DINAS Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Bandung, Jawa Barat, memulai program pelatihan keterampilan barber bagi 20 penyandang disabilitas untuk mendorong kemandirian ekonomi dan menciptakan lapangan kerja inklusif.
Pelatihan ini berlangsung dari 29 Oktober hingga 11 November 2024 di Kantor Disnaker Bandung, bekerja sama dengan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Putri.
Kepala Disnaker Kota Bandung, Andri Darusman, menyatakan bahwa pelatihan ini bertujuan agar para peserta dapat mengembangkan keterampilan yang langsung bisa digunakan untuk berwirausaha.
Baca juga: Batik Karya Penyandang Disabilitas Pukau Sekda Jabar Herman Suryatman
"Kami berharap keterampilan barber ini membekali mereka agar mampu bekerja mandiri atau bahkan membuka lapangan kerja baru," ungkap Andri dalam pembukaan pelatihan, Selasa (29/10).
\
Dok.Pemkot Bandung.
Saat ini, ada 214 pekerja disabilitas yang tersebar di 66 perusahaan di Bandung.
Dalam upaya meningkatkan peluang kerja, Disnaker juga merencanakan job fair khusus untuk penyandang disabilitas, di samping berbagai program pelatihan mandiri yang telah dijalankan.
Sepanjang tahun ini, Disnaker Kota Bandung telah melatih lebih dari 9.000 orang melalui 13 jenis pelatihan.
Baca juga: Cemara Paper Menjembatani Mimpi dan Kemandirian Penyandang Disabilitas
Selain itu, Disnaker Kota Bandung menjalankan program padat karya di berbagai lokasi yang melibatkan 50 orang per lokasi untuk membersihkan lingkungan, sebagai bagian dari pengendalian inflasi dan ketahanan ekonomi.
Program padat karya dari Disnaker Kota Bandung memiliki anggaran sebesar Rp15 miliar.
Dok.Pemkot Bandung.
Sementara itu, Ketua Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM) Kota Bandung, Mintarsih Koswara, mengapresiasi langkah Disnaker dalam memberdayakan penyandang disabilitas.
Menurut Mintarsih, pelatihan ini tidak hanya mendukung kemandirian ekonomi tetapi juga memperkuat peran sosial peserta.
Baca juga: PPKD Jaktim Kembali Gelar Kompetisi Barista Termasuk Kalangan Disabilitas
“Kami berharap pelatihan ini memberi manfaat yang berkelanjutan bagi mereka dalam lingkungan keluarga dan sosialnya,” ujar Mintarsih.
Mintarsih juga memberikan apresiasi kepada para orangtua yang mendukung anak-anak mereka dalam mengikuti pelatihan ini.
Ia menegaskan bahwa peran keluarga sangat penting dalam proses adaptasi dan kemandirian penyandang disabilitas di masyarakat. (SG-2)