DEMI meningkatkan kesadaran pola konsumsi yang baik serta akses terhadap diversifikasi pangan, Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) sejak 2022 menggencarkan sosialisasi, edukasi dan promosi konsumsi pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) secara masif.
“Kita berikan sosialisasi dan edukasi kepada ibu hamil, ibu menyusui hingga calon pengantin, serta anak rawan stunting, anak gizi kurang dan anak gizi buruk. Tujuannya, supaya masyarakat kita semakin sadar akan pentingnya mengkonsumsi pangan sehari-hari dengan pola yang baik dan benar.” jelas Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan Bapanas/NFA, Rinna Syawal, saat mengunjungi Rumah Pangan B2SA Desa Biringere Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan, Sulawesi Selatan, seperti dikutip situs resmi Bapanas/NFA, Jumat (28/6).
Menurutnya, edukasi tidak boleh hanya berfokus pada anak-anak, tetapi juga harus menjangkau hingga ke orang tuanya. Utamanya ibu-ibu karena kecukupan gizi keluarga kuncinya ada di ibu.
Baca juga: Apresiasi Varian Produk Sorgum, Bapanas Bantu Alat Produksi ke UMKM Sueer Lamongan
“Mereka lah yang sebenarnya perlu memahami bahwa masalah gizi, terlebih pada anak, bukan karena kurang makan, melainkan pola konsumsi yang belum baik. Dengan pemahaman yang benar, kita dapat mencegah kekurangan gizi dan menekan stunting untuk generasi kedepan.” imbuh Rinna.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, program Rumah Pangan B2SA tidak hanya menyediakan sosialisasi dan edukasi, tetapi juga sekaligus mengintervensi dengan pemberian makanan bergizi seimbang berbasis sumber daya pangan lokal.
Rumah Pangan B2SA Desa Biringere sendiri mendistribusikan makanan B2SA kepada 40 penerima makanan B2SA yaitu ibu hamil, ibu menyusui, anak stunting, anak gizi buruk dan gizi kurang sebanyak 60 kali pemberian, dengan frekuensi 2 kali seminggu setiap Rabu dan Kamis pukul 11.00-12.00 WITA. Makanan bergizi itu akan digulirkan hingga Oktober 2024.
Baca juga: Bapanas Kawal Pelaksanaan Penguatan Sistem Pengawasan Keamanan Pangan Segar di Daerah
Masih rendahnya konsumsi pangan masyarakat kearah beragam dan bergizi seimbang, sambung Rinna, mengakibatkan asupan gizi yang kurang memadai di masyarakat. Keadaan ini pun menimbulkan efek domino dimana risiko terjadinya stunting menjadi tinggi.
Sementara itu, Kepala Desa Biringere, Muh Syawi, mengatakan, program tersebut untuk November dan Desember akan tetap dilanjutkan dengan dana desa.
“Rencananya juga akan kami bangun Kebun Desa Sehat, kelanjutan dari B2SA ini nanti kami akan kolaborasi dengan Kelompok Wanita Tani di sini untuk tanam sayur-mayur baik di pekarangan maupun di lokasi yang telah kita siapkan sehingga pemberian makanan anak-anak bersumber dari produksi tadi.” Paparnya.
Baca juga: Gandeng World Food Programme, Bapanas Gencarkan Pemberian Pangan Bergizi Anak Sekolah
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Muhammad Arsjad, juga menekankan akan keberlanjutan program Rumah Pangan B2SA.
“Seperti yang disebutkan Pak Kades tadi, 2022 angka stunting di sini ada 32 anak. Di tahun 2023 menurun menjadi 23 anak dan di 2024 ini terakhir tersisa 19 orang,” ujarnya.
Arsjad mengatakan pihaknya tidak berhenti sampai di situ, artinya pemberian makanan yang ke-17 sampai 50 nanti akan membangun kesadaran menjadikan kebiasaan mengkonsumsi pangan yang bergizi seimbang dan beragam.
“Karena ke depan akan diisi anak-anak kita. Jadi gizi mereka perlu diperbaiki.” tegasnya.
Turut hadir dalam kunjungan, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Pangkep, Camat Bungoro, Kapolsek dan Koramil Bungoro, Perwakilan Dinas Pertanian, Perwakilan Dinas Perikanan, Perwakilan Kominfo, TP PKK Kabupaten Pangkep, Babinsa serta jajaran perangkat Desa Biringere. (SG-1)