MENTERI Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan, menyambut baik rencana peluncuran Perundingan Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia–GCC (Indonesia–GCC Free Trade Agreement/I-GCC FTA) yang akan dilaksanakan besok, Rabu (31/7).
Mendag Zulkifli optimistis bahwa kerja sama ini akan meningkatkan ekspor Indonesia ke kawasan Teluk.
“Kami menyambut baik rencana peluncuran Perundingan I–GCC FTA pada 31 Juli mendatang," ujar Zulkifli Hasan dalam keterangan pers, Selasa (31/7).
Baca juga: Kemendag Serius Berantas Impor Ilegal yang Rugikan Industri Dalam Negeri
"Peluncuran perundingan tersebut kami harap dapat memperkuat hubungan kerja sama, terutama di sektor perdagangan dan investasi, antara Indonesia dan negara-negara di kawasan Teluk,” papar Zulkifli.
Peluncuran perundingan ini akan ditandai dengan penandatanganan *Joint Statement on The Launching of The Negotiation on The Free Trade Agreement between The Republic of Indonesia and The Gulf Cooperation Council* oleh Mendag Zulkifli Hasan bersama Sekretaris Jenderal GCC, Jasem Mohamed Albudaiwi.
Penandatanganan ini juga menandai dimulainya putaran perdana perundingan pada September mendatang.
GCC: Mitra Dagang Strategis
Mendag Zulkifli mengungkapkan bahwa GCC merupakan mitra dagang yang sangat strategis bagi Indonesia.
Pemerintah ingin memanfaatkan momen ini untuk meningkatkan ekspor produk lokal ke negara-negara anggota GCC, yaitu Arab Saudi, Persatuan Emirat Arab, Qatar, Kuwait, Bahrain, dan Oman.
Baca juga: Patut Acungi Jempol, Langkah Awal Kemendag Berantas Praktik Impor Ilegal
“Langkah ini akan membuka peluang penetrasi produk Indonesia yang semakin besar, tidak hanya di negara kawasan Teluk, tetapi juga di kawasan Timur Tengah lainnya, Afrika, dan Eropa,” tutur Zulkifli.
Dukungan dari Kemendag
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono, juga menyampaikan optimismenya.
Menurutnya, I-GCC FTA merupakan perjanjian dagang ketiga Indonesia dengan mitra dagang di kawasan Timur Tengah, setelah menjalin perjanjian dagang dengan Persatuan Emirat Arab dan Iran.
“I-GCC FTA diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi kedua pihak melalui peningkatan akses pasar perdagangan barang, jasa, investasi, kerja sama ekonomi, serta kerja sama bidang ekonomi Islam,” imbuh Djatmiko.
Sekilas tentang GCC
GCC adalah aliansi kerja sama ekonomi dan politik yang beranggotakan enam negara: Arab Saudi, Persatuan Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, Oman, dan Qatar.
Total perdagangan antara Indonesia dan GCC pada periode Januari—Mei 2024 mencapai USD 6,2 miliar.
Baca juga: Satgas Impor Ilegal Bongkar Barang Senilai Rp40 Miliar di Jakarta Utara
Dari jumlah tersebut, ekspor Indonesia ke GCC tercatat sebesar USD 2,7 miliar, sementara impor Indonesia dari GCC mencapai USD 3,5 miliar.
Pada 2023, total perdagangan Indonesia-GCC mencapai USD 15,7 miliar, dengan ekspor Indonesia sebesar USD 6,1 miliar.
Komoditas ekspor utama Indonesia ke GCC meliputi mobil dan kendaraan bermotor, minyak kelapa sawit, perhiasan, kapal suar, kertas, dan kertas karton tidak dilapisi.
Sedangkan impor utama nonmigas dari GCC meliputi produk setengah jadi dari besi atau baja bukan paduan, alkohol asiklik, belerang, polimer dari etilena, dan aluminium tidak ditempa.
Dengan dimulainya perundingan I-GCC FTA, diharapkan hubungan perdagangan antara Indonesia dan negara-negara GCC akan semakin erat dan saling menguntungkan, membuka peluang baru bagi peningkatan ekspor Indonesia ke pasar internasional. (SG-2)