Ekonomi

Mendag Zulhas Bertekad Tingkatkan Perdagangan Indonesia dengan Negara Teluk

Mendag Zulhas menjelaskan bahwa hubungan Indonesia dengan negara-negara GCC sudah berlangsung lama, namun belum menghasilkan perdagangan yang signifikan. 

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
02 Agustus 2024
Mendag Zulkifli Hasan, bersama Sekjen Gulf Cooperation Council (GCC) Jasem Mohamed Albudaiwi, meresmikan peluncuran negosiasi Indonesia-Gulf Cooperation Council Free Trade Agreement (I-GCC FTA) di Jakarta, pada Rabu (31/7). (Ist/Kemendag)

MENTERI Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan, bersama Sekretaris Jenderal Gulf Cooperation Council (GCC) Jasem Mohamed Albudaiwi, meresmikan peluncuran negosiasi Indonesia-Gulf Cooperation Council Free Trade Agreement (I-GCC FTA) di Jakarta, pada Rabu (31/7).

 

Zulkifli Hasan, yang akrab disapa Zulhas, menyampaikan rasa syukurnya atas terlaksananya perjanjian ini yang sudah lama direncanakan.

 

"Saya sangat bahagia hari ini, dari hati yang paling dalam, saya mengajak kita semua untuk segera menyelesaikan perjanjian ini demi memperbesar perdagangan kita," ujar Zulhas sebagaimana dilansir situs Kemendag, Kamis (1/8).

 

Baca juga: Patut Acungi Jempol, Langkah Awal Kemendag Berantas Praktik Impor Ilegal

 

Peluncuran ini ditandai dengan penandatanganan Joint Statement on The Launching of The Negotiation on The Free Trade Agreement between The Republic of Indonesia and The Gulf Cooperation Council oleh Zulhas dan Jasem Mohamed Albudaiwi. 

 

GCC merupakan aliansi kerjasama ekonomi dan politik yang beranggotakan enam negara, yaitu Arab Saudi, Persatuan Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, Oman, dan Qatar. 

 

Zulhas menjelaskan bahwa hubungan Indonesia dengan negara-negara GCC sudah berlangsung lama, namun belum menghasilkan perdagangan yang signifikan. 

 

Selama menjabat sebagai Mendag, Zulhas sering mengunjungi negara-negara GCC, termasuk enam kali ke Arab Saudi dan lima kali ke Uni Emirat Arab.

 

Baca juga: Kemendag dan Blibli Kolaborasi Gelar Bazar Produk Lokal untuk Dorong UMKM

 

Zulhas berharap perjanjian ini akan meningkatkan hubungan perdagangan Indonesia dengan GCC. 

 

"Hubungan dagang kita masih sedikit, tetapi saya ingin sekali kita memperkuat dan memperbesar hubungan perdagangan kita," tegasnya.

 

Jasem Mohamed Albudaiwi juga berharap perjanjian ini akan membawa dampak ekonomi positif bagi kedua belah pihak. 

 

Setelah peluncuran kerja sama ini, Indonesia dan GCC akan membahas potensi ekonomi yang bisa dikembangkan, termasuk perdagangan barang, jasa, kepabeanan, dan ekonomi Islam. 

 

"Kami ingin menekankan bahwa kesepakatan dagang ini menitikberatkan pada ekonomi Islam," jelasnya.

 

Pada periode Januari—Mei 2024, total perdagangan antara Indonesia dan GCC mencapai US$ 6,2 miliar, dengan ekspor Indonesia ke GCC sebesar US$ 2,7 miliar dan impor dari GCC sebesar US$ 3,5 miliar. 

 

Baca juga: Kemendag Serius Berantas Impor Ilegal yang Rugikan Industri Dalam Negeri

 

Pada 2023, total perdagangan Indonesia—GCC mencapai US$ 15,7 miliar, dengan ekspor Indonesia tercatat sebesar US$ 6,1 miliar. 

 

Komoditas ekspor utama Indonesia meliputi mobil dan kendaraan bermotor, minyak kelapa sawit, perhiasan, kapal suar, kertas, dan kertas karton tidak dilapisi.

 

Sedangkan impor utama dari GCC termasuk produk setengah jadi dari besi atau baja bukan paduan, alkohol asiklik, belerang, polimer dari etilena, dan aluminium tidak ditempa.

 

Perjanjian perdagangan bebas ini diharapkan dapat membuka peluang lebih besar bagi perdagangan dan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan negara-negara Teluk, serta memperkuat hubungan yang sudah terjalin selama ini.(SG-2)