BERBAGAI karya kerajinan khas Batanghari, Jambi, seperti piring-piring porcelain, wastra (kain) tradisional dan baju kurung dari bahan sutera, serta kue gandus kuliner khas Batanghari tampak dipamerkan di lobi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo, Jepang.
Selain itu, barang-barang peninggalan tempo dulu yang ditemukan dari area penggalian pembangunan jalur MRT di Jakarta juga turut mewarnai pameran budaya dan sejarah bertajuk Batanghari River in History Civilization, yang berlangsung pada 17 – 23 Juni 2024.
Pameran di area lobi KBRI Tokyo secara resmi dibuka oleh Duta Besar Republik Indonesia (Dubes) Heri Akhmadi. Sebelumnya KBRI Tokyo menggelar pameran bertema budaya dan sejarah Sriwijaya pada Desember 2023 dan Majapahit pada Februari 2024
Baca juga: KBRI dan BI Tokyo Bawa 25 Jenama Indonesia pada Pameran Karya Kreatif Indonesia di Jepang
“Kegiatan ini merupakan kerja sama KBRI Tokyo dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, serta Serumpun Bumi Melayu,” ujarnya, seperti dikutip situs resmi Kemlu, Rabu (19/6).
Hadir pada acara pembukaan itu, Wakil Duta Besar Maria Renata Hutagalung, Atase Pendidiikan dan Kebudayaan Amzul Rifin, serta sejumlah pejabat KBRI Tokyo.
Kemudian ada Duta Besar Mesir untuk Jepang dan perwakilan diplomatik dari Amerika Serikat, Tiongkok, Filipina, dan Laos. Hadir pula sejumlah budayawan Nusantara, di antaranya Sativa Sutan Aswar selaku perwakilan dari Serumpun Bumi Melayu.
Baca juga: 65 Tahun RI–Kamboja: KBRI Phnom Penh Gelar Indonesia Health Fest 2024
Dalam sambutannya, Dubes Heri yang didampingi Ibu Nuning Akhmadi menekankan, Batanghari memainkan peran penting dalam mendorong pertukaran budaya dan memperkaya tradisi seni Indonesia dalam sejarah hubungan Indonesia dengan dunia luar.
“Batanghari yang secara geografis terletak di Jambi, telah menjadi saluran pertukaran budaya dan usaha manusia, mulai dari jaringan perdagangan kuno hingga ekspresi seni modern,” imbuh Heri.
Batanghari, lanjutnya, berperan penting dalam sejarah hubungan Indonesia dengan dunia luar. Daerah sekitar Sungai Batanghari juga merupakan melting pot bagi banyak agama di Indonesia seperti Hindu, Buddha Islam, dan kepercayaan lokal lainnya,” ujar Dubes Heri.
Baca juga: Kemenparekraf-KBRI Seoul Galang Dukungan Diaspora dan KOL untuk ISUTW di Korsel
“KBRI Tokyo senantiasa mempromosikan ragam budaya nusantara dalam berbagai kesempatan sebagai bagian dari diplomasi Indonesia. Upaya ini terus kami lakukan agar kekayaan ragam budaya Indonesia terus melekat dalam ingatan warga Jepang dan dunia. Saya berharap pameran ini akan menginspirasi banyak orang, termasuk orang Jepang, untuk mengunjungi Indonesia termasuk daerah Batanghari,” tambahnya.
Sementara itu, Sativa Sutan Aswar menyampaikan, Batanghari merupakan salah satu pusat peradaban di Indonesia yang banyak menerima dan memberikan pengaruh bagi budaya lainnya.
Salah satunya adalah kain/wastra di sekitar Batanghari yang banyak dipengaruhi oleh budaya Tiongkok dan Asia Tenggara melalui rute maritim dan perdagangan rempah.
Seminar budaya
Selain Pameran, KBRI Tokyo juga menggelar sejumlah seminar terkait budaya dan sejarah Batanghari ada 18–21 Juni 2024.
Seminar The Maritime Route and Spice Trade dibawakan oleh Dr Junus Satrio Atmojo (18 Juni); Seminar Impact of Spices in Culture oleh Dr. Sativa Sutan Aswar dengan (19 Juni) ; Seminar Indonesia’s Relationship with Japan during the VOC Period menampilkan pembicara Ryuto Shimada, PhD. dan Dr. Bondan Kanumoyoso (20 Juni) 2024).
Selanjutnya, Prof. Josaphat Tetuko tampil dengan topik Detection of Archaeological Structures using Microwave Remote Sensing (21 Juni) dan Yusmaini Eriawati serta RR Chairunis Arni dengan topik Ceramic Finding in MRT Lanes and their Excavation pada 22 Juni. (SG-1)