PROGRAM student loan dinilai memiliki risiko tinggi gagal bayar jika lulusan tidak segera mendapatkan pekerjaan yang memadai, demikian disampaikan oleh Anggota Komisi X DPR RI, Bramantyo Suwondo.
Menurut Bram, sapaan akrab Bramantyo, risiko ini dapat membebani mahasiswa dan lembaga keuangan yang menyalurkan pinjaman, serta memiliki implikasi serius terhadap perekonomian nasional.
"Jika lulusan memulai karier dengan beban utang besar, mereka mungkin akan mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan finansial lainnya, seperti membeli rumah atau memulai bisnis," ungkap Bram.
Baca juga: Kenaikan UKT Dibatalkan, Namun DPR Akui Masih Banyak Biaya Kuliah di PTN Mahal
Pernyataan Bram dalam Rapat Dengar Pendapat Umum Panja Komisi X dengan Rektor Universitas PTN dan PTS di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (1/7).
Bram menegaskan pentingnya memastikan mahasiswa yang mengikuti program student loan dapat terserap secara maksimal dalam dunia kerja.
"Fokus utamanya adalah agar lulusan tidak hanya menjadi beban tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi industri dan perekonomian negara," imbuhnya sebagaimana dilansir situs DPR RI.
Program student loan, lanjutnya, seharusnya dilihat sebagai investasi jangka panjang dalam bidang pendidikan yang berpotensi meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan perekonomian secara keseluruhan apabila dikelola dengan benar.
Baca juga: Pemerintah Batalkan Kenaikan UKT: Respons Tepat atau Sekadar Meredam Gejolak?
"Lulusan yang terampil dan berdaya saing tidak hanya akan mengurangi risiko gagal bayar," jelasnya.
"Tetapi juga memberikan dampak positif terhadap industri kerja dan pembayaran pajak, yang pada akhirnya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia," tuturnya.
Namun, Bram memperingatkan bahwa jika program ini tidak dikelola dengan baik dan banyak terjadi gagal bayar, bisa memicu krisis keuangan dalam sistem pendidikan tinggi.
Baca juga: DPR RI: Anggaran Pendidikan dari APBN Besar, Kenapa Biaya Kuliah Malah Meroket?
"Kita harus waspada dan mengambil langkah preventif untuk menghindari potensi krisis ini," tandasnya.
Pernyataan kritis ini membuka diskusi lebih lanjut tentang bagaimana program student loan dapat dioptimalkan dan risiko-risikonya diminimalisir demi masa depan pendidikan dan perekonomian Indonesia yang lebih baik. (SG-2)