Ekonomi

Menperin: Kembangkan Potensi Kopi, Teh, Buah, Kakao Jadi Specialty Premium Indonesia

Dalam tren global, terjadi peningkatan menuju fase konsumen yang lebih fokus pada konsep produk berkualitas tinggi dan diproses secara sustainable (berkelanjutan) dengan teknologi terkini.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
06 Agustus 2024
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita,  membuka Business Matching dan Pameran Produk Olahan Kopi, Teh, Kakao, Buah dan Susu dengan tema “Specialty Indonesia” di Jakarta, Senin (5/8). (Dok. Kemenperin)

INDONESIA perlu mengembangkan potensi  kopi, teh, buah, dan kakao melalui industri pengolahan dalam negeri dengan meningkatkan nilai tambah (value added) yang berorientasi ekspor. 

 

Salah satunya upaya untuk mengakselerasi konsumsi produk-produk olahan tersebut adalah dengan menghadirkan produk-produk specialty di tengah masyarakat. Kegiatan semacam ini dapat mendorong tingkat konsumsi dan permintaan masyakarat terhadap produk-produk premium.

 

Demikian dikatakan  Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, ketika membuka Business Matching (BM) dan Pameran Produk Olahan Kopi, Teh, Kakao, Buah dan Susu dengan tema Specialty Indonesia di Jakarta, Senin (5/8).

 

Baca juga: Presiden dan Mentan Dorong Produksi Kopi dan Kesejahteraan Petani di Lampung Barat

 

“Kegiatan Business Matching dan Pameran ini dilaksanakan untuk menunjukkan kemampuan industri dalam negeri dan memperkenalkan produk-produk specialty Indonesia kepada pasar serta konsumen  potensial yang belum dieksplorasi secara optimal. Selain itu, untuk menarik minat masyarakat luas termasuk stakeholder terkait, sehingga tingkat konsumsi dan permintaan juga semakin meningkat,” tuturnya, dalam rilis  Kemenperin.

 

Lebih lanjut, Agus menjelaskan bahwa dalam tren global, terjadi peningkatan menuju fase konsumen yang lebih fokus pada konsep produk berkualitas tinggi dan diproses secara sustainable (berkelanjutan) dengan teknologi terkini.

 

“Sebagai contoh, pada pameran specialty Coffee Expo (SCE) yang telah dilaksanakan pada April, 2024 di Amerika Serikat, sebanyak 12 pelaku industri kopi specialty Indonesia ikut mempromosikan produk kepada mitra potensial dari berbagai negara, dengan potensi transaksi sebesar USD27,1 juta,” tambahnya.

 

Baca juga: Hampir Satu Abad Eksis, Kopi Aroma Tetap Pertahankan Tradisi dan Kualitas

 

Untuk itu, Agus berharap, dari pelaksanaan Business Matching dan Pameran tersebut bisa lahir lebih banyak kolaborasi antara pelaku usaha produk specialty Indonesia dan pelaku bisnis pengguna seperti hotel, restoran, dan retailers internasional sehingga brand image produk specialty Indonesia dapat semakin mendunia.

 

Sejalan dengan harapan Menperin, dalam rangkaian kegiatan tersebut, telah dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PT Karya Bali Indah dan Grand Hyatt Bali serta antara Pipiltin Cocoa dan Raffles Hotels yang disaksikan oleh Menperin dan Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin.

 

Buka peluang

Dalam laporan penyelenggaraannya, Direktur Jenderal Industri Agro, Putu Juli Ardika, menyampaikan,acara Business Matching dan Pameran Produk Artisan Indonesia Kopi, Teh, Kakao, Buah dan Olahan Susu merupakan upaya membuka peluang pengembangan usaha, peningkatan daya saing industri dalam negeri, serta memperkenalkan produk-produk specialty Indonesia kepada pasar-pasar alternatif yang belum dieksplorasi secara optimal sebelumnya.

 

Baca juga: Hadiri the 25th FAO IGG on Tea di India, Kementan Perkuat Prospek Teh Indonesia

 

Dalam rangkaian kegiatan business matching dan pameran, juga diadakan seminar, talk show, workshop, dan kompetisi, yang terdiri dari bean to bar competition, kompetisi kopi manual brew throwdown, dan barista challenge. Melihat kreativitas barista meracik Arummi Cashew M*lk dan espresso yang akan dinilai oleh Mikael Jasin, World Barista Champion tahun 2024.

 

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendukung industri dalam negeri dalam upaya memperkenalkan produk-produk specialty Indonesia kepada pasar dan konsumen secara global. 

 

Dianugerahi sumber daya hayati yang melimpah, seperti kopi, teh, buah, dan kakao, Indonesia perlu mengembangkan potensi tersebut melalui industri pengolahan dalam negeri dengan meningkatkan nilai tambah (value added) yang berorientasi ekspor. 

 

Beberapa subsektor industri tersebut antara lain industri pengolahan kakao/cokelat, industri teh, industri pengolahan buah, industri kopi hingga industri pengolahan susu.

 

Istilah specialty merujuk pada produk dengan kualitas terbaik, yang dapat diukur berdasarkan parameter tertentu seperti aroma dan rasa, dan tentunya diproses dengan standar dan ketentuan khusus. 

 

Standar kualitas yang tinggi memunculkan siklus produk premium, yang di dalamnya melibatkan berbagai pihak mulai dari petani selaku penyedia bahan baku, distributor, roaster, barista, dan end customer, yang saling menjaga kualitas produk pada setiap tahapannya. (SG-1)