Ekonomi

Modeling Budi Daya Rumput Laut Seluas 50 Ha Dibangun di Rote Ndao, NTT

Budi daya rumput laut di Rote Ndao masih sangat alami dan selalu menjaga kelestarian serta kesehatan laut. Program modeling budi daya rumput laut yang diusung oleh KKP menggunakan pelampung ramah lingkungan.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
03 September 2024
Program terbaru, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membangun modeling budi daya rumput laut seluas 50 hektare di Rote Ndao, NTT. (Dok.KKP)
 
 

TERKENAL dengan kualitas rumput lautnya, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT) terpilih menjadi modeling budi daya rumput laut seluas 50 hektare (ha) yang dibangun Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). 

 

“Nah ini menjadi dasar kami kenapa Rote Ndao dipilih sebagai wilayah yang akan dikembangkan modeling budi daya rumput laut,” tegas Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, KKP, Tb Haeru Rahayu dalam siaran resmi di Jakarta, Senin (2/9).

 

Lahan yang berpotensi dikembangkan untuk kegiatan budi daya rumput laut di Rote Ndao, lanjutnya,  mencapai seluas 32 ribu ha. Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan setempat baru 6,9% lahan yang termanfaatkan untuk budi daya rumput laut.

 

Baca juga: KKP: Bantuan Bibit Pacu Produktivitas Budi Daya Rumput Laut di Pulau Terluar

 

“Saya juga mendapat informasi, rumput laut di Rote Ndao menjadi penyokong kehidupan masyarakat. Ada sekitar 4.615 pembudi daya rumput laut di sana. Bahkan masyarakat pesisirnya menganggap budi daya rumput laut sebagai mata pencaharian yang cocok untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” jelas Tebe, demikian Tb Haeru Rahayu biasa disapa.

 

Dirjen Tebe kembali menjelaskan Presiden Joko Widodo memerintahkan untuk melakukan hilirisasi rumput laut melalui modeling budi daya rumput laut yang  ditargetkan di lima wilayah, salah satunya di Rote Ndao di NTT.

 

“Program modeling budi daya rumput laut di Rote Ndao seluas 50 ha ini diarahkan  pada sistem pengelolaan budi daya rumput laut yang terintegrasi berbasis kawasan dan mengimplementasikan konsep ekonomi biru, sehingga akan mampu meningkatkan produksi maupun produktivitas untuk mewujudkan kemandirian dan keberlanjutan usaha budi daya” papar Tebe.

 

Baca juga: Pacu Hilirisasi Kementerian Kelautan dan Perikanan Perbanyak Modeling Rumput Laut

 

Seperti pada modeling budi daya rumput laut di Wakatobi yang dibangun  2023, Dirjen Tebe menjelaskan, modeling budi daya rumput laut di Rote Ndao juga akan dibangun unit produksi bibit rumput laut (UPBRL) kultur jaringan, kebun starter, kebun bibit rumput laut dan budidaya rumput laut. 

 

“Kami sangat berharap Pemerintah Daerah Rote Ndao dapat mengelola, memanfaatkan dan mengoperasionalkan modeling budi daya rumput laut ini dengan baik dan berkelanjutan. Terutama untuk penyediaan SDM yang bisa menangani produksi bibit rumput laut kultur jaringan di UPBRL nantinya,” tegas Tebe.

 

Artinya, lanjutnya,  dengan UPBRL yang  dapat beroperasional dengan baik, maka dapat menghasilkan bibit rumput laut yang berkualitas, sehingga mampu memenuhi ketersediaan bibit rumput laut bagi pembudidaya di wilayah Rote Ndao. 

 

Baca juga: KKP-Vietnam: Sukses Budi Daya Lobster, Kini Perluas Kerja Sama dengan Tuna, Rumput Laut

 

Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya, Balai Perikanan Budi daya Laut Lombok juga yang akan melakukan pembinaan pada modeling budi daya rumput laut di Rote Ndao. 

 

Terutama menyediakan teknologi bagaimana memproduksi planlet bibit rumput laut kultur jaringan kepada SDM yang mumpuni dari Rote Ndao. Adapun beberapa sifat unggul dari bibit rumput laut kultur jaringan yaitu pertumbuhan yang lebih cepat, tahan terhadap perubahan cuaca dan penyakit.

 

Penjabat Bupati Rote Ndao, Oder Maks Sombu menyampaikan terima kasih kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, karena Rote Ndao dipilih sebagai salah satu wilayah pembangunan modeling budidaya rumput laut.

 

“Kami siap mendukung dan menjalankan program Kementerian Kelautan dan Perikanan dan yang diamanatkan juga oleh Bapak Presiden Joko Widodo. Kami sudah siapkan SDM untuk dapat memproduksi bibit rumput laut kultur jaringan dalam memenuhi kebutuhan bibit bagi pembudidaya rumput laut di Rote Ndao,” ucap Maks.

 

Budi daya rumput laut di Rote Ndao masih sangat alami dan selalu menjaga kelestarian dan kesehatan laut. Program modeling budi daya rumput laut yang diusung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan menggunakan pelampung ramah lingkungan sangat kami dukung, karena program tersebut menjaga lingkungan.

 

Selain itu program KKP ini sangat mengedepankan aspek mutu dan kualitas, sehingga dapat menjaga produksi rumput laut Rote Ndao sebagai salah satu rumput laut terbaik di dunia.

 

Maks menambahkan bahwa pihaknya juga memberikan bantuan berupa sarana dan prasarana untuk mendukung peningkatan produksi budidaya rumput laut di Rote Ndao. 

 

Selain itu juga Pemerintah Rote Ndao sering mengadakan pertemuan-pertemuan seperti sosialisasi bagaimana cara budidaya rumput laut yang baik dan berkelanjutan untuk pembudidaya disana.

 

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan peningkatan produktivitas budidaya rumput laut melalui program modeling sebagai upaya mendukung geliat hilirisasi komoditas tersebut. Sebagai negara penghasil rumput laut terbesar di dunia, pemerintah ingin meningkatkan daya saing produk rumput laut di pasar global sehingga nilai ekspor yang dihasilkan lebih optimal. (SG-1)