KASUS keracunan akibat camilan impor asal China di Sukabumi, Jawa Barat, memicu keprihatinan anggota Komisi VII DPR RI, Izzuddin Alqassam Kasuba.
Izzudin menilai kasus keracunan makanan terjadi karena lemahnya pengawasan produk pangan impor sebagai ancaman kesehatan.
Izzudin menekankan pentingnya pengawasan ketat terhadap produk makanan yang beredar di Indonesia, khususnya yang banyak dikonsumsi anak-anak.
Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Distribusikan 9.489 Paket Makanan Bergizi Gratis ke Siswa
Menurut Izzudin, insiden keracunan ini menunjukkan urgensi peningkatan pengawasan dan perlunya pemahaman masyarakat akan pentingnya memilih produk makanan yang telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).
Ia mendukung langkah Badan Standarisasi Nasional (BSN) untuk mengedukasi masyarakat agar lebih selektif dalam memilih produk yang aman.
Baca juga: Label Gizi pada Makanan Kemasan Diharapkan Tekan Angka Diabetes di Indonesia
“Saya mendorong BSN meningkatkan sosialisasi mengenai SNI agar masyarakat semakin sadar memilih produk aman untuk dikonsumsi,” jelasnya dalam keterangan pers. Jumat malam (25/10).
“Isu pangan dan gizi kini menjadi perhatian penting pemerintah, sehingga saya berharap ada koordinasi lintas sektor antar lembaga terkait dalam menangani persoalan ini,” ujar Izzudin.
Selain itu, Izzudin mendesak pemerintah melakukan audit berkala terhadap produk pangan impor guna memastikan standar keamanan dan kualitas.
Baca juga: BPOM Diminta Selektif Loloskan Produk Makanan dan Minuman Kemasan
“Pengawasan ketat sangat diperlukan untuk melindungi kesehatan konsumen, terutama anak-anak,” tegasnya.
Sebagai anggota Komisi VII DPR RI, Kasuba berkomitmen untuk terus memantau isu ini dan mendukung kolaborasi antara pemerintah, produsen, dan konsumen dalam menciptakan lingkungan konsumsi yang lebih aman.
Ia menegaskan, perlindungan kesehatan masyarakat harus menjadi prioritas utama dalam setiap kebijakan terkait produk pangan. (SG-2)