UPAYA mendatangkan investor untuk membangun industri sapi perah dan sapi potong menjadi langkah kunci untuk mencapai swasembada. Pasalnya, untuk swasembada daging dan susu, Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan indukan yang ada. Diperlukan sapi baru dari investor dalam dan luar negeri
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, menyatakan hal itu di Jakarta, Kamis (31/10)
Menurutnya, pemerintah tidak akan melakukan impor susu atau sapi melalui APBN, melainkan membuka ruang bagi pengusaha lokal dalam dan luar negeri untuk berinvestasi.
Baca juga: Program Makan Siang dan Susu Gratis, Guru Besar UGM: Tantangan Ketergantungan Impor
“Kementan hanya memberikan asistensi dan menyiapkan lahan bagi perusahaan yang ingin membangun industri ini.Yang impor kan bukan negara, tetapi perusahaan-perusahaan yang akan berinvestasi dan mengembangkan sapi di Indonesia. Kita kawal dan Kementan beri asistensi ataupun menyiapkan lahan,” ujar Mas Dar, sapaan akrab Sudaryono.
Wamentan mengungkapkan saat ini terdapat 140 perusahaan yang berkomitmen mendatangkan sapi, dengan total komitmen mencapai sekitar 2 juta ekor, terdiri dari 1,3 juta sapi perah dan 700 ribu sapi potong. Oleh karena itu, ia mengungkapkan bahwa Kementan akan terus mendorong agar hal tersebut terealisasi.
“Setiap perusahaan beda-beda. Ada yang rencana impornya seratus ribu, puluhan ribu, lima ratus, atau dua ratus. Dari komitmen, totalnya sekitar 2 juta ekor dengan 1,3 juta ekor sapi perah dan 700 ribu sapi pedaging. Ini kan orang janji, kerjaan kita ya ngejar agar ini segera terealisasi,” imbuhnya.
Baca juga: KPSP Setia Kawan di Pasuruan, Jatim, Raup Miliaran Rupiah dari Usaha Perah Susu Sapi
Selain itu, Wamentan berharap peningkatan produksi daging dan susu itu mendukung Program Makan Bergizi Gratis yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
“Dengan mendatangkan sapi baru, kami harap kebutuhan untuk program ini dapat terpenuhi,” katanya.
Wamentan Sudaryono juga menegaskan bahwa tidak ada rencana untuk mengimpor susu dari Vietnam, melainkan mengajak investor dari negara tersebut untuk membangun industri sapi perah di Indonesia.
Baca juga: Mentan Amran: Kambing Perah, Jurus Baru Dukung Persusuan Nasional
Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan, Kementan akan memastikan kenyamanan bagi investor dalam sektor pertanian untuk mendorong realisasi investasi yang cepat.
Dengan langkah ini, pihaknya optimistis dapat memenuhi kebutuhan daging dan susu domestik serta meningkatkan ketahanan pangan nasional.
“Jangan kita persulit investor supaya mereka nyaman investasi di Indonesia. Kata kuncinya adalah beri kenyamanan investor, khususnya sektor pertanian, kami yang kawal masuk,” ungkapnya.
Kementan sendiri menegaskan bahwa tidak ada rencana untuk mengimpor 1,8 juta ton susu dari Vietnam untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
"Perlu ditegaskan Indonesia tidak merencanakan impor 1,8 juta ton susu dari Vietnam. Kebijakan yang diinisiasi oleh Kementan adalah mengundang investor asal Vietnam untuk membangun industri sapi perah di Indonesia dengan tujuan meningkatkan produksi susu nasional, bukan untuk mengimpor produk susu," kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik, Moch Arief Cahyono pada Minggu (27/10).
Kementan terus mendorong peningkatan produksi daging dan susu sapi melalui pengawalan investasi. (SG-1)