SEBANYAK 50 ribu liter susu dari peternak sapi di Boyolali, Jawa Tengah (Jateng), terpaksa dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Winong pada Sabtu (9/11) lalu.
Aksi pembuangan susu ini dilakukan oleh para peternak dan pengepul karena susu hasil produksi mereka tidak terserap industri pengolahan.
Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jateng, Ignasius Haryanta Nugraha, mengatakan bahwa pihaknya telah melaporkan kondisi tersebut ke pemerintah pusat.
Baca juga: KPSP Setia Kawan di Pasuruan, Jatim, Raup Miliaran Rupiah dari Usaha Perah Susu Sapi
Haryanta juga menyebutkan bahwa Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) berencana menggelar rapat bersama asosiasi Industri Pengolahan Susu (IPS) dan dinas terkait pada Senin (11/11) untuk mencari solusi atas menurunnya serapan susu lokal.
“Kami akan memastikan penyebab pengurangan kuota dari IPS dan berkoordinasi agar ada solusi konkret bagi peternak,” ujar Haryanta.
Minta Bantuan Pihak BUMN
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali, Lusia Dyah Suciati, juga akan bertemu dengan pihak BUMN bidang pangan serta pengepul susu untuk mengatasi masalah ini.
Baca juga: Kembangkan Peternakan Unggul, Jawa Barat Gelar Kontes Ternak dan Expo Pangan 2024
Pertemuan ini diharapkan dapat menemukan kesepakatan agar kelebihan susu dapat ditampung.
Sriyono, koordinator aksi, mengungkapkan bahwa pembatasan kuota susu lokal oleh industri telah berlangsung dua minggu terakhir, mengakibatkan banyak susu yang tidak terserap dan menumpuk di koperasi.
Sebagian susu dibagikan gratis ke masyarakat, namun sisanya dibuang karena tidak ada solusi penampungan.
Menurut data, produksi susu lokal hanya mencukupi 20% dari kebutuhan nasional, sementara 80% masih impor.
Pemerintah menargetkan Indonesia swasembada susu dalam lima tahun ke depan dengan mengurangi impor dan meningkatkan produksi lokal.
Baca juga: Mentan Amran Ajak Pengusaha Peternakan Jawa Barat Wujudkan Swasembada Daging
“Kami berharap pemerintah lebih memprioritaskan produksi lokal agar kejadian seperti ini tidak terulang,” tambah Sriyono, yang memperkirakan nilai susu yang terbuang mencapai Rp400 juta.
Jika situasi ini tidak segera ditangani, koperasi-koperasi yang menampung susu dari peternak dikhawatirkan tidak akan mampu bertahan, mengancam keberlangsungan usaha peternakan sapi perah di Boyolali, Jateng. (SG-2)