Ekonomi

Melalui Inovasi, UMKM Ethnic Gendhis Hadirkan Batik Sesuai Selera Anak Muda

Dengan melibatkan anak-anak muda dalam proses penciptaan motif dan desain, Erna Suseno berupaya menjadikan batik lebih dekat dengan gaya hidup modern. 

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
17 Februari 2025
Erna Suseno, pendiri Ethnic Gendhis, menghadirkan produk artisan batik tulis yang dikemas dengan sentuhan modern agar sesuai dengan selera anak muda. (Ist/BRI)

KECINTAAN Erna Suseno terhadap seni batik dan harapannya agar generasi milenial serta Gen Z semakin menggemari warisan budaya ini, mendorongnya untuk membangun brand Ethnic Gendhis. 


Sejak didirikan pada 2018 di Yogyakarta, Ethnic Gendhis menghadirkan produk artisan batik tulis yang dikemas dengan sentuhan modern agar sesuai dengan selera anak muda.

 

Tidak hanya menyasar generasi muda sebagai konsumen, Erna juga menggandeng mereka sebagai pengrajin. 

 

Baca juga: Selamatkan Batik: Perjuangan Koperasi Lokal di Tengah Gempuran Impor

 

Libatkan Anak-anak Muda dalam Ciptakan Motif dan Desain

 

Dengan melibatkan anak-anak muda dalam proses penciptaan motif dan desain, ia berupaya menjadikan batik lebih dekat dengan gaya hidup modern. 

 

Selain itu, ia turut memberdayakan ibu rumah tangga agar dapat berkarya dan memperoleh tambahan penghasilan tanpa harus meninggalkan tanggung jawab keluarga.


Sejak berdiri, produk Ethnic Gendhis telah menembus pasar internasional, termasuk Malaysia, Australia, Kanada, hingga Belgia. 

 

Erna yang sebelumnya bekerja sebagai pegawai memutuskan untuk pensiun dini demi fokus pada bisnis batik

 

Baca juga: Bandung Rayakan Warisan Budaya dengan Pameran Batik 'Pusaka Puspa Karya Nusantara'

 

Baginya, membangun Ethnic Gendhis bukan hanya soal bisnis, tetapi juga upaya melestarikan batik agar tetap relevan di mata generasi muda.

 

Motif Batik Kontemporer untuk Gen Z

 

Melihat kurangnya minat generasi muda terhadap batik, Erna berinovasi dengan menciptakan desain yang lebih eye-catching. 

 

Ia mengombinasikan motif tradisional dengan pola-pola kontemporer dan warna yang lebih berani. 

 

Pendekatan ini terbukti sukses menarik perhatian anak muda yang sebelumnya enggan mengenakan batik.

 

Awalnya, Ethnic Gendhis hanya berfokus pada produksi kain batik, tetapi kini bisnisnya berkembang ke berbagai produk dekorasi rumah, seperti sarung bantal, hiasan dinding, hingga sajadah bermotif batik. 

 

Harga produknya pun bervariasi, mulai dari Rp180 ribu untuk sarung bantal hingga Rp425 ribu untuk kain katun berukuran 2 meter.

 

Bangkit di Tengah Pandemi Berkat Digitalisasi

 

Pandemi menjadi tantangan sekaligus pelajaran berharga bagi Erna. Ia menyadari pentingnya pemasaran digital untuk mempertahankan bisnis. 

 

Melalui internet, ia mencari inspirasi desain serta mengikuti tren mode agar produknya tetap relevan. 

 

Baca juga: Pemkot Jakpus Dukung Jakarta Fashion Batik Carnaval di Lapangan Banteng

 

Berkat strategi digitalisasi, omzet Ethnic Gendhis kini mencapai puluhan juta rupiah per bulan.

 

Adopsi Zero Waste untuk Membuat Aksesori Unik

 

Selain itu, Erna juga mengadopsi konsep zero waste dengan memanfaatkan sisa kain untuk membuat aksesori unik. 

 

Ia berkolaborasi dengan UMKM lain dalam produksi kemasan batik, seperti box dan tas, hingga pembuatan perhiasan dari potongan kain yang tersisa.

 

Dukungan BRI Bantu UMKM Tumbuh

 

Sebagai UMKM binaan Rumah BUMN BRI di Yogyakarta, Erna mendapatkan berbagai bentuk dukungan, mulai dari pelatihan keterampilan hingga pemasaran produk. 

 

Baca juga: Batik Karya Penyandang Disabilitas Pukau Sekda Jabar Herman Suryatman

 

Ia mengikuti berbagai program BRI, termasuk BRILianpreneur dan pameran virtual saat pandemi, yang sangat membantu memperluas jangkauan pasarnya.

 

Pada tahun ini, Erna kembali mendapat kesempatan untuk berpartisipasi dalam BRI UMKM Expo(RT) 2025 di ICE BSD, yang berlangsung pada 30 Januari-2 Februari 2025. 

 

Acara ini menjadi ajang penting bagi Ethnic Gendhis untuk semakin dikenal, sekaligus membuka peluang kerja sama dengan pelaku UMKM lainnya.

 

"Pameran ini menjadi kesempatan besar bagi kami untuk memperkenalkan brand Ethnic Gendhis lebih luas,” jelas Erna sebagiaman dikutip situs BRI, Sabtu (15/2). 

 

“Selain itu, saya juga bisa bertemu dan bertukar pengalaman dengan para pelaku UMKM lainnya," ujar Erna.

 

BRI UMKM Expo(RT) 2025 sukses menarik lebih dari 69 ribu pengunjung dan mencatatkan transaksi lebih dari Rp40 miliar, dengan kontrak ekspor mencapai USD 90,6 juta atau sekitar Rp1,5 triliun. 

 

Direktur Utama BRI menegaskan bahwa BRI terus berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan UMKM, termasuk di sektor industri kreatif, guna mendorong pemerataan ekonomi dan kewirausahaan.

 

Dengan dukungan strategis dari BRI dan inovasi yang terus dikembangkan, Ethnic Gendhis kini bukan hanya sekadar bisnis batik.

 

Ethnic Gendhis juga simbol pelestarian budaya yang sukses menembus pasar global serta menginspirasi generasi muda untuk mencintai warisan bangsa. (SG-2)