri World Water Forum, Elon Musk Lanjut Luncurkan Starlink di Bali

 

PT Amerta Indah Otsuka mengusung inovasinya yang dinamakan ‘Otsuka Blue Planet’.  “Ini merupakan wujud penerapan digitalisasi atau berbasis teknologi industri 4.0 dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja produksi dan pengolahan air yang berhasil menurunkan limbah produksi,” imbuh Putu Juli. 

 

Baca juga:Persiapan Fair and Expo pada World Water Forum ke-10 Telah Masuk Tahap Final

 

Selanjutnya, PT Bentoel Prima (BAT Group) menampilkan inisiatif pengelolaan sumber daya air melalui tema ‘Save the Drop’, yang membagikan konsep praktik terbaik dalam daur ulang limbah air, konservasi air, dan efisiensi penggunaan air.

 

Baca juga: 

 

Sementara itu, PT Langgeng Kreasi Jayaprima, memamerkan penggunaan sistem digitalisasi 4.0 untuk mengontrol dan monitoring teknologi filterisasi menjadi lebih maksimal. 

 

Penggunaan teknologi tersebut berhasil melakukan efisiensi penggunaan sumber daya air sebesar 80 persen (dari 11 menjadi 2 liter air). Perusahaan juga menjaga keberlangsungan ketersediaan air, melalui kerja sama perusahaan dengan Yayasan Bambu Lestari sejak perhelatan G20 tahun 2022 di Bali untuk penanaman bambu dan agroforestry.

 

Kemudian, PT Bali Agung Waters, menunjukkan teknologi penggunaan sumber air dari Gunung Agung yang mengalir bebas, sehingga tidak merusak akuifer dan ekosistem. 

 

Sumber daya air yang tidak digunakan untuk produk, dikembalikan ke jaringan irigasi Subak. Produk air minum dalam kemasan yang dihasilkan telah tersertifikasi sebagai  air mineral alami, sehingga tidak ada penambahan zat kimia apapun ke dalam produk.

 

“Kami juga berharap adanya pertukaran pengetahuan atau diskusi untuk mendorong kemitraan dalam upaya menciptakan Water for Shared Prosperity,” imbuh Putu. 

 

Menurutnya, kegiatan expo itu bisa menjadi ajang edukasi bagi masyarakat umum terkait tentang isu air maupun kegiatan 10th World Water Forum.

 

Empat booth fair

Selain memfasilitasi industri pada expo tersebut, Ditjen Industri Agro Kemenperin juga turut memboyong pelaku industri binaannya menampilkan produk unggulan dengan mengisi empat booth fair yang terletak di Tsunami Shelter Plaza Kuta. 

 

Adapun luasan masing-masing booth sekitar 4 x 2 m, yang terdiri dari tiga booth kategori culinary serta satu booth kategori art and craft.

 

“Jadi, ada produk minuman sari kacang hijau dengan merek Mungbee, berikutnya ada produk freeze dried fruit dengan merek Freezty, Pipiltin Coklat Freezedried, Otani, dan Sadjian. 

 

Selain itu, ada produk natural Indonesian cheese and snack, dengan merek Rosalie Cheese,” sebut Putu. Sedangkan, untuk booth art and craft, akan diwakili oleh PT Langgeng Kreasi Jayaprima dengan menampilkan produk hasil budidaya bambu untuk program konservasi air.

 

Pelaksanaan WWF Ke-10 dihadiri delapan kepala negara dan 105 menteri. Kedelapan kepala negara tersebut berasal dari Timor Leste, Fiji, Tajikistan, Sri Lanka, Hungaria, Maroko dan Indonesia selaku tuan rumah. 

 

Selain itu, sebanyak 132 negara dan organisasi internasional, dengan jumlah peserta diperkirakan mencapai sekitar 46 ribu orang akan hadir di KTT ke-10  WWF di Bali. (SG-1)

 

Forum Air Dunia ini mengusung tema besar Water for Shared Prosperity atau Air untuk Kemakmuran Bersama. Forum air dunia ini akan memberikan berbagai manfaat politik bagi Indonesia, mulai dari peningkatan pengaruh internasional hingga peluang untuk memperkuat diplomasi dan kerja sama di sektor air. Pelaksanaan WWF tersebut, juga akan membahas empat hal, yakni konservasi air, air bersih dan sanitasi, ketahanan pangan dan energi serta mitigasi bencana alam.(SG-1)