INDUSTRI pakan hijauan tengah menjadi sorotan sebagai salah satu sektor yang menjanjikan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia.
Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) bertajuk "Cara Pembuatan Pakan yang Baik dan Pendaftaran Pakan bagi Produsen Pakan Skala UMKM" yang diadakan di Malang, Jawa Timur, menunjukkan bahwa sektor ini memiliki peluang besar yang belum banyak dimanfaatkan.
Acara yang diselenggarakan oleh Dinas Peternakan Jawa Timur, bekerja sama dengan Prisma, serta didukung oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT), dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan.
Baca juga: KUR Rp30 Triliun Sulsel, Solusi Bagi UMKM Pertanian, Perikanan, dan Peternakan
Para produsen pakan skala kecil dan menengah, ahli, serta pejabat dari Kementerian Pertanian turut ambil bagian dalam kegiatan ini.
Pentingnya Pakan Hijauan dalam Industri Peternakan
Kepala Bidang Penerbitan, Pakan, dan Produksi Pakan Dinas Peternakan Jawa Timur, Ahmad Rizal Muzzamil, menekankan peran krusial pakan hijauan dalam meningkatkan produksi ternak dan kesehatan hewan.
“Peluang dalam industri pakan hijauan masih memerlukan upaya lebih besar untuk memenuhi permintaan nasional terkait makanan bergizi.
Pelaku usaha didorong untuk menangkap peluang ini, meski masih dibutuhkan perbaikan dalam menyiapkan hijauan pada lahan yang ada,” ujarnya.
Baca juga: Dinas Peternakan dan Perikanan Antisipasi Daging Mengandung Cacing
Senada dengan Rizal, Direktur Pakan Kementerian Pertanian, drh. Nur Saptahidhayat, mengungkapkan bahwa di Jawa Timur, lahan yang cocok untuk produksi hijauan masih terbatas, terutama di area perkotaan dan pertanian yang padat.
Namun, lahan-lahan di bawah pengelolaan Perhutani dan perhutanan sosial, serta kerjasama dengan Perusahaan Terbatas Perkebunan Nusantara (PT PN), dinilai sangat potensial untuk dikembangkan.
Potensi dan Tantangan Pengembangan Pakan Hijauan
Dengan memanfaatkan lahan-lahan yang ada, produksi pakan hijauan dapat ditingkatkan secara signifikan.
“Kalau kita mengandalkan hijauan yang ada saat ini, kita masih membutuhkan berbagai upaya perbaikan, salah satunya adalah bagaimana kita menyiapkan hijauan pada lahan-lahan yang ada,” jelas drh. Nur Saptahidhayat.
Kreativitas dalam pemanfaatan lahan dan diversifikasi jenis hijauan yang dapat ditanam juga menjadi kunci penting.
Produksi pakan hijauan berkualitas tinggi tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga membuka peluang ekspor.
Hijauan yang diproduksi secara mandiri tanpa memiliki ternak juga bisa menjadi komoditas bernilai ekonomi tinggi.
Potensi Ekonomi dan Investasi Teknologi
“Saat ini, sudah ada beberapa pelaku usaha yang berhasil mengolah hijauan dan menjualnya secara mandiri, menunjukkan bahwa industri ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut,” tambah drh. Nur Saptahidhayat.
Namun, tantangan yang dihadapi dalam pengembangan pakan hijauan termasuk keterbatasan lahan dan kebutuhan investasi untuk teknologi pengolahan.
Pemerintah dan sektor swasta perlu berkolaborasi untuk mengatasi hambatan ini, melalui kebijakan yang mendukung dan investasi dalam infrastruktur yang diperlukan.
Dengan potensi besar dan dukungan yang tepat, industri pakan hijauan di Jawa Timur dapat berkembang pesat, membantu memenuhi kebutuhan pakan ternak nasional dan meningkatkan kesejahteraan peternak.
Kegiatan Bimtek ini diharapkan menjadi langkah awal yang signifikan dalam mengoptimalkan peluang di sektor ini dan mendorong pertumbuhan industri peternakan di Indonesia (Fajar Ramadan/SG-2)