Humaniora

Buka Tahun Bersama PWKI 2025: Penyediaan Pangan yang Cukup Sejahterakan Semua

Swasembada pangan yang dikampanyekan dan terus dicanangkan oleh pemerintah harus pula disertai upaya distribusi yang adil dan merata dari Sabang hingga Merauke. 
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
27 Januari 2025
Wakil Gubernur Terpilih Daerah Khusus Jakarta Rano Karno, pada perayaan buka tahun ke-18 Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) di Auditorium Graha Swara Gedung M Lt.8 Universitas Taruma Negara, Jakarta, Sabtu (25/1) malam. (Dok. PWKI)

TERKAIT isu ketahanan pangan, Pemerintah provinsi Daerah Khusus Jakarta akan fokus pada penyelesaian persoalan pangan murah dan ketersediaan bahan pokok menjelang Bulan Suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

 

Pendapat itu disampaikan Wakil Gubernur Terpilih Daerah Khusus Jakarta Rano Karno, pada perayaan buka tahun ke-18 Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) di Auditorium Graha Swara Gedung M Lt.8 Universitas Taruma Negara, Jakarta, Sabtu (25/1) malam.

 

Rano Karno yang akrab disapa si Doel itu merasa bersyukur jadi pembicara dalam tema yang sangat relevan dengan kemajuan bangsa. Untuk mewujudkan ketahanan pangan, Rano menyebut harus ada kerja sama seluruh pihak.

 

Baca juga: UMKM Sektor Pangan Diberdayakan untuk Perkuat Ketahanan Pangan

 

"Kami bersyukur bisa siapkan semua kebutuhan pokok di Jakarta," kata Rano sembari berharap tanggal pelantikan tidak diubah.

 

Para hadirin pun memberikan tepuk tangan. Terkait pemberian makan bergizi gratis (MBG), Rano mengatakan program di Jakarta nanti akan memberikan sarapan gratis.

 

Penerima penghargaan Terima Kasihku Kepadamu yang diserahkan oleh perempuan politisi anggota DPR RI (Dok. Sokoguru/Rosmery)

 

Selain itu, Rano Karno juga mengungkapkan untuk melakukan percepatan program Contra Covid memastikan harga yang terjangkau bagi masyarakat dan menyejahterakan petani

 

Baca juga: Wujudkan Swasembada Pangan 2025, Kemenkop Dorong Transformasi Koperasi Pertanian

 

Perayaan buka tahun PWKI 2025 mengambil tema  Pangan untuk Semua. Ketua PWKI, Asni Ovier Dengen Paluin menyebut tema pangan perlu didalami lebih lanjut sesuai dengan program Asta Cita Presiden Prabowo. Dan ketahanan pangan menjadi salah satu fokus dari pemerintahan Prabowo.

 

“Itu sebabnya, saya mohon bila ada wartawan atau media yang mengkritisi soal ketahanan pangan jangan dilarang. Pasalnya, kritik dan saran itu sangat berguna untuk membangun. Kalau ada media yang kritik jangan dimusuhi, itu sebagian besar untuk perbaikan kita ke depan,” tegas Ovier.

 

Sebelumnya,  Menko Pangan RI Zulkifli Hasan yang disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Usaha Pangan dan Pertanian Kemenko Pangan RI Widiastuti SE MSi, dan Gubernur Lemhaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI yang diwakilkan kepada Kol. Inf. Evendi menyampaikan pemaparannya terkait ketahanan pangan.

 

Deputi Bidang Koordinasi Usaha Pangan dan Pertanian Kemenko Pangan RI Widiastuti SE MSi. (Dok. PWKI)

 

Setelah itu dilakukan pemberian penghargaan “Terima Kasihku Kepadamu” kepada pimpinan organisasi pemuda lintas agama yakni GP Ansor, Pemuda Muhammadiyah, Pemuda Katolik (PK), Pemuda Kristen (Gamki), Buddha (Gemabudhi), dan Hindu (Peradah), serta Rm Markus Solo Kewuta SVD di Vatikan, Roma.

 

Baca juga: Serapan Gabah Sesuai HPP oleh Bulog Jadi Tantangan Besar Swasembada Pangan

 

Pemberian penghargaan dilakukan oleh perempuan-perempuan politisi anggota DPR RI dari berbagai partai. Mereka adalah Rieke Dyah Pitaloka dari PDI Perjuangan, Nurul Arifin (Partai Golkar), Ida Fauziah (PKB), dan Dina Lorenza (Partai Demokrat). 


 

Barometer kesejahteraan bangsa

 

Sementara itu, Romo Markus Solo Kewuta SVD dari Dikasteri Vatikan untuk Hubungan Antaragama melalui daring menyampaikan tanggapannya atas tema pertemuan tersebut.

 

Ia mengungkapkan pangan adalah kebutuhan vital bagi setiap orang.

Untuk konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, penyediaan bahan pangan yang cukup dan distribusi semua bentuk bantuan materi lainnya yang adil dan merata akan menjamin kelangsungan hidup bangsa. Juga akan menyejahterakan semua orang dan menjamin pula kualitas penduduknya.

 

“Seruan untuk ini hendaknya tidak hanya berhenti di sini. Swasembada pangan yang dikampanyekan dan terus dicanangkan oleh pemerintah negara kita harus pula disertai upaya distribusi yang adil dan merata dari Sabang hingga Merauke. Demi kelangsungan hidup bangsa yang sehat, adil dan makmur. Ini merupakan sebuah imperatif (moral)," tambah Markus Solo.  

 

Selanjutnya , imam yang menjadi penerjemah Paus Fransiskus sewaktu berkunjung ke Indonesia itu mengatakan, pangan yang cukup, belum bisa menjadi barometer kesejahteraan sebuah bangsa dan negara.

 

Paus Fransiskus, sambungnya, menekankan barometer kesejahteraan sebuah bangsa adalah perdamaian dan kerukunan di antara para warganya.

 

"Sayangnya, kita ketahui bersama bahwa kehidupan bersama kita yang diwarnai dengan keanekaragaman yang besar sebagai DNA kita, belum bebas dari konflik-konflik vertikal dan horizontal,” imbuhnya.

 

Tendensi-tendensi, bahkan fakta-fakta pembanguan ghetto-ghetto di dalam masyarakat, menurut Markus, masih terjadi di mana-mana. Perdamaian dan kerukunan beragama untuk semua masih menjadi sebuah Pekerjaan Rumah yang berat untuk kita semua," pungkas imam asal Nusa Tenggara Timur (NTT) itu lagi.

 

Rangkaian acara Buka Tahun PWKI itu diawali dengan Perayaan misa yang dipimpin Konselebran Sekretaris Keuskupan Agung Jakarta Romo Adi Prasodjo Pr bersama Sekretaris Eksekutif Komisi HAAK KWI Romo Aloysius Budi Purnomo Pr dari Keuskupan Agung Semarang dan Romo Heri Wibowo Pr, mantan  Sekretaris Ekseskutif Komisi HAAK KWI. (Ros/SG-2)