Humaniora

Hari Hijab Sedunia: Menjaga Aurat, Kebebasan Berekspresi Hingga Pelengkap Fesyen

Tema tahun ini, #HijabisUnsilenced (#HijabisTanpa Suara) memperkuat suara perempuan berhijab, menyoroti ketahanan dalam menghadapi diskriminasi, Islamofobia, dan pembatasan pilihan perempuanuntuk mengenakan jilbab.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
01 Februari 2025
World Hijab Day (WHD) mengajak masyarakat dari berbagai latar belakang di seluruh dunia untuk bersatu dalam solidaritas dengan perempuan Muslim yang memilih berhijab dan menantang prasangka serta kesalahpahaman yang sering mereka hadapi akibat pilihan tersebut. (Dok. World Hijab Day)
 

SEJAK pertama kali dicanangkan pada 1 Februari 2023, lebih dari 150 negara memperingati Hari Hijab Sedunia pada hari ini. Organisasi Hari Hijab Sedunia (WHDO) dengan bangga mengumumkan Hari Hijab Sedunia (WHD) ke-13.


Acara global itu, menurut siaran pers yang dilansir di situs resmi World Hijab Day (WHD), Rabu (29/1)  mengajak masyarakat dari berbagai latar belakang untuk bersatu dalam solidaritas dengan perempuan Muslim yang memilih berhijab dan menantang prasangka serta kesalahpahaman yang sering mereka hadapi akibat pilihan tersebut.

 

“Di saat hak-hak perempuan berhijab semakin mendapat sorotan di seluruh dunia, tema ini mencerminkan komitmen kami untuk memastikan hak-hak mereka didengar dan dihormati,” kata Pendiri dan CEO Organisasi Hari Hijab Sedunia (WHDO), Nazma Khan

 

Baca juga: Yuk Berburu Fesyen di Hijab Expo Indonesia, Trans Studio Mall, Bandung !

 

AKtivis sosial itu menjelaskan WHD didirikannya pada 2013, dan saat ini, menurut pengamatannya,  dari 150 negara dan telah menjadi gerakan yang mengadvokasi kebebasan beragama, hak-hak perempuan, dan pemahaman budaya. 

 

Tema tahun ini, sambungnya #HijabisUnsilenced (#HijabisTanpa Suara) memperkuat suara perempuan berhijab, menyoroti ketahanan mereka dalam menghadapi diskriminasi, Islamofobia, dan pembatasan pilihan mereka untuk mengenakan jilbab.

 

“Kami ingin menentang pembungkaman suara para hijaber dan memberdayakan perempuan untuk berbagi cerita tanpa rasa takut,” imbuhnya.

 

Baca juga: Pelopor Perubahan Tren Busana Muslim dan Penggagas Indonesia Hijab Fest


Nazma yang tumbuh dan besar di Bronx, New York City, mengaku kerap mengalami diskriminasi. Hal itulah yang menantangnya. 

 

“Di sekolah, saya dipanggil Batman atau ninja. Ketika saya masuk universitas, peristiwa 9/11 terjadi. Lalu, saya dipanggil Osama bin Laden atau teroris. Itu sangat mengerikan. Saya pikir satu-satunya cara untuk mengakhiri diskriminasi adalah jika kita mengajak sesama saudari kita untuk merasakan sendiri pengalaman berhijab,” imbuh Nazma.

 

Ia mengaku ingin mendorong kebebasan berekspresi dalam beragama serta meningkatkan pemahaman antarbudaya. Ia mengundang perempuan dari berbagai latar belakang untuk merasakan pengalaman mengenakan hijab selama satu satu setiap tanggal 1 Februari. 

 

Melalui gerakan itu, Nazma berharap, bisa mengatasi berbagai kontroversi mengenai alasan muslimah memilih berhijab.


Sementara itu, dalam sebuah langkah bersejarah yang merayakan keberagaman dan inklusi, Senat Negara Bagian New York secara resmi mengakui Hari Hijab Sedunia dan Bulan Sejarah Muslim Internasional (IMHM) pada 2025. 

 

Baca juga: Menteri UMKM: Indonesia Berpotensi Jadi Pusat Modest Fashion Dunia

 

Tonggak sejarah itu memperkuat komitmen negara terhadap kebebasan beragama, apresiasi budaya, dan kebebasan beragama. dan memerangi Islamofobia.

