DALAM upaya menjaga kelestarian lingkungan dan memerangi perubahan iklim, BRI Peduli, di bawah program Corporate Social Responsibility (CSR) BRI, terus menunjukkan komitmennya terhadap pembangunan berkelanjutan.
Komitmen ini telah diakui melalui penghargaan Platinum yang diterima BRI dalam ajang Bisnis Indonesia Corporate Social Responsibility Awards (BISRA) 2024 untuk program unggulannya, “Yok Kita GAS – Gerakan Anti Sampah”.
BRI Peduli telah menjadi pionir dalam menggerakkan masyarakat untuk lebih peduli terhadap pengelolaan sampah.
Baca juga: Kebijakan Baru BRI: Rekening Pasif akan Ditutup Setelah 180 Hari
Program “Yok Kita GAS” diluncurkan pada tahun 2021 dan telah diimplementasikan di 41 lokasi di seluruh Indonesia, mencakup pasar tradisional dan lingkungan masyarakat padat penduduk.
Melalui program ini, BRI tidak hanya berfokus pada pengelolaan sampah tetapi juga edukasi masyarakat tentang pentingnya memilah sampah dari sumbernya.
Wakil Direktur Utama BRI, Catur Budi Harto, mengungkapkan kebanggaannya atas penghargaan yang diraih.
“Kami menyambut baik apresiasi ini dan tentunya sebagai wujud nyata BRI dalam mendukung kelestarian lingkungan dan memerangi perubahan iklim,” kata Catur dalam situs BRI, Senin (8/7).
Baca juga: Warga Cempaka Putih Barat, Jakpus, Sulap Lahan Tidur Jadi Produktif Berkat BRINita
“BRI Peduli ‘Yok Kita GAS’ secara nyata telah memberikan dampak positif bagi masyarakat dari sisi sosial, ekonomi, dan lingkungan,” ungkapnya.
Program ini dirancang untuk memberikan wawasan kepada masyarakat mengenai pengelolaan sampah, meningkatkan kesadaran lingkungan, dan mengajarkan keterampilan dalam memilah sampah.
Dalam pelaksanaannya, BRI Peduli melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk memastikan program berjalan efektif dan berkelanjutan.
Program ini terdiri dari dua bentuk utama: “Yok Kita GAS – Gerakan Anti Sampah” di pasar tradisional dan di lokasi bank sampah atau tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST).
Melalui pengelolaan sampah terintegrasi, BRI Peduli telah membentuk bank sampah dan mengajarkan masyarakat cara mengelola sampah organik menjadi pupuk dengan maggot, serta menjual sampah anorganik yang memiliki nilai ekonomis.
Selain itu, masyarakat juga diajari untuk menabung melalui bank sampah, yang telah memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan pendapatan mereka.
Dari sisi sosial, program ini memberikan edukasi tentang pengelolaan sampah dan pelatihan yang mencakup pengelolaan sampah, pembuatan laporan, pembukuan, manajemen SDM, dan penggunaan alat-alat pengelolaan sampah.
Hingga kini, 3.065 pedagang pasar di berbagai wilayah telah mengikuti sosialisasi tentang bank sampah dan pengelolaan sampah di pasar.
Dari sisi lingkungan, masyarakat diajarkan untuk memilah sampah organik dan anorganik. Sampah anorganik diolah kembali menjadi barang-barang bernilai ekonomis.
BRI Peduli telah menyalurkan berbagai alat pendukung seperti 11 unit mesin pencacah sampah organik, 173 bak maggot komunal, dan 50 unit kandang Black Soldier Fly (BSF).
Hingga saat ini, telah terkumpul 236.153 kg sampah organik dan 471,32 kg sampah anorganik, serta 6.921,5 maggot yang terjual.
Dari sisi ekonomi, program ini berhasil mengubah cara pandang masyarakat tentang sampah menjadi uang.
Baca juga: BRI Tegaskan Komitmen pada Ekonomi Hijau Melalui KPR Green Financing
Total tabungan masyarakat yang melakukan penukaran sampah menjadi duit di bank sampah telah mencapai lebih dari Rp100 juta, dengan jumlah nasabah bank sampah yang terdaftar sebanyak 8.699 nasabah.
BRI juga bekerja sama dengan konsultan dalam pendampingan program selama enam bulan, pembangunan infrastruktur TPST, pengadaan mesin pengelolaan sampah, sosialisasi tentang pengelolaan sampah ke pedagang pasar, pembagian kantong sampah terpilah, serta pelatihan pengelolaan sampah organik dan anorganik.
Melalui program ini, BRI Peduli tidak hanya memberikan solusi terhadap masalah sampah tetapi juga memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan.
Program “Yok Kita GAS” adalah bukti nyata bahwa dengan komitmen dan kerja sama dari berbagai pihak, perubahan yang signifikan dan berkelanjutan dapat dicapai. (SG-2)