Ekonomi

MTQ XXX Bawa Rezeki bagi UMKM Samarinda, Penjual Suvenir, Roti Capai Omzet Jutaan

Lapak Wahyudi menjadi galeri suvenir khas Kalimantan Timur. Ia  menjual berbagai kerajinan mulai dari manik-manik, anjat, ulap doyo, sarung Samarinda, batik, mandau, sumpit, tas, hingga gelang.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
11 September 2024
Penjual suvenir di Samarinda Kaltim. (Dok. Kemenag)

PENYELENGGARAAN Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional XXX di Samarinda, Kalimantan Timur 2024 tidak hanya menjadi ajang religius, tetapi juga membawa berkah tersendiri bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) setempat. 

 

Salah satunya adalah Wahyudi, 28, pemilik toko Aci Baru yang berjualan suvenir di sekitar panggung utama Gelora Kadrie Oening. Ia mengaku merasakan dampak ekonomi dari gelaran akbar MTQ Nasional tersebut. 

 

Transaksi tunai yang diperolehnya  bisa mencapai Rp3 juta, sementara dari transaksi QRIS dapat mencapai Rp1-2 juta per hari.

 

Baca juga: Diikuti 1.998 peserta, Presiden Buka MTQ Nasional ke-30 di Samarinda, Kaltim

 

“Sejak tanggal 6 September, sebelum pameran dibuka pada 8 September, dalam sehari saya bisa mendapatkan penghasilan penjualan sekitar Rp5 juta,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (10/9), seperti dirilis Kemenag.

 

Lapak Wahyudi menjadi galeri suvenir khas Kalimantan Timur. Ia  menjual berbagai kerajinan khas daerah, mulai dari manik-manik, anjat, ulap doyo, sarung Samarinda, batik, mandau, sumpit, tas, hingga gelang khas Kalimantan Timur.

 

“Ada juga tas kadut yang dijahit menggunakan manik-manik yang dirangkai secara manual. Untuk membuat satu tas kadut, pengerjaannya paling cepat seminggu, dan bisa memakan waktu hingga satu bulan,” imbuhnya.

 

Baca juga: 147 Dewan Hakim, 26 Panitera, dan 7 Dewan Pengawas MTQ Nasional XXX Dilantik

 

Sebelumnya, Wahyudi memiliki stan tetap di Komplek Citra Niaga II Blok Adi, Jl. Niaga Selatan, Samarinda. Di sana, dia menjual oleh-oleh khas Kalimantan Timur, namun pendapatan harian di tempat tersebut hanya berkisar Rp300-500 ribu per hari. 

 

“Berkat adanya MTQ ini, rezeki saya melimpah,” tutup Wahyudi dengan senyum.

 

Berkah MTQ XXX Samarinda juga dirasakan  Fadliyah Alaydrus, 46. Pelaku UMKM asal Samarinda sekaligus pemilik usaha roti maryam dengan brand “Acil Ipad” ini mengaku mendapat keuntungan hingga Rp2 juta setelah pembukaan Expo Pameran Seni Antarbangsa dan Halal Food .

 

Fadliyah setiap harinya menyiapkan adonan roti maryam seberat 3 kilogram, dan memproduksi 9 paket roti maryam dengan omzet harian berkisar Rp300-500 ribu. 

 

Pada saat MTQ berlangsung, pendapatan usahanya melonjak drastis. “Sebelum ada MTQ, dalam sehari saya hanya mendapatkan keuntungan sekitar Rp300-500 ribu, tapi setelah pembukaan Expo kemarin, keuntungan saya bisa mencapai Rp2 juta per hari.

 

Harga roti maryam yang dijual Fadliyah bervariasi, tergantung pada topping yang dipilih. Roti maryam dengan topping cokelat, susu, atau keju dihargai Rp15.000 per porsi. Jika disajikan dengan gulai ayam, harganya naik menjadi Rp20.000, sedangkan dengan gulai daging dibanderol Rp25.000.

 

Tidak hanya mengandalkan penjualan langsung, Fadliyah juga aktif memasarkan produknya melalui media sosial. Ia menggunakan akun Facebook dengan nama “Fadliyah Alaydrus” dan akun TikTok bernama @wadaiacilipad091177 untuk menjangkau lebih banyak konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa Fadliyah merupakan pelaku UMKM yang melek teknologi.

 

Fadliyah berterima kasih kepada pemerintah daerah yang memberi perhatian khusus kepada pelaku UMKM. Pemerintah telah menyediakan ruang promosi dan bantuan teknis untuk meningkatkan kualitas produk, sehingga UMKM dapat memanfaatkan kesempatan dari ajang besar seperti MTQ Nasional.

 

MTQ Nasional XXX di Samarinda tidak hanya menjadi ajang religius, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi lokal, terutama bagi para pelaku UMKM seperti Wahyudi dan pedagang lainnya yang merasakan langsung dampaknya. (SG-1)