Pertanian

Serapan Gabah Sesuai HPP oleh Bulog Jadi Tantangan Besar Swasembada Pangan

Bulog harus punya peran sangat besar. Daya ungkitnya harus besar dengan membeli gabah sesuai HPP. Swasembada beras ditentukan di tiga  bulan ke depan.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
22 Januari 2025
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono dalam Rapat koordinasi Kemenko Bidang Pangan di Aula Teuku Rizal Nordin, Kota Medan, Sumatera Utara, Selasa (21/1). (Dok. Kementan)

EMPAT komponen utama yang mendukung peningkatan produksi padi dan jagung nasional telah terpenuhi dengan baik, yakni benih unggul, anggaran normalisasi irigasi, pupuk subsidi, dan penyerapan gabah oleh Bulog. 

 

Namun,  tantangan terbesar kini terletak pada Bulog untuk melakukan penyerapan gabah yang sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP) dalam empat bulan ke depan.


Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, menyampaikan dalam rapat koordinasi Kemenko Bidang Pangan di Aula Teuku Rizal Nordin, Kota Medan, Sumatera Utara, pada Selasa (21/1).

 

Baca juga: Percepat Swasembada Pangan, Mendag Pinjamkan Gudang untuk Penyimpanan Beras

 

“Yang keempat, yang paling krusial adalah bagaimana Presiden sudah memutuskan HPP. Berdasarkan pantauan kami setiap hari dan laporan dari sejumlah daerah termasuk dari Sumatera Utara untuk harga pembelian HPP padi masih banyak yang di bawah HPP. Tentu saja ada banyak faktor, karena itu kami mengusulkan untuk serapan beras dan jagung di bulan bulan ini dilakukan dengan cara keroyokan,” ujarnya seperti dikutip siaraan resmi Kementan, Rabu (22/1). 

 

Dalam rakor yang diikuti seluruh bupati dan walikota seluruh Sumatra Utara itu, Mas Dar, nama akrab Sudaryono, juga menyampaikan kabar baik mengenai ketersediaan pupuk, yang saat ini mengalami kenaikan signifikan dari 4,5 juta ton menjadi 9,5 juta ton. 

 

Selain itu, Wamentan Sudaryono menegaskan bahwa pemerintah pusat akan terus mendukung pembangunan irigasi di daerah dengan mempercepat usulan dari pemerintah daerah agar dapat segera direalisasikan.

 

Baca juga: Penyerapan Gabah dan Beras oleh Bapanas-Bulog Mulai 15 Januari 2025

 

“Untuk irigasi, saya ingin sampaikan bahwa pemerintah pusat memiliki kewenangan untuk ikut membantu membangun irigasi di setiap daerah. Karena itu saya minta usulan daerah dipercepat karena Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Pertanian akan memberesi semua,” ujarnya.

 

Dalam hal distribusi pupuk, sambungnya, mekanisme telah disederhanakan, sehingga PT Pupuk Indonesia kini langsung mendistribusikan pupuk ke kelompok tani atau pengecer tanpa melalui banyak tahapan birokrasi. 

 

Sudaryono mengatakan pemerintah juga memastikan daftar penerima pupuk subsidi telah diserahkan pada bulan Desember, sehingga petani bisa langsung menebus pupuk pada bulan Januari.

 

Baca juga: Tekad Indonesia Stop Impor Beras Turut Picu Penurunan Harga Beras Dunia

 

“Sekarang dari PT Pupuk Indonesia langsung ke gapoktan atau pengecer. Kami ingin sampaikan bahwa biasanya daftar penerima pupuk subsidi baru kita berikan bulan April karena proses mengular. Berkat arahan Bapak Presiden dan juga arahan Pak Menko daftar itu sudah kita serahkan di bulan Desember sehingga Bulan Januari bisa langsung ditebus,” imbuhnya. 

 

Berdasarkan proyeksi dari Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Kerangka Sampel Area (KSA), Wamentan Sudaryono optimistis produksi padi dan jagung pada periode Maret hingga April 2025 akan melimpah, dengan produksi diperkirakan mencapai 9 juta ton pada Maret dan 9,5 juta ton pada April. 

 

Namun, ia menegaskan bahwa keberhasilan swasembada pangan akan sangat bergantung pada peran aktif Bulog dalam menyerap gabah sesuai HPP dalam beberapa bulan mendatang.

 

“Lagi-lagi ini kita harus kroyokan. Karena KSA BPS diprediksi produksi Maret 9 juta, April 9,5 juta. Ini Bulog harus punya peran yang sangat besar. Daya ungkitnya harus besar dengan membeli gabah sesuai HPP. Jangan sampai kita habis diskusi tapi kita habis waktu disini. Ingat, menurut hitungan kami swasembada ditentukan di tiga  bulan ke depan,” tutupnya. (SG-1)