SokoBisnis

Gitar JR Sanjaya Buatan Klaten, Siap Mengalunkan Nada di Pasar Dunia

Gitar JR Sanjaya tumbuh menjadi jenama yang merajai platform niaga elektronik Shopee. Lebih dari 3.000 gitar diproduksi para perajin lokal Setiap bulan.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
12 Desember 2025
<p>Menteri Perdagangan, Budi Santoso mengunjungi produsen gitar akustik JR Sanjaya, Klaten, Jawa Tengah, Jumat, 5 Desember 2025. JR Sanjaya merupakan contoh UMKM alat musik yang memiliki potensi besar menembus pasar ekspor. (Dok. Kemendag)</p>

Menteri Perdagangan, Budi Santoso mengunjungi produsen gitar akustik JR Sanjaya, Klaten, Jawa Tengah, Jumat, 5 Desember 2025. JR Sanjaya merupakan contoh UMKM alat musik yang memiliki potensi besar menembus pasar ekspor. (Dok. Kemendag)

SOKOGURU, KLATEN- Dari balik tembok sebuah rumah sederhana di Klaten, Jawa Tengah terdengar riuh serutan kayu dan petikan gitar akustik. Dua suara itu berpadu dalam harmoni. 

Di rumah itulah lahir ribuan alat musik berdawai yang telah dimainkan di berbagai penjuru Indonesia. Itulah JR Sanjaya, jenama sebuah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang memproduksi gitar dan ukulele.

Daya tarik gitar-gitar JR Sanjaya adalah harganya yang terjangkau, mulai dari Rp300 ribu sehingga dapat dinikmati berbagai kalangan. 

Baca juga: Lagi, UMKM Asal Klaten Ekspor 2 Ton Adonan Roti ke UEA, Dilepas Mendag Busan

“Gitar adalah produk yang mahal. Saya menciptakan produk agar orang menengah ke bawah dapat menikmatinya,” ujar Didik Maryanto, sang pemilik JR Sanjaya, dalam keterangan resmi Kementerian Perdagangan, Jumat, 12 Desember 2025.

Kendati harganya terjangkau, Didik tetap menjamin kualitas gitarnya. Finishing dibuat rapi. Suaranya jernih dan jelas, serta playability gitar JR Sanjaya juga terasa menyenangkan. Serasa memainkan gitar yang harganya dua kali lipat lebih mahal.

Siapa sangka gitar lokal dengan daya saing menjanjikan itu merupakan wujud kejelian mengolah berbagai elemen yang kerap tidak diperhitungkan. Ide memproduksi gitar muncul ketika Didik melihat banyak pabrik mebel di Klaten menghasilkan sisa bahan kayu, seperti kayu sisa mebel ekspor dan serbuk kayu gergaji. 

Baca juga: Dorong UMKM Mendunia, Mendag Budi Santoso Tinjau Pabrik Lurik di Klaten

Sisa bahan kayu itu masih memiliki nilai guna, salah satunya, untuk menjadi material pendukung pada pembuatan gitar.

“Banyak orang asing datang (ke Klaten) membuka pabrik mebel. Saya melihat itu sebagai sumber daya yang luar biasa. Kayu sisa mebel ekspor itu bisa saya buat gitar sehingga lebih efisien biaya produksinya,” imbuhnya.

Melihat peluang itu, Didik pun mendirikan JR Sanjaya pada 2017 dengan tiga pekerja. Sewindu kemudian, rumah yang menjadi ruang produksi kecil telah menjadi ‘markas’ bagi setidaknya 80 tenaga kerja lokal. 

Baca juga: Ratusan UMKM Ramaikan Klaten Fair & Expo 2025, Ajang Promosi Produk Unggulan Lokal

JR Sanjaya juga mempekerjakan kelompok yang terasing dari masyarakat, yaitu orang-orang yang kehilangan pekerjaan dan penyandang disabilitas tuli dan bisu.

Setiap bulan, lebih dari 3.000  gitar JR Sanjaya diproduksi para perajin lokal Klaten. Seiring peningkatan kapasitas produksi, Gitar JR Sanjaya tumbuh menjadi jenama gitar yang merajai platform niaga elektronik (e- commerce) Shopee pada kategori Gitar. 

Lewat dinding ruang produksi, tertulis: “Tidak ada cara untuk bertahan kecuali kualitas tinggi”, sebuah kalimat yang menjadi kompas bagi JR Sanjaya menunjukkan kualitasnya.

Menurut Didik, JR Sanjaya tidak hanya memanfaatkan sisa kayu untuk membuat gitar, tetapi juga memberikan serbuk kayu sisa produksi gitar kepada produsen batu bata sebagai bahan bakar. 

Baginya langkah itu masih memberikan nilai tambah bagi limbah produksi gitar yang sebelumnya tidak dipandang penting.

 

Merambah Pasar Ekspor

Meski saat itu naik daun di pasar dalam negeri, JR Sanjaya belum pernah merambah pasar luar. Seluruh penjualan dilakukan sepenuhnya secara daring melalui platform niaga elektronik Shopee. 

Pintu pertama untuk menapaki jalan ekspor dilalui JR Sanjaya dalam bentuk pitching dengan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Osaka, hasil fasilitasi Kementerian Perdagangan.

“Kami belum punya pengalaman sama sekali tentang ekspor, tidak mengerti. Meski begitu, dari pitching, saya menangkap masih ada tempat untuk kami,” imbuh Didik.

Ia pun berharap, mimpinya membawa JR Sanjaya menembus pasar global dapat didukung penuh oleh pemerintah. Ia ingin impian besarnya itu dapat terwujud. 

“Harapannya, saya ingin pemerintah mendukung usaha ini agar bisa naik kelas. Mungkin bisa masuk manufaktur atau bisa ekspor. Intinya, agar kami bisa berkembang dan kami punya tujuan itu,” ungkap Didik.

Menyambut baik impian Didik untuk membawa gitar Sanjaya ke pasar dunia, Menteri Perdagangaan Budi Santoso (Mendag Busan) mengunjungi pabrik gitar JR Sanjaya, pekan lalu di Klaten. 

Kunjungan ini menjadi dukungan kepada JR Sanjaya untuk dapat menembus pasar ekspor.

“Kami datang ke sini ingin mengembangkan JR Sanjaya melalui UMKM Berani Adaptasi Siap Inovasi Ekspor (BISA Ekspor). Kemendag akan bantu dan fasilitasi agar pelaku usaha bisa melakukan ekspor,” jelasnya.

Kemendag memfasilitasi pelaku usaha lokal untuk dapat menembus pasar global, mulai dari pelatihan dan pendampingan ekspor, presentasi bisnis (pitching), dan penjajakan bisnis (business matching). 

Kemendag juga menyediakan layanan konsultasi desain melalui Indonesia Design Development Center (IDDC) untuk dapat meningkatkan nilai jual dan mendorong produk agar bisa diterima di pasar global.

Perjalanan JR Sanjaya menunjukkan bagaimana kreativitas dan hati yang besar mampu mengubah hal yang tidak diperhitungkan menjadi produk bernilai tambah, berkualitas, dan melesat naik di pasar dalam negeri. Sekarang, pintu dunia sudah mulai terbuka. JR Sanjaya tengah menyiapkan langkah berikutnya, memasuki pasar dunia. (SG-1)