TREN pasar dan konsumen yang saat ini semakin tumbuh di Indonesia adalah sektor pertanian dan perikanan. Untuk itu para pelaku usaha rintisan atau startup bisa mempertimbangkan potensi besar di kedua sektor tersebut dalam membuka usaha.
"Pemerintah mengakui bahwa dua sektor ini sangat penting bagi percepatan ekonomi negara. Karena itu, saya mengharapkan setiap peserta yang hadir pada KTT ini untuk memperhatikan sektor-sektor potensial ini," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi dalam pembukaan NextHub Global Summit 2024: Defrost the Tech Winter di Nusa Dua, Badung, Bali, Senin (23/9).
Dalam pembukaan tersebut, Menkominfo didampingi Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Wayan Toni Supriyanto dan Direktur Ekonomi Digital Ditjen Aplikasi Informatika Bonifasius Wahyu Pudjianto.
Baca juga: Tawarkan 170 Potensi Investasi, West Java Investment Summit Resmi Dibuka
Sektor pertanian dan perikanan, lanjutnya, memiliki nilai pasar sangat menjanjikan dan dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru.
“Dengan dukungan teknologi, sektor ini dapat menjadi lebih produktif dan efisien. Saya mendorong para startup untuk mengembangkan solusi inovatif yang dapat mengatasi tantangan di sektor ini, seperti rantai pasok yang panjang dan pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan,” imbuh Menteri Budi.
Baca juga: Jakarta Investment Festival (JIF) Summit 2024 Dorong Jakarta Menjadi Kota Global
Lebih lanjut, di dalam pertemuan yang berlangsung 23-25 September itu. ia memaparkan, data sektor pertanian dan perikanan di Indonesia tumbuh sebesar 3% pada 2023 dengan nilai pasar mencapai USD159 miliar. Selain itu, pendanaan untuk startup di sektor agritech dan aquatech juga terus meningkat.
“Beberapa startup sukses di luar negeri seperti Aquaconnect dari India, Yalelo dari Zambia, dan Arado dari Brasil telah membuktikan bahwa bisnis di sektor ini sangat menjanjikan,” ujar Menkominfo lagi.
Menurut Menteri Budi Arie Setiadi, Agri-Tech dan Aqua-Tech memiliki model bisnis yang luas untuk dijelajahi pelaku startup. Terutama untuk mengatasi masalah yang paling mendesak, seperti rantai pasokan, produktivitas, dan keberlanjutan.
Baca juga: Gelar Conversation Summit, Everpro dan Meta Fasilitasi UKM Mandiri dalam Data dan Traffic
“Platform mekanisasi dan pasar digital adalah model bisnis utama untuk Agritech. Sedangkan untuk Aquatech, dengan meningkatnya permintaan ekonomi biru, start-up dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan berbagai layanan, dari pasar digital hingga pengelolaan sampah," jelasnya.
NextHub Global Summit 2024 diharapkan dapat menjadi wadah bagi para startup Indonesia untuk belajar dari pengalaman startup sukses di luar negeri, serta menjalin kerjasama dengan para investor dan pemangku kepentingan lain.
Terbesar di tingkat Asia
Pada kesempatan tersebut, Ketua Nexticorn Foundation Rudiantara mengatakan ASEAN merupakan pusat perputaran ekonomi yang menjanjikan di masa depan. Bahkan, Indonesia akan menjadi pemain ekonomi digital terbesar di tingkat Asia.
“Dengan nilai sekitar USD750 miliar menjadikan Indonesia benar-benar negara dengan perekonomian terbesar di ASEAN. Indonesia adalah mesin perekonomian ASEAN," ungkapnya.
Rudiantara meyakini pertumbuhan startup di Indonesia akan makin membaik di masa yang akan datang. Menurutnya, di era pemerintahan baru di masa yang akan jumlah startup di Indonesia semakin bertambah.
“Didukung oleh berbagai pemangku kepentingan termasuk inkubator, akselerator, dan lembaga keuangan, Indonsia dikenal sebagai ekosistem start-up terbaik kedua di Asia Tenggara,” tuturnya.
Diketahui, pada 2022, terdapat lebih dari 150 juta perusahaan rintisan di dunia. Dengan lebih dari 4.500 perusahaan rintisan, Asia Tenggara menjadi rumah bagi 52 unicorn di 2023. Bahkan proyeksi tahun 2025, valuasi perusahaan rintisan di kawasan itu akan mencapai USD1 triliun.
Sebanyak 3.000 pertemuan terjadwal untuk menghubungkan 120 pelaku perusahaan rintisan asal Indonesia dengan 140 orang perwakilan investor selama gelaran NextHub Global Summit 2024. (SG-1)