Hukum

Perusakan Mobil Wartawan Tempo Bukan Kekerasan Biasa

Dilihat dari lokasi kejadian, ini bukan sekadar kekerasan biasa. Bisa jadi, pelaku ingin menunjukkan bahwa tidak ada tempat aman di Indonesia.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
09 Agustus 2024
Anggota DPR RI Adian Napitupulu (Ist/DPR RI)

ANGGOTA DPR RI, Adian Napitupulu, menegaskan bahwa insiden pengrusakan mobil seorang wartawan Tempo di jalan Pattimura, Jakarta Selatan, pada Senin malam (5/7), tidak bisa dianggap sebagai aksi kekerasan biasa. 

 

Menurut Adian, lokasi kejadian yang berada di belakang Mabes Polri menimbulkan kecurigaan adanya pesan tersembunyi dari pelaku.

 

"Dilihat dari lokasi kejadian, ini bukan sekadar kekerasan biasa. Bisa jadi, pelaku ingin menunjukkan bahwa tidak ada tempat aman di Indonesia," ujar Adian dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis (8/8).

 

Baca juga: DPR Desak Polisi Segera Tangkap Pelaku Perusakan Mobil Wartawan Tempo

 

Lebih lanjut, Adian menekankan bahwa kekerasan terhadap wartawan tidak hanya merupakan ancaman terhadap individu, tetapi juga merupakan serangan terhadap kebebasan berbicara dan hak rakyat untuk mendapatkan informasi. 

 

"Ini adalah ancaman serius terhadap kebebasan pers dan demokrasi di Indonesia," kata politikus Fraksi PDI-Perjuangan tersebut.

 

Baca juga: DPR Desak Hentikan Kriminalisasi Pendamping Korban Kekerasan Seksual di Yogyakarta

 

Adian mendesak pihak kepolisian untuk segera menangkap pelaku dan mengungkap motif di balik tindakan tersebut. 

 

Ia juga meminta agar diusut apakah ada aktor intelektual yang memberikan perintah kepada pelaku. 

 

"Mengungkap motif, tujuan, dan siapa pun yang berada di balik insiden ini sangat penting, agar publik tahu apakah ini peristiwa terisolasi atau bagian dari tindakan yang lebih terorganisir," tegasnya.

 

Baca juga: Komisi III DPR RI Terima Aduan Keluarga Korban Penyiksaan di Polda Sumbar

 

Adian menegaskan pentingnya penanganan cepat oleh pihak berwenang untuk memastikan bahwa kebebasan pers di Indonesia tidak terancam oleh tindakan-tindakan intimidatif seperti ini. (SG-2)