 

Pada 14 Januari lalu, Senat mengeluarkan Resolusi No. 88 yang menetapkan tanggal 1 Februari 2025 sebagai Hari Hijab Sedunia di Negara Bagian New York. 

 

Pencapaian itu dapat dicapai berkat kepemimpinan dan advokasi Senator Roxanne J. Persaud yang berdedikasi, sangat menghargai dukungannya yang tak tergoyahkan terhadap ekspresi keagamaan dan pemberdayaan perempuan. 

 

New York telah memperingati Hari Hijab Sedunia sejak tahun 2017, yang menggarisbawahi komitmen berkelanjutannya untuk merayakan inklusivitas dan hak atas identitas keagamaan.

 

Untuk lebih memajukan representasi Muslim, pada 28 Januari 2025, Senat mengeluarkan Resolusi No. 257, yang secara resmi menetapkan Mei 2025 sebagai Bulan Sejarah Muslim di Negara Bagian New York.

 

Pengakuan bersejarah ini diperjuangkan oleh Senator Robert Jackson, yang advokasinya terhadap keterwakilan Muslim berperan penting dalam meningkatkan kesadaran akan banyaknya kontribusi komunitas Muslim.

 

“Sejak 2021, Bulan Sejarah Muslim Internasional (IMHM) diperingati di New York sebagai bagian dari inisiatif global yang dipimpin oleh Organisasi Hari Hijab Sedunia. IMHM berfungsi sebagai platform untuk menghormati kontribusi Muslim sepanjang sejarah sekaligus mengatasi kesalahpahaman dan memerangi Islamofobia,” imbuh Nazma.

 

Pengakuan itu, lanjutnya, merupakan bukti ketahanan dan kontribusi komunitas Muslim. Jilbab sering disalahpahami, dan Hari Jilbab Sedunia memberikan kesempatan untuk mendorong dialog dan pemahaman. 

 

Demikian pula, Bulan Sejarah Muslim Internasional menyoroti kontribusi umat Islam yang tak ternilai sepanjang sejarah, mematahkan stereotip dan mendorong persatuan. 

 

“Kami sangat berterima kasih kepada Senator Roxanne J. Persaud dan Senator Robert Jackson atas kepemimpinan mereka dalam mewujudkan hal ini. Kami mengundang orang-orang di seluruh dunia untuk berdiri bersama kami dalam merayakan pencapaian ini dan membangun masa depan yang berakar pada penerimaan dan rasa hormat.” tambah Nazma.

 

Ia menegaskan  Organisasi Hari Hijab Sedunia mengundang individu, lembaga pendidikan, dan organisasi di seluruh dunia untuk ikut serta dalam memperingati Mei sebagai Bulan Sejarah Muslim Internasional (IMHM). Baik melalui diskusi, acara pendidikan, atau kampanye kesadaran, setiap upaya membantu memperkuat suara dan pencapaian komunitas Muslim.


 

Dok. Honey Habbit

 

Pelengkap fesyen

Terkait peringatan hari hijab sedunia, pelaku usaha hijab Hani Handayani,40, mengatakan, para perempuan yang memutuskan berhijab meningkat setiap tahunnya.

 

“Hijab itu juga berfungsi sebagai fashion statement. Jadi bukan cuma sebatas pada pakai hijabnya. Hijab itu juga bisa memengaruhi gaya berbusana kita dan menambah percaya diri dalam berpenampilan,” tambah Hani.

 

Dan saat ini, lanjut pemilik UMKM Honey Habbit itu, fungsi hijab selain untuk menutup aurat menurut ajaran Islam, juga sebagai pelengkap fesyen, menambah style untuk menyempurnakan penampilan.

 

“Hijab itu juga berfungsi sebagai fashion statement. Jadi bukan cuma sebatas pada pakai hijabnya. Hijab itu juga bisa memengaruhi gaya berbusana kita dan menambah percaya diri dalam berpenampilan,” tambah Hani.

 

Menurutnya, di Indonesia peringatan Hari Hijab Sedunia kurang ‘gong’nya. Mungkin ke depan bisa dibuatkan kegiatan dengan melibatkan para hijabers.

 

“Entah itu lomba desain hijab, fashion show, dan lain sebagainya,” tutup pelaku usaha yang sudah mengimpor produknya ke luar negeri. (Ros/SG-2)