Ekonomi

Menkop UKM: Transformasi Usaha Mikro dari Bertahan Hidup ke Mental Entrepreneur

Menkop UKM Teten Masduki menyerukan perubahan mendasar dalam pola pikir pelaku usaha mikro di Indonesia, dari sekadar bertahan hidup menuju mentalitas enterpreneur yang ingin maju dan berkembang.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
27 Mei 2024
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki (Dok.Kemenkop UKM)

MENTERI Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki menyerukan perubahan mendasar dalam pola pikir pelaku usaha mikro di Indonesia, dari sekadar bertahan hidup menuju mentalitas enterpreneur yang ingin maju dan berkembang.

 

Hal ini disampaikan Teten dalam acara Meet Up Forum Pendampingan Usaha Mikro Mandiri di Kota Bogor baru-baru ini.

 

Pentingnya Pola Pikir Entrepreneur

 

“Problemnya ada di pola pikir usaha mikro yang merasa sudah cukup. Karena, awal berbisnisnya hanya untuk menghidupi keluarga,” ujar Teten sebagaimana dilansir situs Kemenkop UKM, Minggu (26/5).

 

Baca juga: Ubah Pola Pikir Usaha Mikro: Kunci Menuju Kemandirian Ekonomi 

 

Menurutnya, pelaku usaha mikro harus berani bermimpi lebih besar dan melihat peluang yang ada di depan mata.

 

Kendala dan Tantangan

 

Namun, Teten juga mengakui berbagai kendala yang menghambat pertumbuhan usaha mikro, seperti akses pasar, bahan baku, dan teknologi.

 

"Program pendampingan usaha mikro dari hulu hingga hilir harus terus dilanjutkan dan diperkuat," tegas Teten, seraya menambahkan bahwa banyak peluang yang bisa dimanfaatkan oleh usaha mikro.

 

Inspirasi dari Jepang

 

Teten mencontohkan keberhasilan usaha mikro di Jepang yang mampu menciptakan produk oleh-oleh dengan kemasan menarik.

 

“Peluang produk usaha mikro ada di toko oleh-oleh. Maka, kemasan produk harus berkonsep gift atau kado, seperti yang dilakukan di Jepang,” katanya.

 

Baca juga: Kenapa Perbankan Menolak Pengajuan Kredit dari Pelaku UMKM ?

 

Kolaborasi dan Sinergi

 

Untuk mencapai tujuan tersebut, Teten menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan dan komunitas kreatif UMKM.

 

Ia menyebutkan rencana kerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam program inkubasi sebagai langkah yang tepat.

 

“Kedepankan kolaborasi dan sinergi dengan stakeholder dan komunitas kreatif UMKM untuk mendukung kesuksesan program,” ujarnya.

 

Baca juga: Dorong UMKM dan Pariwisata, OJK Gelar Harvesting Gernas BBI dan BBWI di Sumsel

 

Diversifikasi Usaha Mikro

 

Teten berharap UMKM berbasis kewirausahaan akan mendorong pertumbuhan ekonomi baru di berbagai subsektor, tidak hanya kuliner, fesyen, atau kriya, tetapi juga jasa dan digital seperti games, aplikasi, film, musik, dan fotografi. 

 

Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop UKM, Yulius, menjelaskan bahwa program Pendampingan Usaha Mikro Mandiri bertujuan memberikan akses dan ruang bagi pelaku usaha mikro untuk meningkatkan keterampilan serta kemampuan manajerial.

 

Termasuk akses sertifikasi produk (Sertifikasi Halal, SPP-PIRT, dan HKI) serta akses ke perbankan dan lembaga keuangan lainnya.

 

Program ini juga menyediakan media showcase produk unggulan dan jejaring pasar bagi peserta.

 

“Kami berharap ekosistem pendampingan usaha mikro semakin kuat dan berkembang untuk menumbuhkan ekonomi baru dan mengangkat usaha mikro ke level yang lebih tinggi,” kata Yulius.

 

Hasil Program 2023

 

Tahun ini, program ini menunjukkan hasil yang positif: 36% peserta mengalami peningkatan omzet, 28% mengalami kenaikan aset, dan 23% menambah tenaga kerja.

 

Selain itu, program ini berhasil menghubungkan peserta dengan agregator pemasaran seperti Evermos, Transmart, Yomart, Krisna, dan Hamzah Batik.

 

Tantangan Ke Depan

 

Meskipun program ini menunjukkan hasil yang menggembirakan, tantangan besar masih menghadang.

 

Tantangan utama adalah memastikan keberlanjutan program dan memperluas jangkauannya agar lebih banyak usaha mikro dapat merasakan manfaatnya.

 

Selain itu, diperlukan peningkatan dalam akses teknologi dan pasar untuk memastikan usaha mikro dapat bersaing di era digital.

 

Dengan upaya berkelanjutan dan kolaborasi dari berbagai pihak, Teten dan timnya optimis bahwa usaha mikro di Indonesia bisa bertransformasi dari sekadar bertahan hidup menjadi kekuatan ekonomi yang mandiri dan inovatif.

 

Transformasi ini bukan hanya tentang peningkatan ekonomi, tetapi juga tentang merubah mentalitas dan visi para pelaku usaha mikro untuk terus berinovasi dan berkembang. (SG-2)