MEMBANGUN ekosistem kopi di Indonesia saat ini belum dalam skala dan tingkat sebesar sawit. Namun, dukungan untuk membentuk ekosistem kopi yang lengkap dari produsen sampai ke konsumen akhir di tujuan ekspor sudah dimulai.
Hal itu terlihat dengan terbentuknya suatu sinergi dan ekosistem yang saling mendukung. Langkah itu harus dipertahankan, ditingkatkan serta diperluas.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyampaikan pendapatnya pada Peresmian ekspor kopi perdana Sumatra Selatan ke Malaysia dan Australia, di Pelabuhan Boom Baru Palembang, baru-baru ini.
Baca juga: Jakarta International Coffee Conference 2024 Sajikan Aneka Kopi dari Mancanegara
“OJK bersama Sekretariat Bersama (Sekber) Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Sumatera Selatan, terus mendorong pengembangan perekonomian daerah dengan peresmian ekspor kopi perdana melalui ekosistem Industri Jasa Keuangan,” ujarnya yang didampingi Pj. Gubernur Sumatera Selatan Elen Setiadi ,dalam keterangan resmi OJK, Senin (20/1).
Kegiatan itu, sambung Mahendra, merupakan bukti komitmen dan dukungan OJK bersama Industri Jasa Keuangan untuk mengakselerasi pengembangan ekonomi di Sumatera Selatan melalui optimalisasi rantai nilai ekosistem komoditas kopi.
Lebih lanjut Mahendra berharap sinergi dan kolaborasi pengembangan komoditas daerah terus dapat dilakukan dengan dukungan dari sektor jasa keuangan melalui pembiayaan yang tepat dan berbagai langkah dukungan lainnya.
Baca juga: Mendag Zulkifli Hasan Dorong Ekspor Kopi Indonesia di Pasar Global
“OJK, tentu juga akan memfasilitasinya dengan sebaik-baiknya, tanpa kami mengurangi prudensial, kualitas pengawasan, dan tentu kualitas kami memperkuat dan menjaga sektor jasa keuangan yang memang makin penting ke depan bagi pertumbuhan ekonomi kita semua," tambah Mahendra.
Pada kesempatan yang sama, Elen Setiadi, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungannya untuk mengembangkan industri Kopi Sumatera Selatan.
Menurutnya, Kopi Sumatera Selatan merupakan tulang punggung produksi kopi nasional namun nilai tambah ekspor melalui pelabuhan di Sumatera Selatan masih belum maksimal, sehingga diperlukan intervensi dan keterlibatan seluruh stakeholders untuk mengatasinya.
Baca juga: Termasuk Negara Tujuan Ekspor, Jawa Barat Tingkatkan Ekspor Kopi dan Kako ke Filipina
“Harapan kami hari ini dengan dilakukan launching oleh Pak Ketua Dewan Komisioner OJK, ini menjadi langkah maju, langkah baru, langkah awal bagi kita, bagaimana Sumatera Selatan secara bersama-sama, yang didukung oleh Kementerian/Lembaga, juga oleh Pemerintah Daerah bisa mengembangkan kopi kita lebih baik dan lebih maju," imbuhnya.
Ekspor kopi perdana ke negara Malaysia dan Australia dilaksanakan oleh PT Agri Ekspor Indonesia dan PT Asya Syila Nusantara dengan total volume 277,2 ton senilai Rp33,6 miliar.
Jenis kopi yang diekspor adalah robusta premium asal Kota Pagar Alam yang terkenal memiliki cita rasa khas pegunungan Dempo. Transaksi ekspor ini difasilitasi melalui skema Letter of Credit (LC) PT Bank Syariah Indonesia Tbk sebagai LC Receiving Bank dan PT Bank Maybank Indonesia Tbk sebagai LC Issuing Bank.
