ANGGOTA Komisi X DPR RI, Ledia Hanifa Amaliah, menekankan pentingnya komitmen penuh dari pemerintah untuk memperbaiki sektor pendidikan di Indonesia secara menyeluruh.
Hal ini disampaikan Ledia dalam Rapat Kerja Komisi X DPR RI bersama Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Jumat (6/9).
Ledia menyampaikan 10 poin catatan dari Fraksi PKS DPR RI sebagai langkah penting yang harus diambil demi mengatasi isu-isu di dunia pendidikan.
"Ada banyak hal yang perlu kita syukuri, namun ada juga yang perlu kita perbaiki. Komitmen bersama menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia," ujar Ledia.
Baca juga: Dede Yusuf Dorong Audit Anggaran Pendidikan Rp111 Triliun yang Tak Terserap di 2023
10 Poin Perbaikan Pendidikan
Pertama, Pemerataan Akses Pendidikan Berkualitas.Ledia menegaskan, pemerintah harus memastikan akses yang merata terhadap pendidikan berkualitas, baik di tingkat dasar, menengah, maupun tinggi, termasuk untuk peserta didik penyandang disabilitas.
Kedua,Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Menurut Ledia, pemerintah perlu menjamin sistem mutu pendidikan berjalan sesuai dengan regulasi yang ada, sehingga kualitas pendidikan dapat diukur dan ditingkatkan secara berkelanjutan.
Ketiga, Perbaikan Alokasi Anggaran Pendidikan. Ledia menjelaskan alokasi anggaran untuk sektor pendidikan dalam RAPBN perlu diperbaiki.
Anggaran harus dikelola kementerian yang fokus pada sektor pendidikan agar pemenuhan standar kualitas dapat terpenuhi.
Keempat, Keterlibatan Tiga Pilar Pendidikan. Ledia menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara guru, orang tua, dan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Ketiga elemen ini menjadi pilar utama yang perlu diperkuat.
Kelima, Pengembangan Riset Pendidikan Tinggi. Ia juga menyoroti pentingnya riset pendidikan tinggi yang dijalankan oleh Direktorat Jenderal Vokasi dan Pendidikan Tinggi.
Riset-riset ini perlu diperluas dan dikembangkan lebih lanjut, termasuk melalui kolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Baca juga: Banggar DPR Pertanyakan Realisasi Anggaran Pendidikan 2023 Hanya 16 Persen
Keenam, Beasiswa Bagi Pelajar Berprestasi. Ledia mendorong agar bantuan pendidikan dan beasiswa tidak hanya ditargetkan kepada pelajar tidak mampu, tetapi juga diberikan kepada pelajar berprestasi, untuk mendorong daya saing mereka.
Ketujuh, Kebudayaan dan Bahasa Sebagai Sumber Belajar. Ia menekankan pentingnya kebudayaan dan bahasa sebagai pusat sumber belajar yang terintegrasi dalam sistem pendidikan, sehingga nilai-nilai budaya Indonesia dapat terus berkembang.
Kedelapan, Pembiayaan Pendidikan untuk Perbaikan Kualitas. Ledia mendukung pembiayaan yang fokus pada perbaikan kualitas pendidikan, serta mengingatkan perlunya regulasi yang sesuai dengan kebutuhan beragam di tiap daerah di Indonesia.
Baca juga: Program Makan Bergizi Gratis Masuk Anggaran Pendidikan Rp700 Triliun APBN
Kesembilan, Perbaikan Infrastruktur Pendidikan. Pemerintah juga diminta untuk mengelola dan mengawasi pembangunan infrastruktur pendidikan dengan lebih baik.
Sekolah-sekolah yang dibangun harus dapat memenuhi kapasitas dan kebutuhan pelajar.
Kesepuluh, Sistem Karier Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Ledia menutup dengan menyatakan bahwa pemerintah harus memperbaiki sistem karier bagi pendidik dan tenaga kependidikan, mulai dari tahap awal hingga akhir karier mereka, guna meningkatkan profesionalisme dan kualitas tenaga pengajar di Indonesia.
Dengan 10 poin catatan tersebut, Ledia berharap pemerintah semakin berkomitmen dalam memperbaiki sektor pendidikan di Indonesia, agar dapat memberikan pendidikan yang berkualitas dan merata bagi seluruh anak bangsa. (SG-2)