TAGLINE "Haji Ramah Lansia" yang diusung Kementerian Agama (Kemenag) untuk pelaksanaan haji 2024 mendapat kritik tajam dari DPR RI.
Dalam rapat di Gedung Parlemen, Senayan, pada Selasa (10/9), sejumlah anggota Pansus Hak Angket Haji DPR RI menyatakan bahwa kondisi di lapangan masih jauh dari harapan, khususnya terkait fasilitas bagi jemaah lanjut usia (lansia).
Anggota Pansus Hak Angket Haji DPR RI, Selly Andriany Gantina, mempertanyakan kesesuaian antara tagline yang digaungkan Kemenag dan kenyataan di lapangan.
Baca juga: DPR Curigai Pejabat Kemenag Terima Gratifikasi Terkait Pelaksanaan Ibadah Haji 2024
“Apakah pelayanan haji 2024 sesuai dengan slogan Kemenag, yaitu ‘haji ramah lansia’?” tanya Selly kepada perwakilan Kemenag yang hadir.
Berbagai Temuan di Lapangan
Dalam kesempatan tersebut, Selly mengungkapkan adanya sejumlah permasalahan dalam penyelenggaraan ibadah haji, terutama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Salah satu masalah yang paling menonjol adalah ketidaksesuaian tenda jemaah dengan maktab yang ditetapkan.
Selain itu, pelayanan katering juga menjadi sorotan. Menu makanan yang disediakan bagi jemaah, terutama yang lansia, dianggap tidak memadai dan kurang memperhatikan kebutuhan khusus mereka.
Baca juga: Pansus Hak Angket Haji DPR Bongkar Pelanggaran Serius dan Dorong Revisi UU Haji
"Pemerintah harus meninjau ulang pengadaan katering, karena lansia memerlukan perlakuan khusus, terutama dalam hal makanan," tegas Selly.
Ia menambahkan bahwa tagline "haji ramah lansia" perlu dievaluasi secara menyeluruh.
“Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk benar-benar mewujudkan haji yang ramah lansia,” ujar Selly.
Jemaah Lansia 30%, Fasilitas Masih Minim
Sementara itu, Anggota Pansus Hak Angket Haji DPR RI lainnya, John Kennedy Azis, menekankan pentingnya peningkatan fasilitas bagi jemaah lansia, yang jumlahnya mencapai 30% dari total jemaah haji 2024.
Menurut John, meskipun beberapa fasilitas telah disediakan, seperti kloset, tempat duduk, dan tenda, jumlahnya masih belum mencukupi.
“Kloset memang ada, tempat duduk dan tenda juga tersedia, tetapi apakah jumlahnya bisa memenuhi kebutuhan 100% jemaah lansia? Ini yang perlu menjadi perhatian serius,” ujar politikus Partai Golkar sebagaimana dilansir situs DPR RI.
Dengan tingginya jumlah jemaah lansia, John berharap agar ke depannya pemerintah dapat lebih serius dalam memperhatikan pelayanan yang diberikan, sehingga tagline "ramah lansia" bukan hanya sekadar slogan, tetapi benar-benar terealisasi di lapangan.
Evaluasi Mendalam untuk Haji yang Lebih Baik
Kritik dari DPR ini menjadi peringatan bagi pemerintah untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan haji, khususnya dalam memperhatikan kebutuhan jemaah lansia.
Baca juga: Pansus Angket Haji DPR Ungkap Dugaan Intervensi Proses Input Data di Siskohat
Selly menegaskan bahwa pelayanan yang lebih baik bukan hanya soal jumlah fasilitas, tetapi juga bagaimana fasilitas tersebut dapat diakses dan digunakan secara optimal oleh para lansia.
DPR berharap, evaluasi ini bisa menjadi langkah awal untuk perbaikan ke depannya, sehingga seluruh jemaah haji, terutama yang lansia, dapat menjalankan ibadah haji dengan nyaman dan aman. (SG-2)