Ekonomi

Komisi IV DPR RI Dorong Pemanfaatan Pangan Lokal untuk Kurangi Impor Pangan

Potensi pangan lokal yang melimpah dapat menjadi kekuatan utama untuk mewujudkan ketahanan pangan dalam negeri.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
08 November 2024
Ilustrasi beras impor. Selama tahun 2024, Indonesia mengimpor beras sebesar 2,9 ton. (Dok.Bulog)  

ANGGOTA Komisi IV DPR RI, Riyono, mengusulkan agar Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengutamakan bahan pangan lokal sebagai solusi menghadapi permasalahan pangan yang kini melanda Indonesia. 

 

Menurut Riyono, potensi pangan lokal yang melimpah dapat menjadi kekuatan utama untuk mewujudkan ketahanan pangan dalam negeri.

 

Dalam rapat kerja Komisi IV DPR RI dengan Bapanas di Gedung Nusantara, Jakarta, baru-baru ini, Riyono menegaskan pentingnya mengutamakan pangan lokal, yang mencakup 77 jenis karbohidrat, 75 sumber protein, 110 rempah-rempah, 389 buah-buahan, 228 jenis sayuran, 26 kacang-kacangan, dan 40 bahan minuman. 

 

Baca juga: DPR Dorong Bentuk Pansus untuk Selidiki Dugaan Mark-Up Impor Beras

 

Menurutnya, sumber daya tersebut merupakan modal kuat untuk mengurangi ketergantungan pada impor pangan, terutama hingga akhir tahun ini.

 

Riyono juga menyoroti fokus Presiden Prabowo Subianto pada swasembada pangan sejak pelantikannya pada 20 Oktober lalu, yang berulang kali menegaskan pentingnya ketahanan pangan. 

 

Anggota Komisi IV DPR RI, Riyono. (Dok.DPR RI)


 

"Presiden mengulang lebih dari 20 kali soal swasembada pangan, dan menurut saya ini tantangan besar," ujar politikus dari Fraksi PKS tersebut.

 

Namun, Riyono mencatat tantangan serius yang dihadapi Indonesia dalam mencapai swasembada. 

 

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2022, Indonesia tengah menghadapi krisis pangan. 

 

Baca juga: 1.000 Ton Impor Beras dari Vietnam Masuk, Petani Pulau Sumbawa Menjerit

 

Biaya untuk Dapatkan Pangan Indonesia Lebih Tinggi

 

Laporan FAO juga mengungkapkan bahwa biaya untuk memperoleh pangan bergizi di Indonesia lebih tinggi dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya. 

 

Untuk mendapatkan pangan bergizi, masyarakat harus mengeluarkan sekitar USD 4,47 atau Rp69 ribu per hari, lebih tinggi jika dibandingkan dengan Thailand, Filipina, Vietnam, dan Malaysia.

 

Lebih lanjut, ia mengungkapkan keprihatinannya terhadap posisi Indonesia dalam Food Sustainability Index (FSI) yang berada di peringkat 60 dari 67 negara dalam hal keberlanjutan pangan. 

 

Baca juga: Indonesia Proyeksikan Impor Beras 5,17 Juta Ton pada 2024, Rekor Tertinggi dalam Sejarah

 

Indeks kelaparan global Indonesia juga masih berada di angka 19,1, setara dengan Kamerun.

 

Riyono berharap Bapanas dapat merumuskan langkah konkret untuk mencapai swasembada pangan dalam empat tahun ke depan dan mendukung inisiatif koordinasi lebih lanjut dengan kementerian koordinator pangan dan lembaga terkait. 

 

"Kita semua berharap kerja sama ini dapat mempercepat realisasi ketahanan pangan Indonesia," tutupnya. (SG-2)