Pariwisata

Persiapan Fair and Expo pada World Water Forum ke-10 Telah Masuk Tahap Final

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) secara khusus mendapat tanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan Fair and Expo. 

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
17 Mei 2024
Menparekraf Sandiaga Uno diwawancarai wartawan seusai mengikuti "Rapat Koordinasi Panitia Nasional Penyelenggaraan World Water Forum ke-10", Kamis (16/5) di The Laguna, Nusa Dua, Bali. (Dok.Kemenparekraf)

PELAKSANAKAN Fair and Expo yang menjadi bagian dari kegiatan "World Water Forum ke-10" di Nusa Dua, Bali, mencapai tahap akhir. 

 

"Persiapan World Water Forum telah mencapai tahap yang sudah terfinalisasi. Kami telah melakukan beberapa update termasuk beberapa nanti akan dilakukan gladi kotor dan gladi bersih untuk memastikan event internasional ini berjalan lancar," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreati (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno sebagaimana dilansir situs Kemenparekraf, Jumat (17/5).

 

Pernyataan Sandiaga disampaikan usai mengikuti "Rapat Koordinasi Panitia Nasional Penyelenggaraan World Water Forum ke-10", Kamis (16/5) di The Laguna, Nusa Dua, Bali. 

 

Baca juga: Jelang World Water Forum 2024, DPR RI Sebut Masalah Air, Masalah Krusial

 

Dalam kegiatan yang akan berlangsung pada 18-25 Mei 2024, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) secara khusus mendapat tanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan Fair and Expo. 

 

Fair and Expo Hadirkan 257 Booth

 

Expo akan dilaksanakan di Bali Nusa Dua Convention Center dan Bali International Convention Center. Sementara untuk fair akan berlangsung di kawasan Bali Collection juga Museum Pasifika. 

 

Total akan ada 257 booth yang terdiri dari 155 booth untuk kegiatan expo dan 102 booth untuk kegiatan fair

 

Keseluruhan booth sudah dipastikan akan diisi oleh pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif khususnya UMKM untuk melakukan promosi serta penjualan produk. 

 

"Ini sudah dalam persiapan semuanya dan kami pastikan bahwa UMKM dilibatkan," kata Sandiaga. 

 

Baca juga: Indonesia Perkenalkan Teknologi Bendung Modular di World Water Forum ke-10

 

Berkolaborasi dengan dengan berbagai pihak, Kemenparekraf/Baparekraf juga akan menghadirkan berbagai program dan aktivasi yang dapat dinikmati lebih dari 50 ribu peserta World Water Forum yang akan hadir. 

 

Rangkaian kegiatan di dalamnya antara lain prosesi Melukat yang dapat diikuti oleh para delegasi. 

 

Melukat atau Balinese Water Purification Ceremony merupakan ritual adat khas Bali dengan konsep kegiatan Rahina Tumpek Uye dan Upacara Segara Kerthi. 

 

Kemenparekraf secara khusus juga memberikan dukungan dengan menghadirkan Indonesia Pavilion pada Expo World Water Forum 2024. 

 

Baca juga: World Water Forum 2024 di Bali Momen Promosikan Pariwisata dan Ekraf

 

Di dalam Indonesia Pavilion, Kemenparekraf menyediakan berbagai atraksi menarik. Seperti konten dan aktivasi gim bernama “Lokapala” dari Anantarupa yang mengangkat kebudayaan dan cerita rakyat yang sangat kental dengan unsur kearifan lokal Indonesia.

 

Kemudian aktivitas partisipatif virtual reality (VR) dengan konten pariwisata Indonesia bekerja sama dengan Go Virtual. 

 

Selanjutnya, penghitungan potensi dampak pelaksanaan kegiatan World Water Forum 2024 terhadap lingkungan melalui carbon footprint yang berkolaborasi dengan Jejak.in. Ada pula penjualan paket wisata low carbon/climate positive/regenerative tourism. 

 

Kemenparekraf juga memfasilitasi dan menyediakan konten informasi mengenai UNESCO Global Geopark yang telah ada di Indonesia, yang disandingkan dengan desa wisata yang berkelanjutan. 

 

Sediakan Planogram untuk Produk UMKM Ekonomi Kreatif

 

Selain itu, Kemenparekraf menyediakan planogram untuk penjualan produk UMKM ekonomi kreatif yang telah dikurasi serta penyediaan suvenir dan goodie bag Wonderful Indonesia.

 

Kemenparekraf juga akan menyiapkan kunjungan bagi delegasi ke berbagai destinasi salah satunya Desa Wisata Jatiluwih yang terkenal dengan sistem subak. 

 

Baca juga: Indonesia Siapkan Beragam Acara Pendukung di World Water Forum ke-10, Bali

 

Subak sendiri merupakan organisasi tradisional yang mengatur sistem irigasi yang digunakan dalam cocok tanam padi di Bali. Jatiluwih ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya dunia pada 2012. 

 

Keseluruhan pelaksanaan World Water Forum 2024 di Bali akan sepenuhnya lekat dengan nilai-nilai budaya Indonesia khususnya Bali. 

 

Seperti pada upacara pembukaan, gala dinner, acara penutupan, akan diisi dengan ragam suguhan budaya dan kuliner khas nusantara. 

 

"Kita harapkan para peserta akan mendapatkan kenangan yang tidak terlupakan selama di Bali. Termasuk juga kegiatan-kegiatan seperti carbon footprint offsetting yang akan kita lakukan dengan penanaman mangrove, juga trip ke Jatiluwih yang banyak peminatnya," ujar Sandiaga. 

 

Menparekraf Sandiaga berharap dengan kolaborasi dari berbagai pihak pelaksanaan World Water Forum ke-10 dapat berjalan dengan lancar dan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi MICE kelas dunia. 

 

"Ini 10 tahun kepemimpinan Pak Jokowi, memantapkan posisi Indonesia sebagai destinasi MICE kelas dunia. Tidak hanya Bali tapi juga Yogyakarta, Batam, juga Labuan Bajo," jelas Menparekraf. 

 

"Destinasi MICE ini kita harapkan di pemerintahan presiden terpilih Pak Prabowo juga akan semakin ditingkatkan karena magnet dan daya tarik Indonesia sebagai penyelenggara MICE ini memiliki reputasi yang baik," ujar Sandiaga. 

 

World Water Forum sendiri merupakan sebuah forum internasional yang menghimpun para pemangku kepentingan di bidang air. 

 

Forum global yang diselenggarakan setiap tiga tahun sejak 1997 ini mengajak semua pihak untuk berdiskusi, berbagi ilmu dan praktik nyata dalam pengelolaan dan pengembangan sumber daya air yang berkelanjutan.

 

Tema utama World Water Forum ke-10 adalah "Water for Shared Prosperity" atau Air untuk Kesejahteraan Bersama. 

 

Pemilihan tema tersebut relevan dengan kondisi global saat ini, di mana ketersediaan air bersih masih menjadi tantangan bagi banyak negara. (SG-2)