Potensi dan Tantangan
Sumatera Selatan memiliki potensi sangat besar menjadi regional champion industri kopi. Berdasarkan data BPS tahun 2023, Sumatera Selatan memiliki luas lahan kopi terbesar nasional mencapai 267,35 ribu hektar atau 21,11% dari total luas lahan nasional yang 96% merupakan perkebunan rakyat.
Sumatera Selatan juga merupakan produsen kopi terbesar nasional dengan volume mencapai 211,68 ribu ton atau 26,85% dari total produksi nasional.
Sentra produksi kopi di Sumatera Selatan tersebar di beberapa kabupaten/kota meliputi Lahat, Pagar Alam, Empat Lawang, Muara Enim dan Ogan Komering Ulu Selatan dengan karakteristik kopi robusta yang telah diakui kualitasnya di pasar internasional.
Potensi itu didukung oleh sekitar 200 ribu keluarga petani yang menggantungkan mata pencahariannya pada sektor perkebunan kopi.
Dalam rangka mendukung pengembangan industri kopi, jelas Mahendra lagi, industri perbankan di Sumatera Selatan telah menyalurkan kredit/pembiayaan kepada petani/pengusaha kopi sampai dengan tahun 2024 sebanyak 8.311 rekening senilai total Rp336 miliar, dengan rincian sebagai berikut.
PT BPD Sumsel Babel: 4.871 rekening senilai Rp179,7 miliar; PT Bank Mandiri (Persero) Tbk: 134 rekening senilai Rp10,32 miliar; PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk: 298 rekening senilai Rp9,2 miliar; PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk: 2.998 rekening senilai Rp136,04 miliar, dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk: 10 rekening Rp1,08 miliar
Selain memfasilitasi pembiayaan kepada petani/pengusaha Kopi, OJK juga memfasilitasi pemberian polis Asuransi Sinar Mas kepada 52 petani di Desa Lubuk Buntak Pagar Alam yang merupakan implementasi Desa Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI).
OJK berkomitmen akan terus mendukung pengembangan industri Kopi Sumatera Selatan melalui berbagai inisiatif strategis bersama Sekber Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Sumatera Selatan dan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD). Bentuk inisiatif dan program strategis tersebut antara lain:
- Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan Petani Kopi melalui Desa Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan untuk mengakses produk dan/atau layanan jasa keuangan;
- Skema kredit/pembiayaan khusus perkebunan kopi untuk mendukung peningkatan produktivitas lahan. Skema tersebut melibatkan ekosistem supply chain yang memungkinkan offtaker memiliki peran memitigasi risiko kredit/pembiayaan;
- Kajian asuransi perkebunan kopi untuk memitigasi risiko tanam dan asuransi petani melindungi individu petani dan keluarga;
- Pelatihan teknik penanaman dan pengolahan kopi untuk menghasilkan varietas kopi premium khas Sumatera Selatan; dan
- Business and product matching untuk memperluas akses pasar petani/pengusaha kopi ke negara-negara tujuan ekspor.
Selanjutnya, khusus program fasilitasi Ekspor Kopi Perdana ini, OJK bersama dengan stakeholders terkait telah menyelenggarakan rangkaian kegiatan pendampingan terintegrasi antara lain, Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Kopi Sumatera Selatan Melalui Penguatan Akses Keuangan dan Strategi Menuju Pasar Ekspor pada 16 Oktober 2024;
Kemudian Workshop Menembus Pasar Dunia dengan Memahami Prosedur Ekspor dan Peningkatan Akses Keuangan pada 26 November 2024, Business Matching dan Penyelarasan Program Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Desa EKI pada 18 Desember 2024; dan Kick Off Pengembangan Ekonomi Keuangan Daerah Melalui Ekosistem Pembiayaan Berkelanjutan Kopi Sumatera Selatan pada 13 Januari 2025.
“OJK terus berkomitmen ikut serta dalam upaya mewujudkan kejayaan Kopi Sumatera Selatan untuk mewujudkan pemerataan kesejahteraan masyarakat di Sumatera Selatan,” ujar Mahendra. (SG-1)