UNTUK mendorong terwujudnya ekonomi hijau komoditas kelapa, Kementerian Perdagangan bersama International Coconut Community (ICC) akan menyelenggarakan Konferensi dan Pameran Internasional COCOTECH ke-51 di Surabaya, Jawa Timur pada 22–25 Juli 2024.
Dengan mengusung tema Pemanfaatan Potensi Kelapa sebagai Pohon Kehidupan dan Energi Hijau, acara tersebut direncanakan akan dibuka Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
“COCOTECH ke-51 akan dihadiri 400 peserta yang terdiri atas delegasi negara anggota dan nonanggota ICC, serta pakar komoditas kelapa dari seluruh dunia,” ujar Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Djatmiko Bris Witjaksono, dalam rilis Kemendag, Kamis (18/7).
Baca juga: 15 IKM Olahan Kelapa dan Tenun Kain Dapat Pendampingan dari Kemenperin
Konferensi COCOTECH ke-51, lanjutnya, akan menyoroti isu-isu global yang berdampak pada industri kelapa dunia. Beberapa isu tersebut di antaranya kebijakan dan dukungan internasional untuk pengembangan sektor kelapa berkelanjutan, kemajuan teknologi, serta solusi energi terbarukan berbasis kelapa untuk mengatasi perubahan iklim global dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Lebih lanjut, Djatmiko menyampaikan, kegiatan yang berlangsung selama empat hari itu melibatkan seluruh pemangku kepentingan kelapa dunia dari berbagai latar belakang, baik akademisi atau peneliti, pemerintah, swasta, dan pemerhati kelapa.
“Konferensi ini diharapkan akan menghasilkan solusi atas permasalahan tersebut serta dapat memperkuat industri kelapa menjadi tangguh dan berkelanjutan,” ujarnya.
Baca juga: 19 Perwakilan dari Negara-Negara Karibia Ikuti Pelatihan SDM Kelapa di Kampus Kemenperin
Djatmiko juga mengungkapkan, COCOTECH merupakan agenda unggulan dua tahunan bagi pembuat keputusan di dalam dan di luar sektor perkelapaan. Fokus utama kegiatan itu untuk menunjang keberlanjutan industri kelapa dan kesejahteraan para petani.
“Sebagai tuan rumah, Indonesia diharapkan dapat menjadi katalisator dalam perubahan positif industri perkelapaan,” imbuhnya.
Selain konferensi, COCOTECH ke-51 menggelar pameran produk berbasis kelapa dari perusahaan dalam dan luar negeri.
Baca juga: Kemenperin Susun Roadmap Lombok Jadi Center of Excellence Hilirisasi Kelapa
Sebanyak 36 stan akan meramaikan pameran yang akan berlangsung pada 22—24 Juli 2024 di Hotel Westin, Surabaya, Jawa Timur. Kegiatan dibuka gratis untuk umum mulai pukul 09.00—18.00 WIB.
“COCOTECH bukan hanya sarana ideal untuk mempromosikan investasi sektor kelapa global, tetapi juga untuk membangun kemitraan strategis. Hal ini merupakan inisiatif konkret ekonomi hijau dalam pengembangan industri kelapa berkelanjutan di seluruh dunia,” pungkas Djatmiko.
Menurutnya, COCOTECH ke-51 akan dirangkai dengan kunjungan delegasi ke perusahaan minyak kelapa dan briket arang di Jawa Timur. Tujuan kunjungan tersebut untuk memperkuat wawasan tentang praktik terbaik dalam pertanian kelapa berkelanjutan.
ICC merupakan organisasi yang beranggotakan 21 negara penghasil kelapa. Negara anggota ICC menjadi penyumbang lebih dari 86% produksi dan ekspor kelapa dunia.
Selain Indonesia, negara anggota ICC terdiri atas Federasi Mikronesia, Fiji, Filipina, Guyana, India, Jamaika, Kenya, Kiribati, Malaysia, Kepulauan Marshall, Pantai Gading, Papua Nugini, Samoa, Kepulauan Solomon, Sri Lanka, Thailand, Timor Leste, Tonga, Vanuatu, serta Vietnam.
Informasi lebih lanjut mengenai pendaftaran peserta konferensi dan pengunjung pameran dapat diakses melalui situs resmi COCOTECH https://cocotech.coconutcommunity.org/.
Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar ke-2 di dunia setelah Filipina dengan jumlah produksi mencapai 2,83 juta metrik ton (MT) pada 2023. Pada tahun tersebut, ekspor kelapa Indonesia ke dunia tercatat sebesar USD1,55 miliar dengan pangsa sebesar 38,3% dari total ekspor dunia.
Tujuan ekspor utama kelapa Indonesia di antaranya Tiongkok, Malaysia, dan Singapura. Produk ekspor utama Indonesia sektor kelapa terdiri atas turunan minyak kelapa, santan kelapa dan kelapa parut. Saat ini, briket arang dan karbon aktif berbahan tempurung kelapa asal Indonesia semakin diminati konsumen global karena kualitasnya. (SG-1)