INDONESIA melalui Kementerian Pertanian turut andil dalam Food and Agriculture Organization Intergovernmental Group (FAO IGG) on Tea ke-25 di Guwahati, India. Acara yang berlangsung pada 31 Januari hingga 2 Februari 2024 itu juga diikuti 77 delegasi dari berbagai negara di seluruh dunia.
Kepala Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya, Fausiah T. Ladja, yang mewakili Direktur Jenderal Perkebunan Kementan hadir dalam pertemuan tersebut.
Sebagai Delegasi wakil negara Indonesia turut hadir pula Sekretariat Ditjen Perkebunan, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan dan Direktorat Tanaman Semusim dan Tahunan, serta Direktur Eksekutif Dewan Teh Indonesia.
Baca juga: Pertanian Jadi Fokus Utama Pemerintah, 14,3 Juta Petani dapat Pupuk Bersubsidi
Menurutnya, kegiatan tahunan itu sebagai wadah untuk forum konsultasi antarpemerintah serta pertukaran tentang tren produksi, konsumsi, perdagangan dan harga teh, termasuk penilaian reguler situasi pasar global, prospek jangka pendek serta tinjauan perkembangan kebijakan.
“Pembahasan pada pertemuan itu sangat menarik, membahas seputar perdagangan dan kualitas teh, perubahan iklim, perkebunan teh rakyat, teh organic, analisis pasar global teh, promosi serta pembahasan Maximum Residue Levels (MRLs),” jelas Fausiah, dalam keterangan resmi yang dilansir ditjenbun.pertanian.go.id, Senin (19/2).
Dalam pertemuan tersebut, lanjutnya, masalah digitalisasi dan solusi berbasis inovasi, serta akses anggaran, sangat penting untuk keberlanjutan perkebunan termasuk teh di masa depan, serta untuk meningkatkan kontribusinya terhadap pencapaian SDGs (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan).
“Di sinilah dukungan paling dibutuhkan. Untuk itu masih perlu mengedukasi secara menyeluruh terhadap produsen maupun konsumen teh secara masif, mendorong jaringan untuk pemasaran teh organik di seluruh dunia, serta mendukung perkebunan rakyat terkait dengan pembinaan dan pengawalan produksi, budidaya hingga pengolahan dengan teknologi yang mumpuni,” imbuh Fausiah.
Langkah-langkah tersebut, sambungnya, bisa mendongkrak harga, memperluas akses pasar, akses pendanaan, serta upaya solutif dalam pemenuhan standar mutu.
Prospek teh Indonesia
Pada kesempatan berbeda, Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah, mengatakan, dengan keikutsertaan pihak instansi pemerintah dalam hubungan internasional dapat membuka jalan untuk keberlangsungan prospek teh Indonesia di pangsa pasar dunia yang mensejahterakan pekebun teh rakyat, digitalisasi perkebunan serta mencari solusi agar komoditas teh Indonesia menjadi lebih sustainable.
“Kita perlu memperkuat segala upaya untuk memastikan sektor teh bermanfaat bagi pekebun kecil dan masyarakat pedesaan, tidak hanya dalam jangka pendek, tetapi juga dalam jangka panjang. Pekebun teh harus terus berinovasi dan mengeksplorasi cara-cara baru untuk melakukan hal-hal yang lebih baik agar tetap layak dalam pengaturan pasar yang semakin kompetitif,” ujar Andi Nur.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, meminta jajarannya agar terus mendorong produksi maupun produktivitas, hilirisasi, penguatan modernisasi pertanian maupun digitalisasi pendataan pertanian, termasuk bersinergi dan pentingnya menjaga relasi yang baik dengan negara lain, baik investasi maupun kerjasama di sektor pertanian. (SG-1)